Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
6.2.2.3 Pengaruh kompetensi kepemimpinan kerjasama tim terhadap kinerja petugas
Berdasarkan hasil uji statistik inferensial, diperoleh nilai koefisien regresi beta untuk variabel kompetensi kepemimpinan nilai-nilai organisasi
X
3
sebesar -0,023 berarti besarnya pengaruh kompetensi kepemimpinan nilai- nilai organisasi terhadap naik turunnya kinerja petugas sebesar -2,3. Hasil
pengujian juga menunjukkan bahwa kemungkinan kesalahan untuk menolak H
dan menerima H
a
adalah sebesar 86,1 sig = 0,861. Pada taraf signifikan 5, nilai t
hitung
= -0,175 lebih kecil dari t
tabel
= 1,673 berarti ada pengaruh kompetensi kepemimpinan kerjasama terhadap kinerja petugas, secara tidak
signifikan dan negatif, apabila variabel X
1
, X
2
, X
4
, dan X
5
dapat dikendalikan.
Hasil uji statistik deskripsi menunjukkan kinerja petugas pada proses kerja organisasi yang paling dominan adalah terencana 50,8, terpadu 41,0
dan terkoordinasi 26,2, sedangkan hasil kerja organisasi yang paling dominan adalah kecepatan 49,2, ketepatan 32,8 dan keterpaduan
29,5. Uji statistik ini juga menunjukkan bahwa responden responden yang mempunyai pendidikan Magister Strata 2 Dokter Spesialis 1 37,7,
pendidikan pelatihan kepemimpinan tingkat IIIII atau setingkat 45,9, pengalaman dalam penanganan bencana dua kali dan atau lebih 37,6, dan
masa kerja di atas 11-30 tahun 91,9.
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
4.6.2.4.Pengaruh kompetensi kepemimpinan standar baku terhadap kinerja
petugas
Berdasarkan hasil uji statistik inferensial, diperoleh nilai koefisien regresi beta untuk variabel kompetensi kepemimpinan standar baku
X
4
sebesar 0,294 berarti besarnya pengaruh kompetensi kepemimpinan standar baku
terhadap naik turunnya kinerja petugas sebesar 29,4. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa kemungkinan kesalahan untuk menolak H
dan menerima H
a
adalah sebesar 1,3 sig = 0,013. Pada taraf signifikan 5, nilai t
hitung
= 2,560 lebih besar dari t
tabel
= 1,673 berarti ada pengaruh kompetensi kepemimpinan nilai-nilai organisasi terhadap kinerja petugas,
secara signifikan dan positif, apabila variabel X
1
, X
2
, X
3
, dan X
5
dapat dikendalikan.
Hasil uji statistik deskripsi menunjukkan bahwa kinerja petugas pada proses kerja organisasi yang paling dominan adalah terencana 50,8,
terpadu 41,0 dan terkoordinasi 26,2, sedangkan hasil kerja organisasi yang paling dominan adalah kecepatan 49,2, ketepatan 32,8 dan
keterpaduan 29,5. Uji statistik ini juga menunjukkan bahwa responden responden yang mempunyai pendidikan Magister Strata 2 Dokter Spesialis 1
37,7, pendidikan pelatihan kepemimpinan tingkat IIIII atau setingkat 45,9, pengalaman dalam penanganan bencana dua kali dan atau lebih
37,6, dan masa kerja di atas 11-30 tahun 91,9.
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
6.2.2.5.Pengaruh kompetensi kepemimpinan komunikasi terhadap kinerja petugas
Berdasarkan hasil uji statistik inferensial, diperoleh nilai koefisien regresi beta untuk variabel kompetensi kepemimpinan komunikasi X
5
sebesar 0,314 berarti besarnya pengaruh kompetensi kepemimpinan komunikasi terhadap kinerja petugas sebesar 31,4. Hasil pengujian juga
menunjukkan bahwa kemungkinan kesalahan untuk menolak H dan
menerima H
a
adalah sebesar 1,1 sig = 0,011. Pada taraf signifikan 5, nilai t
hitung
= 2,637 lebih besar dari t
tabel
= 1,673 berarti ada pengaruh kompetensi kepemimpinan nilai-nilai organisasi terhadap kinerja petugas,
secara signifikan dan positif, apabila variabel X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
dapat dikendalikan.
Hasil uji statistik deskripsi menunjukkan bahwa kinerja petugas pada proses kerja organisasi yang paling dominan adalah terencana 50,8,
terpadu 41,0 dan terkoordinasi 26,2, sedangkan hasil kerja organisasi yang paling dominan adalah kecepatan 49,2, ketepatan 32,8 dan
keterpaduan 29,5. Uji statistik ini juga menunjukkan bahwa responden responden yang mempunyai pendidikan Magister Strata 2 Dokter Spesialis 1
37,7, pendidikan pelatihan kepemimpinan tingkat IIIII atau setingkat 45,9, pengalaman dalam penanganan bencana dua kali dan atau lebih
37,6, dan masa kerja di atas 11-30 tahun 91,9.
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Pada dasarnya kinerja pada penelitian ini adalah proses kerja dan hasil kerja seseorang petugas dalam suatu organisasi siaga bencana yang secara teknis dan
administrasi mempunyai kewenangan yang tergabung dalam wadah, proses dan sistem penanggulangan krisis kesehatan regional di daerah tersebut. Kinerja
kesiapsiagaan ini merupakan tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan dilaksanakan secara bersama-sama dengan masyarakat dan lembaga usaha UU No.
24 Tahun 2007. Pembahasan kinerja diuarikan dalam dua hal pokok yang menjadi indikator
kinerja petugas, yaitu 1 proses kerja petugas berupa pengorganisasian siaga bencana dalam pemenuhan pelayanan kesehatan dan pemecahan pelayanan kesehatan
terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh untuk mewujudkan responsibilitas, akuntabilitas, transparansi dan keadaptasian ; dan 2 hasil kerja
petugas berupa pengumpulan, penyipan dan pengerahan atau mobilisasi sumberdaya siaga bencana cepat, tepat, terpadu dan mendorong kemandirian masyarakat untuk
mewujudkan produktivitas, efisien, kepuasan dan keadilan pada organisasi PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara UU No.24 Tahun 2007; PP No.41 Tahun 2007;
PP No.21 Tahun 2008; Kep.Menkes RI No.1215MenkesSKXI2001; Kep.Menkes