Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
koordinasi, mobilisasi, dan penanggulangan perubahan, karena dipengaruhi lingkungan yang dinamis.
2.2.3. Kompetensi Kepemimpinan
Menurut Agung 2007: 23, kepemimpinan selalu berbasis manusia dan proses, tidak selalu dihitung secara kuantitatif dan berujung pada hasil, namun
merupakan cara untuk memanusiakan manusia pekerja, agar menemukan talenta terbaiknya, yang kelak akan melahirkan pemimpin-pemimpin baru. Menurut Agung
2007: 117, kompetensi kepemimpinan mempunyai tiga indikator, yaitu nilai-nilai perusahaan, kerjasama tim dan keteladanan, serta dilandasi dengan kompetensi
teknikal dengan indikator standar baku dan kompetensi personal dengan indikator komunikasi, guna mencapai kompetensi bisnis, mengoptimalkan kinerja.
Manajemen dan kepemimpinan, ibarat dua sisi mata uang, tidak terpisahkan. Kepemimpinan kuat namun manajemen lemah, akan terjadi inefisiensi dalam
mencapai tujuan. Manajemen kuat namun kepemimpinan lemah, akan terjadi loyalitas rendah dan konflik meningkat.
Menurut Chowdury dalam Mustopadidjaja, 2008, manajemen Abad 21 akan tergantung pada 3 faktor, yaitu kepemimpinan, proses dan organisasi. Kepemimpinan
adalah pemimpin yang mempunyai kompetensi, berupa kemampuan mengembangkan peoplistic communication, emotion and belief, multi skill, dan next mentality. Proses
Abad 21 terfokus pada kegiatan inti, meliputi 4 area kritis, yaitu grass root education,
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
fire prevention, direct interaction, dan effective globalization. Organisasi Abad 21,
adalah yang komit terhadap kualitas sumberdaya manusia.
Kepemimpinan menurut Adair 2008: 17, mencakup 3 konsep, yaitu “tugas, tim dan individu”, dalam lingkaran saling terkait, sehingga merupakan satu kesatuan
konsep action centered leadership ACL. Individu, dapat berkontribusi secara baik dan bermanfaat bagi pelaksanaan tugas maupun bekerjasama dalam tim, apabila
kebutuhannya diperhatikan. Tim, dipelihara kebutuhannya, yaitu kebutuhan dalam menyelesaikan tugas, dan kebutuhan mempertahankan kesatuan sosial kohesif atau
kebutuhan pemeliharaan tim. Tugas KBBI, 2001: 1215, adalah yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dikerjakan, atau pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab seseorang. Tantangan kepemimpinan, menurut Kouzer dan Posner 2002: 23, diperlukan
adanya 5 praktek kepemimpinan dan 10 komitmen kepemimpinan. Lima praktek kepemimpinan, meliputi 1 keteladanan, 2 menginspirasi visi bersama, 3 menguji
proses, 4 memungkinkan orang lain bertindak dan 5 menyemangati jiwa. Sepuluh komitmen kepemimpinan, yaitu 1 beri contoh dalam membangun dan meyakinkan
terhadap nilai-nilai bersama; 2 beri contoh dengan menyelaraskan tindakan dengan nilai-nilai bersama; 3 lihat masa depan dengan membayangkan peluang yang
menggairahkan dan luhur; 4 kumpulkan orang ke dalam visi bersama dengan memperhatikan aspirasi bersama; 5 cari peluang melalui pencarian cara-cara
inovatif untuk berubah, tumbuh, dan menjadi lebih baik; 6 lakukan eksperimen dan
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
ambil resiko dengan terus menerus menghasilkan kemenangan-kemenangan kecil dan belajar dari kesalahan; 7 pupuk kolaborasi dengan mempromosikan tujuan bersama
dan membangun kepercayaan; 8 perkuat orang lain dengan membagi kekuasaan dan keleluasaan; 9 akui kontribusi dengan menunjukkan penghargaan bagi pencapaian
individu; dan 10 rayakan nilai-nilai dan kemenangan dengan menciptakan semangat komunitas.
Kompetensi kepemimpinan, menurut Folkman dan Zenger 2003, dapat dikelompokkan ke dalam lima klaster, yaitu: karakter, kemampuan personel,
ketrampilan interpersonal, fokus pada hasil dan memimpin perubahan organisasi. Menurut Keputusan Kepala BKN No. 46A Tahun 2003, kompetensi kepemimpinan
adalah kemampuan untuk menggerakan, memberdayakan, membimbing, mengarahkan, mendidik serta mengambil keputusan yang positif bagi staf dan
pegawainya menuju ke tujuan organisasi. Ada 3 dasar kompetensi yang perlu dibangun, guna keberhasilan organisasi,
menurut Zwell dalam Alwi 2005, yaitu kompetensi kepemimpinan, kompetensi karyawan dan budaya organisasi yang mampu memaksimumkan kompetensi. Ada 5
lima kategori yang harus dimiliki oleh pemimpin dan bawahan, yaitu 1 task achievement, kompetensi yang berkaitan dengan keberhasilan menjalan tugas jabatan;
2 relationship, kompetensi yang berhubungan dengan proses komunikasi, kerjasama dan pemuasan kebutuhan orang; 3 personal attributes, kompetensi intrinsik individu
yang berkaitan dengan cara berfikir, perasaan, pembelajaran dan pengembangan;
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
4 manajerial, kompetensi yang spesifik terkait dengan pengelolaan, supervisi, dan pengembangan orang; dan 5 kepemimpinan, kompetensi yang berhubungan dengan
kemampuan orang untuk menggerakan orang lain ke arah visi, misi dan tujuan organisasi.
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepemimpinan merupakan kemampuan individu atau seseorang yang
ditetapkan sebagai pemimpin dalam struktur organisasi untuk melaksanakan tugas secara benar, yang dilandasi pengetahuan, ketrampilan, pengalaman yang didukung
sikap kerja ke arah visi, misi dan tujuan organisasi.
2.2.4. Kompetensi Kepemimpinan dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan