Fungsi Media Massa Konseptualisasi Media Massa

terulang lagi dan kesadaran berbuat baik serta menaati peraturan makin tinggi. Maka, berita sebagai alat kontrol s osial bisa disebut “berita buruk”. 41 c. Fungsi Menyediakan Informasi Fungsi utama bagi media massa di belahan dunia manapun ialah menyediakan informasi. Informasi yang disampaikan berkaitan dengan kepentingan orang banyak dan memiliki manfaat untuk orang banyak. Untuk mempermudah kinerjanya ini dalam menyediakan informasi kepada khalayak media massa membutuhkan sebuah kebebasan. Menayadari hal tersebut, khalayak meminjamkan kebebasannya kepada pers. Kebebasan inilah yang dikenal sebagai kebebasan pers. Sekalipun namanya kebebasan pers, namun kebebasan ini berasal dari khalayak. Disebut kebebasan pers karena untuk memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi. Pers disini harus memahami, bahwa kebebasan yang ia miliki adalah dari khalayak, maka dari itu dalam menyampaikan informasi harus sesuai dengan norma yang berlaku dikhalayak. Meski begitu kebebasan pers tidak mutlak. Terdapat berbagai batasan yang membatasi kebebasan pers. Batasan itu meliputi KUHP, UU No. 40 Tahun 1999, Kode Etik Jurnalistik, hingga Code of Conduct atau Code of Practice yang dimiliki pers. Semua batasan ini bukan ditujukan untuk menghalangi pers menyediakan informasi, melainkan untuk menjaga agar pers tidak terjerumus kepada tindakan sewenang-wenang dalam melaksanakan tugasnya. Lebih dari itu, batasan ini juga 41 ibid, h. 23 dimaksudkan untuk melindungi khalayak dari kerugian yang mungkin saja mereka alami. 42 d. Fungsi Menghibur Banyak yang bisa ditampilkan oleh media massa untuk menghibur khalayak. Namun di sini, sesuatu yang menghibur itu bukan dalam bentuk berita. Maka banyak pekerja media yang berpaling kepada fiksi untuk dapat menghibur khalayak. Selain itu, media massa juga menyediakan iklan untuk menghibur khalayaknya agar dapat keluar sejenak dari rutinitas kehidupan yang begitu sulit. Yang perlu di garis bawahi, ialah bagaimana iklan dapat menciptakan kebutuhan semu kepada khalayak. Jangan sampai kita mudah terpesona oleh kecanggihan sebuah iklan. Begitu canggihnya sehingga khalayak menjadi terpesona dan menerima begitu saja informasi yang disebarkan. K ebutuhan semu, menurut Herbert Marcuse, adalah “segala kebutuhan yang ditanamkan ke dalam masing-masing individu demi kepentingan sosial tertentu dalam represinya. Dalam konteks iklan, yang menanamkan kebutuhan semu adalah kaum kapitalis melalui media massa. Secara praktis, kaum kapitalis bersama-sama dengan media massa memanipulasi kebutuhan semu menjadi kebutuhan yang perlu atau malah harus dipenuhi oleh khalayak. Kaum kapitalis dan media massa menciptakan suasana yang membuat khalayak tidak lagi sadar apakah yang ditawarkan iklan memang benar-benar dibutuhkan atau tidak. 43 42 Ibid, h. 25 43 Ibid, h. 28 43

