Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010.

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Pada dasarnya kinerja pada penelitian ini adalah proses kerja dan hasil kerja seseorang petugas dalam suatu organisasi siaga bencana yang secara teknis dan administrasi mempunyai kewenangan yang tergabung dalam wadah, proses dan sistem penanggulangan krisis kesehatan regional di daerah tersebut. Kinerja kesiapsiagaan ini merupakan tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan dilaksanakan secara bersama-sama dengan masyarakat dan lembaga usaha UU No. 24 Tahun 2007. Pembahasan kinerja diuarikan dalam dua hal pokok yang menjadi indikator kinerja petugas, yaitu 1 proses kerja petugas berupa pengorganisasian siaga bencana dalam pemenuhan pelayanan kesehatan dan pemecahan pelayanan kesehatan terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh untuk mewujudkan responsibilitas, akuntabilitas, transparansi dan keadaptasian ; dan 2 hasil kerja petugas berupa pengumpulan, penyipan dan pengerahan atau mobilisasi sumberdaya siaga bencana cepat, tepat, terpadu dan mendorong kemandirian masyarakat untuk mewujudkan produktivitas, efisien, kepuasan dan keadilan pada organisasi PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara UU No.24 Tahun 2007; PP No.41 Tahun 2007; PP No.21 Tahun 2008; Kep.Menkes RI No.1215MenkesSKXI2001; Kep.Menkes Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010. RI No.1357MenkesSKXII 2001; Kep.Menkes RI No.145MenkesSKI2007; Kep.Menkes RI No.679MenkesSKVI2007; Kep.Menkes RI No.267MenkesSK III 2008; Wibowo,2008 ; Mangkunegara,2000 ; Sedarmayanti,2007 ; Robbins,2007 ; dan Rivai,2008. Secara akumulatif kinerja petugas siaga bencana terdiri dari lembaga kesehatan pemerintah Kesdam IBB, Dokkes Polda dan RSUP H. Adam Malik dan perangkat daerah Dinkes Prov. Sumut yang tergabung dalam jejaring organisasi fungsional Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara. Hasil penelitian petugas siaga bencana di 11 lembaga kesehatan pemerintah dan pemerintah daerah yang tergabung dalam PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara, menunjukkan bahwa proses kerja yang dominan adalah terencana 50,8, terpadu 41,0 dan terkoordinasi 26,2. Rata-rata indikator proses kerja yang terencana menunjukkan yang paling dominan mean=3,2787, dan rata-rata indikator proses kerja mendorong kemandirian masyarakat menunjukkan yang terkurang mean=2,3607. Hasil kerja yang paling dominan adalah kecepatan 49,2, ketepatan 32,8 dan keterpaduan 29,5. Hal ini disebabkan oleh latar belakang petugas yang berumur antara 35 tahun – 54 tahun sebesar 77, petugas yang mempunyai pendidikan umum D4S1 dan S2Sp1 ada 65,6, petugas yang mempunyai pendidikan kepemimpinan tingkat III dan II ada 45,9, petugas yang mempunyai masa kerja 21 tahun – 30 tahun ada Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010. 55,9, dan petugas yang mempunyai pengalaman dalam penanganan bencana lebih dari 2 kali ada 37,6. Hasil penelitian ini selaras dengan pengertian kinerja petugas siaga bencana pada Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara menurut beberapa ahli Robbins, 2007; Rivai, 2008; Wibowo, 2008; Sedarmayanti, 2007; PP No. 21 Tahun 2008 adalah proses kerja yang paling dominan adalah proses yang terencana, terpadu, terkoordinasi untuk mencapai responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, dan keadaptasian, serta hasil kerja yang paling dominan adalah kecepatan, ketepatan dan keterpaduan untuk mencapai produktivitas, efisiensi, kepuasan dan keadilan. Kinerja petugas siaga bencana di Provinsi Sumatera Utara merujuk kepada 1 UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 13 dan Pasal 14 penanganan kesehatan merupakan urusan wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah; 2 PP No. 38 Tahun 2007, urusan bidang kesehatan yang menjadi urusan daerah, adalah antara lain pengendalian operasional penanggulangan bencana dan wabah, pendayagunaan tenaga kesehatan, pengelolaan sistem informasi kesehatan, dan 3 dalam pembangunan kesehatan sampai tahun 2009, menurut Keputusan Menkes RI No. 267MenkesSKIII2008, tentang Pedoman Teknis Pengorganisasian Dinas Kesehatan Daerah, salah satunya penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana. Dari hasil pemetaan rawan bencana alam Provinsi Sumatera Utara, kemungkinan berpotensi mengalami bencana Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010. alam. Bencana alam selalu mengakibatkan korban, baik meninggal, cidera, sakit, timbulnya pengungsi yang berdampak kepada kesehatan masyarakat. 5.2. Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Nilai-nilai Organisasi terhadap Kinerja Petugas Optimalisasi kinerja petugas PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara, memerlukan kompetensi kepemimpinan yang mampu merespon secara cepat, mampu menentukan sasaran yang tepat, berpola pikir dan berpola tidak terpadu dan mampu mendorong kemandirian masyarakat, sebagai nilai-nilai organisasi yang harus diperjuangkan oleh setiap petugas dalam mencapai tujuan bersama. Hal ini selaras dengan pendapat beberapa ahli Agung,2007; John dan Kahaner,1999; Kouzer dan Posner,2004; LAN,2003 dapat disimpulkan bahwa nilai organisasi adalah pernyataan misi organisasi merupakan pelita atau peta jalan dalam membimbing untuk mencapai tujuan dan bagaimana harus bertindak dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana gempabumi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada taraf signifikan 5, nilai t hitung = 2,277 lebih besar dari t tabel = 1,673 berarti ada pengaruh kompetensi kepemimpinan nilai-nilai organisasi terhadap kinerja petugas, secara signifikan dan positif, apabila variabel X 2 , X 3 , X 4 , dan X 5 dapat dikendalikan. Pengaruh nilai-nilai organisasi terhadap naiknya kinerja ada 28 Beta=0,280, pengaruh nilai-nilai organisasi positif sedang B =0,583, dan pengaruh nilai-nilai organisasi signifikan terhadap kinerja terpadu sig 0,027 alpha 0,05. Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010. Hal ini ditunjukkan oleh responden dalam mengetahui, memahami, dan melaksanakan nilai-nilai organisasi siaga bencana dengan sangat baik, terutama indikator nilai-nilai cepat 57,4, nilai-nilai tepat 54,1 dan nilai-nilai terpadu 34,4 pada organisasi sektoral. Ini disebabkan adanya sistem pegawai negeri yang cenderung sektoral dalam mengukur kinerja LAN,2003. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi kepemimpinan nilai-nilai organisasi terhadap optimalisasi kinerja petugas PPK Kesehatan Regional Sumut.

5.3. Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Keteladanan terhadap Kinerja