Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Kerjasama Tim terhadap Kinerja

Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010. positif namun tidak signifikan dalam mencapai optimalisasi kinerja petugas PPK Kesehatan Regional Sumut.

5.4. Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Kerjasama Tim terhadap Kinerja

Petugas Organisasi PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara pada dasarnya merupakan intrasektor kesehatan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional Daerah, sehingga dalam operasionalisasinya dilaksanakan secara terpadu dalam tim. Hakikat dan ciri organisasi sebagai tim, menurut Pranoto dan Suprapti 2009, ada keterikatan dan interaksi yang harmonis dalam bentuk keterpaduan pola pikir, pola emosi dan motivasi serta pola tindak, sehingga dapat memudahkan titik temu berbagai keinginan dan kepentingan ke dalam tujuan bersama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 5, nilai t hitung = -0,175 lebih kecil dari t tabel = 1,673 berarti ada pengaruh kompetensi kepemimpinan kerjasama tim terhadap kinerja petugas, secara tidak signifikan dan negatif, apabila variabel X 1 , X 2 , X 4 , dan X 5 dapat dikendalikan. Pengaruh kerjasama tim terhadap turunnya kinerja terpadu sebesar 2,3 Beta = -0,023, pengaruh kerjasama tim terpadu negatif namun lemah B = -0,004, dan pengaruh kerjasama tim tidak signifikan terhadap kinerja terpadu sig 0,861 alpha 0,05. Hal ini dilatarbelakangi oleh responden dalam mengetahui, memahami dan melaksanakan kerjasama tim dengan sangat baik terutama indikator saling percaya 67,2 dan Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010. saling pengertian 62,3 hanya pada organisasi sektoral. Kerjasama tim secara terpadu lintas program atau intrasektoral kesehatan tidak signifikan sig 0,861 dan menurunkan kinerja 2,3. Ketidaksignifikan keteladanan terhadap kinerja disebabkan sistem pertanggungjawaban kinerja selaku pimpinan bukan kepada Menteri Kesehatan yang menetapkan kebijakan PPK Kesehatan Regional, akan tetapi Kadinkes Provinsi Sumut selaku perangkat daerah mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada Gubernur , Kakesdam IBB selaku perangkat pemerintah pusat kepada KasadPang.TNI melalui Pangdam IBB, dan Kabiddokkes Polda Sumut, selaku perangkat pemerintah pusat kepada Kapolri melalui Kapolda, dan hanya Direktur Utama RSUP H Adam Malik selaku perangkat pemerintah pusat bertanggungjawab kinerjanya kepada Menkes RI UU No.2 Tahun 2002, UU No.34 Tahun 2004; UU No.24 tahun 2007; PP No.41 Tahun 2007; PP No.21 Tahun 2008; Kep.Ka.BKN No.46A Tahun 2003; Permenkes No.679MenkesSKVI2007 ; Permenkes No.267MenkesSKIII2008 ; LAN,2003 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila kompetensi kepemimpinan kerjasama tim dilaksanakan secara lintas program atau intrasektoral kesehatan, maka akan menunjukkan pengaruh yang memperlemah kinerja, kecenderungan bertindak sektoral daripada bertindak intrasektoral terpadu dan kompetensi kepemimpinan kerjasama tim terpadu justru menurunkan kinerja sektoral siaga bencana. Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010.

5.5. Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Standar Baku terhadap Kinerja