BAB III PROFIL MEDIA

A. Harian Republika

1. Sejarah Perusahaan

Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat Islam, khususnya para wartawan profesional muda yang dipimpin oleh ex wartawan Tempo, Zaim Uchrowi yang telah menempuh berbagai langkah. 1 Harian umum Republika diterbitkan atas kehendak mewujudkan media massa yang mampu mendorong bangsa menjadi kritis dan berkualitas. Yakni bangsa yang mampu sederajat dengan bangsa maju lain di dunia, memegang nilai-nilai spiritualitas sebagai perwujudan Pancasila sebagai filsafat bangsa, serta memiliki arah gerak seperti digariskan UUD 1945. 2 Kehendak melahirkan masyarakat demikian searah dengan tujuan, cita-cita dan program Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ICMI yang dibentuk pada 5 Desember 1990. Salah satu dari program ICMI yang disebarkan ke seluruh Indonesia, antara lain, mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program peningkatan 5K, yaitu: Kualitas Iman, Kualitas Hidup, Kualitas Kerja, Kualitas Karya, dan Kualitas Pikir. 3 1 Mengutip dari Skripsi Fauziah Mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, “Analisis Wacana Pemberitaan Kekerasan Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Harian Umum Republika Edisis 22 November-25 November 2010, h. 55 2 Dokementasi Harian Umum Republika, Buncit Raya: PT. HU Republika tanggal 19 Oktober 2012 3 Ibid Untuk mewujudkan tujuan, cita-cita, dan program ICMI di atas, beberapa tokoh pemerintah dan masyarakat yang berdedikasi dan komitmen pada pembangunan bangsa dan masyarakat Indonesia, yang beragama Islam, menyusun Yayasan Abdi Bangsa pada 17 Agustus 1992. Yayasan ini kemudian menyusun tiga program utamanya: 4 1. Pengembangan Islamic Center 2. Pengembangan CIDES Center for Information and Development Studies 3. Penerbitan Harian Umum Republika. Pendiri Yayasan Abdi Bangsa 48 orang, terdiri dari beberapa menteri, pejabat tinggi Negara, cendekiawan, tokoh masyarakat, serta pengusaha. Mereka antara lain, Ir. Drs. Ginanjar Kartasasmita, Haji Harmoko, Ibnu Sutowo, Muhammad Hasan, Ibu Tien Soeharto, Probosutedjo, Ir. Aburizal Bakrie, dan lain-lainnya. Sedangkan Haji Muhammad Soeharto, Presiden RI, berperan sebagai pelindung Yayasan. Sementara Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie, yang juga menjabat Ketua Umum ICMI, dipercaya sebagai Keua Badan Pembina Yayasan Abdi Bangsa. 5 Untuk mewujudkan programnya menerbitkan sebuah Koran harian, pada 28 November 1992 Yayasan Abdi Bangsa mendirikan PT Abdi Bangsa. Melalui proses, Yayasan kemudian memperroleh SIUPP Surat Izin Usaha Penerbitan Pers dari Departemen Penerangan Republik Indonesia., sebagai modal awal penerbitan Harian 4 Ibid 5 Ibid Umum Republika. SIUPP itu bernomor 283SKMENPENSIUPPA.71992 tertanggal 19 Desember 1992. 6 Nama Republika sendiri berasal dari ide Presiden Soeharto yang disampaikannya saat beberapa pengurus ICMI Pusat menghadap padanya untuk menyampaikan rencana peluncuran harian umum tersebut. Sebelumnya, Koran ini akan diberi nama, antara lain, “Republik.” 7 Harian Umum Republika mulai terbit perdana pada tanggal 4 Januari 1993. Pada masa izin untuk menerbitkan harian umum atau Koran terbilang sangat sulit, hasil dari ICMI se-Indonesia yang dapat menembus ketatnya pemerintahan untuk izin penerbitan. Harian Umum Republika menjadi suatu berkah dengan dapat keterwakilannya aspirasi umat Islam di dalam wacana nasional sehingga menumbuhkan pulralisme informasi kepada masyarakat dan merupakan perusahaan media pertama yang menjadi perusahaan publik. 8 Harian Umum Republika juga menjadi “media pertama” yang melakukan Cetak jarak Jauh CJJ pada tanggal 17 Mei 1997, di Solo. Bidang teknologi Republika terbukti menjadi media pertama di Indonesia yang mengembangkan media Online www.republika.co.id yakni pada 17 Agustus 1995. Beberapa hari menjelang kemunculan Microsoft sendiri meluncurkan Internet Explorer IE. 9 6 Ibid 7 Ibid 8 Mengutip dari Skripsi Fauziah Mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, “Analisis Wacana Pemberitaan Kekerasan Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Harian Umum Republika Edisis 22 November-25 November 2010, h. 55 9 Ibid, h. 55