Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
4 manajerial, kompetensi yang spesifik terkait dengan pengelolaan, supervisi, dan pengembangan orang; dan 5 kepemimpinan, kompetensi yang berhubungan dengan
kemampuan orang untuk menggerakan orang lain ke arah visi, misi dan tujuan organisasi.
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepemimpinan merupakan kemampuan individu atau seseorang yang
ditetapkan sebagai pemimpin dalam struktur organisasi untuk melaksanakan tugas secara benar, yang dilandasi pengetahuan, ketrampilan, pengalaman yang didukung
sikap kerja ke arah visi, misi dan tujuan organisasi.
2.2.4. Kompetensi Kepemimpinan dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan
Bencana Pengorganisasian, adalah salah satu fungsi manajemen, menurut Terry 2006:
39, pengorganisasian adalah pekerjaan manajer untuk pembagian pekerjaan dalam tugas operasional, mengelompokkan tugas-tugas operasional dalam posisi
operasional, menggabungkan posisi operasional dan otorisasi yang tepat. Otorisasi menurut KBBI 2001: 805, pemberian kekuasaan yang sah yang diberikan kepada
lembaga dalam masyarakat yang memungkinkan para pejabatnya menjalankan fungsinya; hak melakukan tindakan. Pengorganisasian menurut Sedarmayanti 2007:
140, merupakan pengembangan organisasi untuk memperbaiki efektivitas organisasi agar berfungsi dan menjawab perubahan.
Pengorganisasi, menurut Robbins dan Coulter 1999, adalah mendesain sebuah struktur organisasi, proses menentukan tugas yang harus dikerjakan,
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
pelaksana pekerjaan, pengelompokan tugas, mekanisme pelaporan, tingkatan pengambilan keputusan.
Pengorganisasian menurut Bateman dan Snell 2007: 21, adalah menciptakan organisasi yang dinamis, dengan mengumpulkan dan
mengkoordinasikan manusia, keuangan, hal-hal fisik, hal yang bersifat informasi, dan sumberdaya lainnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas
pengorganisasian, meliputi rekruitmen sumberdaya manusia, menentukan tanggung jawab pekerjaan, mengelompokan pekerjaan, menyusun dan mengalokasi
sumberdaya, menciptakan kondisi untuk bekerjasama untuk mencapai kesuksesan. Pengorganisasian, merupakan proses pembagian tugas-tugas dan tanggung
jawab serta wewenang sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengorganisasian meliputi penciptaan struktur, mekanisme dan prosedur kerja, uraian kerja serta penempatan personil pada posisi yang sesuai dengan kemampuannya.
Organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka susunan, bentuk serta besar kecilnya organisasi harus disesuaikan dengan tujuan
yang telah ditetapkan tersebut Sulipan, 2009. Di dalam pengorganisasian, menurut Sulipan 2009, ada dua asas pokok yaitu
asas koordinasi dan asas hierarki. Asas koordinasi adalah sistem pengaturan dan pemeliharaan tata hubungan agar tercipta tindakan yang sama dalam rangka mencapai
tujuan bersama. Koordinasi ini dapat berjalan dengan benar, maka diperlukan tiga syarat pokok, yaitu 1 adanya wewenang tertinggi, yang berfungsi sebagai pemberi
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
arah; 2 adanya kesediaan bekerja sama antara anggota karena merasa adanya tujuan bersama yang ingin dicapai; dan 3 adanya filsafat serta keyakinan yang sama yang
dihayati oleh semua anggota. Asas hierarki adalah suatu proses pewujudan koordinasi dalam organisasi. Di dalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan tugas, wewenang
dan tanggung jawab. Di dalam hierarki ini diperlukan adanya: kepemimpinan, pendelegasian wewenang dan pembatasan tugas.
Kesiapsiagaan bencana, menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan proses internal untuk mengantisipasi
bencana, melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Dalam fase kesiapsiagaan bencana, tindakan yang paling dominan
adalah pelatihan dan perencanaan kontinjensi, yang diselenggarakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa kompetensi kepemimpinan dalam pengorganisasian kesiapsiagaan bencana, adalah
kemampuan menciptakan danatau mendesain struktur organisasi secara benar proses internal sektoral, yaitu organisasi siaga bencana untuk mengantisipasi krisis
kesehatan secara efektif dan efisien, secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.
2.2.5. Kompetensi Kepemimpinan dalam Penggerakan Ketanggapdaruratan