Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
faktor internal maupun karakteristik organisasi faktor eksternal. Berdasarkan hasil studi kepustakaan, dapat diasumsikan bahwa kompetensi kepemimpinan merupakan
komponen faktor eksternal staf yang diasumsikan mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja staf.
Berdasarkan hasil studi kepustakaan, maka kompetensi kepemimpinan dalam pengorganisasian kesiapsiagaan dan penggerakan ketanggapdaruratan bencana diukur
dari aspek nilai-nilai organisasi, keteladanan, kerjasama tim, standar baku, dan komunikasi. Adapun kinerja staf, diukur dari aspek pelaksanaan proses kerja dan
hasil kerja. Selanjutnya dilakukan analisis untuk memahami hubungan kausalitas antara kompetensi kepemimpinan dalam pengorganisasian kesiapsiagaan dan
penggerakan ketanggapdaruratan bencana terhadap kinerja petugas.
2.4. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori dapat disusun kerangka konsep penelitian Gambar 2.4, sebagai berikut:
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
Gambar 2.4. Kerangka Konsep
KI N ERJA PET U GAS
Y
Pr oses k er j a Hasil Ker j a
KO M PETEN SI KEP EM I M PI N AN
D a la m Pe n g or g a n isa sia n Ke sia p sia g a a n d a n Pe n g g e r a k a n Ke t a n g g a p d a r u r a t a n
Kr isis Ke se h a t a n Be n ca n a
•Nilai-nilai organisasi siaga bencana X1 •Keteladanan siaga bencana X2
•Kerjasama tim siaga bencana X3 •Standar baku siaga bencana X4
•Komunikasi siaga bencana X5
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Sumber : Agung 2007, diolah.
Gambar 2.4. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka konsep penelitian dapat didefinisikan konsep penelitian, sebagai berikut:
a. Krisis kesehatan bencana, suatu keadaan munculnya masalah kesehatan,
berupa 1 aspek pelayanan kesehatan setempat tidak berfungsi, fasilitas kesehatan rusak, tenaga kesehatan menjadi korban; 2 aspek medik, yaitu
kesakitan, cidera, kematian dan 3 aspek kesehatan masyarakat yaitu sanitasi, air bersih, gizi,dll dalam pengungsian yang diakibatkan oleh
bencana gempabumitsunami. b.
Pengorganisasian kesiapsiagaan krisis kesehatan bencana, adalah untuk mengantisipasi krisis kesehatan secara efektif dan efisien melalui tindakan
yang terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dalam pemenuhan
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
kebutuhan pelayanan kesehatan dan pemecahan permasalahan krisis kesehatan.
c. Penggerakan ketanggapdaruratan krisis kesehatan bencana, adalah untuk
memastikan upaya mobilisasi atau pengerahan sumberdaya terpadu secara cepat terhadap lokasi bencana, untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, berupa penyelamatan, evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan terhadap kelompok rentan, dan pengurusan pengungsi.
d. Kompetensi kepemimpinan dalam pengorganisasian kesiapsiagaan dan
penggerakan ketanggapdaruratan bencana, adalah suatu kemampuan individu atau seseorang yang ditetapkan sebagai pemimpin dalam struktur
organisasi siaga bencana untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara benar, yang dilandasi atas pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut, yang diukur melalui pelaksanaan nilai-nilai organisasi, keteladanan, kerjasama
tim, standar baku dan komunikasi. e.
Kinerja petugas, proses optimalisasi pelaksanaan pekerjaan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh; dan hasil kerja yang
berupa tindakan cepat, tepat, terpadu dan mendorong kemandirikan masyarakat.
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan format eksplanasi dan dilaksanakan dengan
survei, sehingga penelitian ini berjenis eksplanasi survei atau survei eksplanatori,
bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel-variabel yang diteliti melalui penggunaan sampel dan pengujian hipotesis Bungin, 2008: 38.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, meliputi 1 Dinas Kesehatan Provinsi Sumut,
2 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, 3 Kesehatan Kodam IBB, 4 Kesehatan Lantamal IBelawan, 5 Kesehatan Kosek Hanudnas III, dan
6 Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumut. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, terhitung Maret 2009 sampai dengan Juni 2009 Tabel 3.1.