21
c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’;
d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau
UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
6
Jadi, yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan dana atau barang yang difasilitasi oleh Bank kepada nasabah yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pembiayaan produktif dan pembiayaan
konsumtif.
7
2. Prinsip – Prinsip Pembiayaan
Prinsip pembiayaan ini disebut pula konsep 5C. Pada dasarnya konsep 5C ini dapat memberikan informasi mengenai itikad baik
willingness to pay dan kemampuan membayar ability to pay nasabah. Prinsip pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut :
6
UU Perbankan Syariah, diakses 6 Mei 2011, pukul 11.27 WIB dari http:www.bi.go.id
7
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik Jakarta : Gema Insani Press, 2001, Cet.1, h.160
22
a. Character Penilaian karakter nasabah merupakan masalah yang cukup
kompleks karena berkaitan dengan watak dan perilaku seseorang baik secara individual maupun dalam komunitas atau lingkungan usahanya.
Pejabat analis dalam melakukan penilaian karakter debitur perlu memperhatikan terutama sifat-sifat sebagai berikut : kejujuran,
ketulusan, kecerdasan, kesehatan, kebiasaan-kebiasaan, tempra mental, kaku, membanggakan diri secara berlebihan dan sebagainya.
8
Informasi lain yang juga sangat krusial untuk diketahui adalah apakah calon debitur tersebut masuk dalam daftar orang tercela DOT atau
daftar hitam. Untuk memperkuat data ini dapat dilakukan melalui wawancara dan BI checking.
b. Capacity Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk
memahami kemampuan
seseorang untuk
membayar semua
kewajibannya ability to pay tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit. Untuk pembiayaan konsumtif, analisa diarahkan
pada kemampuan sumber penghasilan calon nasabah membiayai seluruh pengeluaran bulanannya.
9
Untuk itu, yang perlu dianalisa adalah perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja, lama bekerja,
dan penghasilan.
8
Sunarto Zulkifli. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah Jakarta: Zikrul Hakim, 2007, h.153
9
Sunarto Zulkifli. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h.153