Jenis – jenis Pembiayaan Analisis aplikasi produk murabahah pada pembiayaan hunian syariah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

27 Proses pembiayaan yang sehat adalah salah satu aspek penting dalam perbankan syariah. karena akan menghasilkan return sebagaimana yang diharapkan, bahkan lebih. Tahapan proses pembiayaan secara umum antara lain dimulai dari permohonan pembiayaan, pengumpulan data dan investigasi. Kemudian melakukan analisa pembiayaan, persetujuan, pengumpulan data tambahan, pengikatan, pencairan dan monitoring.

5. Pembiayaan Bermasalah

Berdasarkan pendapat dari Gatot Supramono, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah adalah: a. Yang berasal dari nasabah, seperti nasabah menyalahgunakan pembiayaan yang diperolehnya dan nasabah beritikad kurang baik. b. Berasal dari bank, seperti kualitas pejabat bank yang tidak profesional, persaingan antar bank yang dapat menyebabkan timbulnya persaingan tidak sehat, dan pengawasan yang lemah. 20 Hampir setiap bank mengalami pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah suatu fasilitas pembiayaan disebabkan oleh pihak perbankan, dalam hal ini pihak analisis pembiayaan kurang teliti dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen dan salah dalam melakukan perhitungan terhadap rasio-rasio yang ada. Dan dari pihak nasabah yakni adanya unsur kesengajaan seperti nasabah yang sengaja tidak mau membayar kewajibannya kepada bank dan unsur tidak sengaja seperti si 20 Supramono, Gatot. Perbankan dan Masalah Kredit: Suatu Tinjauan Yuridis Jakarta: Djambatan,1996, h.132 28 nasabah mampu untuk membayar tapi tidak mampu karena mengalami musibah seperti kebakaran atau kebanjiran.

6. Pengertian Murabahah

Kata al-Murabahah diambil dari bahasa Arab dari kata “ar-ribhu ُﺢْﺑِﺮﻟا yang berarti kelebihan dan tambahan keuntungan.” 21 Murabahah dalam fiqih, menurut Abdullah Saeed, yaitu : “Ada tiga pihak, A, B, dan C dalam penjualan murabahah. A meminta B untuk membeli beberapa barang untuk A. B tidak memiliki barang tersebut tapi berjanji untuk membelikannya dari pihak ketiga, yaitu C. B adalah perantara, dan kontrak murabahah adalah antara A dan B”. 22 Sedangkan pengertian murabahah menurut beberapa praktisi perbankan didefinisikan sebagai berikut : a. Muhammad Syafi’i Antonio menjelaskan bahwa bai’ al murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam jual beli murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. 23 b. Warkum Sumitro membedakan pengertian keduanya, dimana pengertian murabahah adalah persetujuan jual-beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang 21 http:ekonomisyariat.comfikih-ekonomi-syariatmengenal-jual-beli-murabahah.html, diakses tanggal 7 Mei 2011, pukul 15.45 WIB 22 Abdullah Saeed, Menyoal Bank Syariah: Kritik Atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neorevivalis terj., Jakarta: Paramadina, 2004, Cet.2.h.17 23 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum, Cet.2, Jakarta: Tazkia Institut, 2000, h.145