Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
d Standar baku siaga bencana X
5
, kemampuan untuk mengetahui, memahami, dan melaksanakan pedoman siaga bencana, dengan
indikator prosedur kerja tetap siaga bencana, pedoman
penanggulangan krisis kesehatan, dan prosedur penanggulangan bencana.
e Komunikasi siaga bencana X
4
, kemampuan untuk menyampaikan pemikiran, gagasan secara lisan dan tertulis dalam siaga bencana,
dengan indikator dialog, sistem koordinasi dan sistem komando. 2
Kinerja Y, adalah optimalisasi proses kerja dan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh petugas dalam
melaksanakan tugas, fungsi, peran, wewenang dan tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya, dengan indikator:
a Proses kerja, pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dan
pemecahan permasalahan krisis kesehatan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.
b Hasil kerja, merupakan produktivitas pengumpulan, penyiapan, dan
pengerahan sumberdaya siaga bencana secara cepat, tepat dan terpadu dan mendorong kemandirian masyarakat.
3.6. Metode Pengukuran
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
Metode pengukuran, menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk kuisioner untuk memperoleh data-data variabel kompetensi kepemimpinan dalam
nilai-nilai organisasi siaga bencana, keteladanan siaga bencana, kerjasama tim siaga bencana, standar baku siaga bencana dan komunikasi siaga bencana, serta kinerja
petugas. Kuisioner disampaikan kepada respondensubyek, adalah orang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya, dan interpretasi subyek tentang pertanyaanpernyataan yang diajukan kepada subyek adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti Hadi S, 2002:
57. Kuisioner didesain berdasarkan skala model Likert, yang berisi sejumlah
pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap. Penskoran atas kuisioner skala model Likert, merujuk pada tiga alternatif jawaban, sebagai berikut: 1 untuk
variabel terikat, dengan kategori: baik sekali bobot nilai 4, baik bobot nilai 3, sedang bobot nilai 2, dan kurang bobot nilai 1; 2 untuk varibel bebas, dengan
kategori: baik sekali bobot nilai 4, baik bobot nilai 3, cukup baik bobot nilai 2, dan kurang baik bobot nilai 1. Untuk lebih jelasnya metode pengukuran variabel
bebas dan variabel terikat, dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Metode Pengukuran Variabel Bebas X dan Varibel Terikat Y
No Varibel
Indi- kator
Kategori Bobot
Nilai Total
Nilai Range
Skala Ukur
1 Nilai-nilai
Organisasi X
1
4 Baik Sekali
Baik Cukup baik
Kurang baik 4
3 2
1 16
12 8
4 13 – 16
9 – 12 5 – 8
1 – 4 Ordinal
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
2 Keteladanan X
2
3 Baik Sekali
Baik Cukup baik
Kurang baik 4
3 2
1 12
9 6
3 10 – 12
7 – 9 4 – 6
1 – 3 Ordinal
3 Kerjasama Tim
X
3
4 Baik Sekali
Baik Cukup baik
Kurang baik 4
3 2
1 16
12 8
4 13 – 16
9 – 12 5 – 8
1 – 4 Ordinal
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
Lanjutan Tabel 3.3
4 Standar Baku X
4
3 Baik Sekali
Baik Cukup baik
Kurang baik 4
3 2
1 12
9 6
3 10 – 12
7 – 9 4 – 6
1 – 3 Ordinal
5 Komunikasi X
5
3 Baik Sekali
Baik Cukup baik
Kurang baik 4
3 2
1 12
9 6
3 10 – 12
7 – 9 4 – 6
1 – 3 Ordinal
6 Kinerja Y
8 Baik Sekali
Baik Cukup baik
Kurang baik 4
3 2
1 32
24 16
8 25 – 32
17 – 24 9 – 16
1 – 8 Ordinal
Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data
penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba di Satuan Koordinasi Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Satkorlak PBP sejumlah 20 responden, agar diperoleh instrumen yang valid dan realibel, melalui uji validitas dan
uji realibilitas, sebagai berikut: 1
Uji validitas, menggunakan rumus statistik Koefisien Korelasi
Product Moment dari Pearson: n
∑XY – ∑X∑Y r
xy
= n
∑X
2
– ∑X
2
n ∑Y
2
– ∑Y
2
Di mana: r
xy
: koefisien korelasi n
: jumlah subyek X
: skor total X Y
: skor total Y
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
∑X
2
: kuadrat jumlah skor total X ∑X
2
: jumlah kuadrat skor total X Y
2
: kuadrat jumlah skor total Y ∑Y
2
: jumlah kuadrat skor total Y 2
Uji realibilitas, dimaksudkan untuk melihat sejauhmana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek
yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek belum berubah. Statistik yang digunakan untuk
menguji reliabilitas, adalah Alpha Cronbach, dengan rumus sebagai berikut:
nS
2
- ∑S
i 2
= n – 1 S
2
Di mana: : koefisien alpha
n : jumlah item dalam skala S
2
: varian total dari skor test S
i 2
: varian dari setiap item skala
3.7. Metode Analisis Data