Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
dengan jumlah anggota populasi relatif tidak besar, maka seluruh anggota populasi ditetapkan sebagai sampel penelitian. Dengan demikian sampel penelitian sejumlah
61 orang.
Tabel 3.2. Responden Unsur Pimpinan Manajemen Siaga Bencana PPK Kesehatan Regional Sumut
No Lembaga Instansi Kesehatan
TNI, Polri, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Provinsi
Pimpinan Struktural
Manajemen Atas
Pimpinan Struktural
Manajemen Menengah
Pimpinan Struktural
Manajemen Bawah
Jumlah Responden
1 Dinas Kesehatan Provinsi Sumut
HEIOU 1
4 6
11 orang 2
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Siaga Bencana
2 2
7 11 orang
3 Kesehatan Kodam IBB
- Siaga Bencana
Denkeslap -
Rumkit Putri Hijau 2
1 2
1 9
3 13 orang
5 orang 4
Kesehatan Lantamal I Belawan 1
2 -
3 orang 5
Rumah Sakit Dr. Komang Makes
1 3
- 4 orang
6 Kesehatan Kosek Hanudnas III
1 -
- 1 orang
7 Rumah Sakit Dr. Abdul Malik
1 3
- 4 orang
8 Kesehatan Polda Sumut
- DVI
- Rumkit Bhay. Medan
- Rumkit Bhay T. Tinggi
- 1
1 4
2 1
- -
- 4 orang
3 orang 2 orang
J u m l a h 12
24 25
61 orang
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian survei ini, ditujukan untuk memperoleh informasi dari:
1 Data primer, dihimpun melalui kuisioner semi terstruktur. Hasil dari jawaban
kuisioner di dalami dengan wawancara kepada beberapa pimpinan organisasi siaga bencana pada PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara, dan melalui
focus group discussion FGD untuk mendalami indikator yang paling
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
dominan. Metode FGD dilaksanakan, sekitar 10 responden yang mewakili unit siaga bencana yang berada dalam struktur organisasi PPK Kesehatan
Regional Sumut. 2
Data sekunder, dihimpun melalui pencatatan berbagai dokumen yang terkait dengan topik penelitian yang berasal dari lokasi penelitian.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini, dibedakan dalam variabel bebas X dan variabel terikat Y, yaitu:
1 Variabel terikat Y, keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas, dan
dalam penelitian ini variabel terikat, adalah kinerja petugas.
2 Variabel bebas X, keberadaannya mempengaruhi variabel terikat, dalam
penelitian ini, variabel bebas adalah kompetensi kepemimpinan dalam pengorganisasian kesiapsiagaan dan penggerakan ketanggapdaruratan krisis
kesehatan bencana, terdiri dari:
a. kompetensi kepemimpinan nilai-nilai organisasi siaga bencana X
1
,
b. kompetensi kepemimpinan keteladanan siaga bencana X
2
,
c. kompetensi kepemimpinan kerjasama tim siaga bencana X
3
,
d. kompetensi kepemimpinan standar baku siaga bencana X
4
,
e. kompetensi kepemimpinan komunikasi siaga bencana X
5
.
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
3.5.2.
Definisi Operasional
1 Kompetensi kepemimpinan dalam pengorganisasian kesiapsiagaan dan
penggerakan ketanggapdaruratan krisis kesehatan bencana X, adalah kemampuan individu atau seseorang yang ditetapkan sebagai pemimpin
dalam struktur organisasi siaga bencana untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara benar, yang dilandasi atas pengetahuan, ketrampilan, dan
pengalaman yang didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut, yang diukur melalui pelaksanaan, dengan variabel:
a Nilai-nilai organisasi siaga bencana X
1
, kemampuan untuk menciptakan nilai-nilai kesiapsiagaan yang diperjuangkan oleh
petugas dalam merespon krisis kesehatan bencana, dengan indikator cepat, tepat, terpadu dan mendorong kemandirian masyarakat.
b Keteladanan siaga bencana X
2
, kemampuan untuk menjadi contoh model dalam memberikan contoh kesiapsiagaan bencana dengan
indikator membangun nilai-nilai organisasi, meyakinkan terhadap nilai-nilai organisasi, dan menyelaraskan tindakan dengan nilai-nilai
organisasi. c
Kerjasama tim siaga bencana X
3
, kemampuan kerjasama dalam pengorganisasian antisipasi bencana dengan indikator saling
pengertian, saling mempercayai, kolaborasi dan jejaring.
Eddie Raharja : Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Dalam Pengorganisasian Kesiapsiagaan Dan Penggerakan Ketanggapdaruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara, 2010.
d Standar baku siaga bencana X
5
, kemampuan untuk mengetahui, memahami, dan melaksanakan pedoman siaga bencana, dengan
indikator prosedur kerja tetap siaga bencana, pedoman
penanggulangan krisis kesehatan, dan prosedur penanggulangan bencana.
e Komunikasi siaga bencana X
4
, kemampuan untuk menyampaikan pemikiran, gagasan secara lisan dan tertulis dalam siaga bencana,
dengan indikator dialog, sistem koordinasi dan sistem komando. 2
Kinerja Y, adalah optimalisasi proses kerja dan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh petugas dalam
melaksanakan tugas, fungsi, peran, wewenang dan tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya, dengan indikator:
a Proses kerja, pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dan
pemecahan permasalahan krisis kesehatan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.
b Hasil kerja, merupakan produktivitas pengumpulan, penyiapan, dan
pengerahan sumberdaya siaga bencana secara cepat, tepat dan terpadu dan mendorong kemandirian masyarakat.
3.6. Metode Pengukuran