60
9 SE BI No.1031DPbS Tanggal 7 Oktober 2008 Tentang Produk Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, dengan Lampiran Buku
Kodifikasi Produk Perbankan Syariah. 10 SE BI No.822DPbs Tanggal 18 Oktober 2006 Tentang Penilaian
Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
11 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 23DSN-MUIIII2000 Tentang Potongan Pelunasan Dalam Murabahah.
12 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04DSN-MUIIV2000 Tentang Murabahah.
13 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09DSN-MUIIV2000 Tentang Pembiayaan Ijarah.
14 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 17DSN-MUIIX2000 Tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu Yang Menunda-nunda Pembayaran.
15 Fatwa DSN Nomor: 19DSN-MUIIV2001 tentang Al-Qardh. 16 Fatwa DSN Nomor: 31DSN-MUIVI2002 tentang Pengalihan
Hutang. 17 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 46DSN-MUIII2005 Tentang
Potongan Tagihan Murabahah. 18 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 47DSN-MUIII2005 Tentang
Penyelesaian Piutang Murabahah Bagi Nasabah Tidak Mampu Bayar. 19 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 73DSN-MUIXI2008 tanggal 14
November 2008 tentang Musyarakah Mutanaqisah.
61
20 Anggaran Dasar PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan perubahannya.
21 Buku Kebijakan Umum Pembiayaan KUP PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
22 Buku Prosedur Umum Pelaksanaan Pembiayaan PUPP PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
23 Buku Kebijakan Umum Pembiayaan Bermasalah KUPB PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
24 Buku Prosedur Umum Pelaksanaan Pembiayaan Bermasalah PUPPB PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
25 Lembar Persetujuan DPS Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk No.07LP-DPSBMIVII2010.
6
Landasan syariah untuk PHS Pembelian ini adalah Fatwa DSN No.4 tahun 2000 Tentang Murabahah. Seperti yang dikatakan oleh Kindy
Miftah: “Landasan syariah untuk produk murabahah Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat ini terdiri dari Fatwa Dewan Syariah Nasional No.
04DSN-MUIIV2000 Tentang Murabahah dan juga telah mendapat persetujuan dari DPS Bank Muamalat.”
7
6
Panduan Produk Pembiayaan iB Hunian Syariah Muamalat Pembelian No.02RPDDPMBY2010, h.1-2
7
Wawancara pribadi dengan Kindy Miftah, Officer Asset and Liability, Arthaloka, 3 Mei 2011, pukul 13.45-14.10 WIB
62
B. Analisis Aplikasi Produk Murabahah Pada Pembiayaan Hunian Syariah
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Telah diketahui sebelumnya bahwa produk murabahah pada pembiayaan Hunian Syariah Muamalat adalah fasilitas pembiayaan pemilikan
rumah yang dimiliki oleh Bank Muamalat. Untuk mendapatkan pembiayaan hunian tersebut, nasabah harus melewati proses pembiayaan.
Tahapan proses pembiayaan secara umum antara lain di mulai dari permohonan pembiayaan, pengumpulan data dan investigasi. Kemudian
melakukan analisa pembiayaan, committe persetujuan, pengumpulan data tambahan, pengikatan, pencairan dan monitoring.
8
Langkah-langkah demikian juga dilakukan oleh Bank Muamalat dalam Produk Murabahah Pembiayaan Hunian Syariah. Adapun aplikasi
produk murabahah yang diterapkan pada Pembiayaan Hunian Syariah Pembelian Muamalat meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Produk Murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariah
Muamalat
a. Permohonan Pembiayaan Tahap awal proses pembiayaan adalah permohonan pembiayaan.
Secara formal, permohonan pembiayaan dilakukan secara tertulis, seperti dengan mengisi form aplikasi pembiayaan. Hal yang sama juga
dilakukan oleh Bank Muamalat dalam proses pembiayaan. Nasabah yang akan mengajukan pembiayaan hunian syariah sebelumnya
8
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah Jakarta: Zikrul Hakim, 2007, Ed.Revisi, h.149
63
mengisi formulir aplikasi pengajuan khusus Pembiayaan Hunian Syariah. Setelah diisi kemudian formulir tersebut diserahkan ke
Relationship ManagerAccount Manager AM untuk diproses. b. Pengumpulan Data dan Investigasi
Dalam proses pengumpulan data, data yang diperlukan adalah data yang dapat menggambarkan kemampuan nasabah untuk membayar
pembiayaan dari penghasilan tetapnya. c. Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai dengan kebijakan bank. Proses Analisis Pembiayaan Hunian Syariah
Muamalat mengacu kepada Buku Prosedur Umum Pelaksanaan Pembiayaan Bab 3 yang meliputi:
1 Character Karakter Yaitu dengan melihat karakter nasabah melalui wawancara,
dan karakter nasabah dapat diketahui dengan menganalisa dari hasil pertanyaan apakah dapat dijawab semua dengan mudah dan
yakin. Karen bank harus selektif dalam hal profil nasabah. Diutamakan nasabah yang pegawai tetap, kalaupun nasabah
adalah pegawai kontrak, maka harus ada syaratnya dan harus masuk ke dalam rasio angsuran. Kesalahan pihak bank dalam
menilai karakter calon nasabah dapat berakibat fatal pada kelancaran proses pembiayaan
64
2 Capacity kapasitas Analisa diarahkan pada kemampuan sumber penghasilan calon
nasabah membiayai seluruh pengeluaran bulanannya. Telah dijelaskan oleh Kindy:
“Kapasitas nasabah dalam hal membayar angsuran harus masuk ke dalam rasio angsuran. Kalau di Bank Muamalat namanya cash
ratio, jadi berapa persen angsuran yang diperbolehkan dari pendapatan nasabah. Maksimum cash ratio yang diberikan oleh
Bank Muamalat kepada nasabah antara lain 35 dari pendapatan jika pendapatan kurang dari Rp 5 juta, 40 jika pendapatan diatas
Rp 5 juta sampai dengan Rp 10 juta dan 50 dari pendapatan jika pendapatan diatas Rp 10 juta.”
9
Dengan melihat dari kapasitas atau kemampuan nasabah mengangsur dalam hal cash ratio. Cash ratio adalah
rasio perbandingan antara total pendapatan per bulan setelah dikurangi
dengan biaya bulanan dan kewajiban-kewajiban perbulan lainnya dengan angsuran perbulan. Untuk asumsi cash ratio dan simulasi
angsuran per bulan dapat dilihat di lampiran. 3 Collateral jaminan
Analisa ini diarahkan terhadap jaminanagunan yang diberikan. Jaminanagunan adalah asset nasabah yang dijanjikan kepada bank
jika nasabah tidak dapat mengangsur pembiayaan. Jaminan yang dimaksud harus bisa mengcover risiko pembiayaan nasabah. Objek
pembiayaan wajib untuk dijadikan agunan. Untuk menghindari bank dari pengganti kerugian. Dengan melihat agunannyajaminan
bahwa plafond tidak 100 dari nilai jaminanrumah. Selain itu,
9
Wawancara pribadi dengan Kindy Miftah, BMI Pusat – Arthaloka, 10 Mei 2011, 16.51 – 17.22 WIB