Uji F Metode Analisis Data

Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010. b. Jika t hitung t tabel  H diterima tidak ada hubungan yang signifikan Untuk mengetahui t tabel digunakan ketentuan n-2 pada tingkat signifikan sebesar 5 tingkat kesalahan 5 atau 0,05 atau taraf keyakinan 95 atau 0,95. Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari 5, berarti variabel tersebut tidak signifikan.

3.7.3. Uji F

Uji F, digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat. Rumusnya, sebagai berikut: R 2 K F = 1 – R 2 n – k – 1 Di mana: R 2 : koefisien determinasi K : jumlah variabel bebas N : jumlah sampel. Nilai F hitung F tabel , berarti H ditolak, H a diterima. Untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, digunakan koefisien determinasi R 2 . Koefisien ini menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel terikat, yang dijelaskan oleh model regresi. Nilai R 2 berada pada interval 0 ≤ R 2 ≤ 1. Secara logika, makin baik estimasi model dalam menggambarkan data, makin dekat dengan nilai R ke nilai 1 satu. Nilai R 2 dapat diperoleh dengan rumus: R 2 = r 2 x 100, Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010. Di mana: R 2 : koefisien determinasi r : koefisien korelasi Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara, 2010.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Pengorganisasian Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Penanggulangan krisis kesehatan akibat wabah dan bencana diawali tahun 1991, dengan pembentukan kelompok kerja, berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI Nomor 360MenkesSKVI1991, tanggal 2461991. Tahun 1995, dibentuk unit fungsional Pusat Penanggulangan Krisis Akibat Bencana, berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI Nomor 594MenkesVI1995, tanggal 761995. Tiga tahun kemudian, tahun 1998 berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI Nomor 942MenkesIX1998, tanggal 291998, dibentuk Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Crisis Center di Lingkungan Departemen Kesehatan. Tahun 2000, berdasar Surat Keputusan Menkes RI Nomor 726MenkesSKIV2000, tanggal 2442000, dibentuk unit struktural Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan PPMK. Tahun 2001, berdasarkan keputusan bersama Menkes dan Mensos, dibentuk Direktorat Jenderal Penanggulangan Masalah Sosial dan Kesehatan. Peristiwa gempabumi dan tsunami di Aceh dan Sumatera Utara tahun 2004 dan gempabumi Nias tahun 2005, 1 telah menimbulkan krisis kesehatan, oleh karenanya petugas kesehatan dituntut siap siaga setiap saat, dan 2 merupakan pembelajaran untuk mendekatkan dan mempercepat dukungan bantuan kesehatan