Jenis – jenis Berita Konseptualisasi Berita

e. Continuing News Continuing news adalah subklasifikasi dari kategori hard news. Dalam kategori ini berita yang disampaikan merupakan sebuah peristiwa yang bisa direncakan.

5. Sumber Primer dan Sumber Sekunder dalam Pemberitaan

34 Di dalam penulisan berita, wartawan tidak hanya menuliskan apa-apa saja yang terjadi di lapangan. Untuk memperdalam atau memperjelas sebuah berita, wartawan harus mencari pendapat seorang yang terlibat lansung kedalam kejadian maupun seorang pengamat yang memahami berita tersebut. Misalnya, dalam menuliskan berita tentang korupsi M. Nazaruddin, wartawan tidak hanya harus menjadikan M. Nazaruddin sebagai sumber pemberitaan, malainkan wartawan bisa juga menjadikan pengacara, pengamat hukum, pengamat politik sebagai sumber untuk dimintai pendapatnya untuk memperdalam penulisan berita sang wartawan. Lalu apa itu yang disebut dengan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah saksi mata suatu persitiwa, atau tokoh pelaku utamanya. Dalam penjelasan di atas kita dapat mengetahui siapa saja yang termasuk ke dalam sumber primer di dalam kasus yang melibatkan M. Nazaruddin. Sedangkan sumber sekunder adalah orang yang memiliki beberapa pengetahuan namun tidak terlibat secara pribadi. Pengacara, isteri Nazaruddin, ketua KPK Komisi Pemberantasan Korupsi, ialah sebagian dari sumber sekunder yang perlu dimintai keterangannya oleh wartawan untuk dijadikan ke dalam berita. 34 Tom E. Rolnicki, dkk., ”Pengantar Dasar Jurnalistik”, h. 19 Kualitas sumber primer dan sekunder juga berpengaruh. Kredibilitas dan tingkat keterlibatan saksi mata perlu diperhatikan. Apakah mereka adalah orang yang paling ahli? Apakah mereka benar-benar aktif dalam suatu kejadian yang akan diberitakan atau mereka hanya melihat saja kejadian itu? Apakah usia atau beberapa ciri fisik bisa mempengaruhi kesaksian mereka? Ada banyak cara untuk mengkategorisasikan dan mengurutkan kredibilitas potensial dari sumber primer, dan wartawan harus memilih sumber terbaik berdasarkan penilaiannya. Ide, opini, dan property intelektual lainnya dapat menjadi sumber yang bagus jika dikutip dari karya orisinal. 35

D. Konseptualisasi Media Massa

Kita sangat membutuhkan sebuah media komunikator untuk mendapatkan informasi. Informasi ini dapar membantu kita sebagai manusia dalam lingkungan sosialnya memiliki peranan yang penting dalam bertukar informasi. Media komunikator disini ialah media massa yang mampu melayani kebutuhan manusia untuk memiliki informasi. Media terlebih dalam posisinya sebagai suatu institusi informasi, dapat pula dipandang sebagai faktor yang paling menentukan dalam proses-proses perubahan sosial-budaya dan politik. 36 Bahkan dalam beberapa pendapat tokoh komunikasi, media massa dianggap sebagai pilar keempat dalam demokrasi setelah eksekutif, yudikatif, dan legislatif. 35 Ibid, h. 20 36 Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 h. 85 Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Informasi massa adalah informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. 37 Tetapi terkadang pada saat ini media massa dalam menyampaikan pemberitaan tidak lagi menyadari bahwa frekuensi yang digunakan oleh media massa adalah milik publik. Mereka mengabaikan hal ini dengan hanya menyampaikan informasi yang memihak kepentingan salah satu tokoh atau golongan tertentu saja. Alex Sobur mendefinisikan media massa sebagai, “suatu alat untuk menyampaikan barita, penilaian, atau gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik antara lain, karena media juga dapat berkembang menjadi kelompk penekan atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang ia representasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris.” 38 Dari penjelasan di atas, kita dapat pahami bahwasanya media massa bukan saja menyampaikan informasi yang murni dari lapangan sesuai dengan fakta yang terjadi, namun media massa juga mampu membentuk opini publik sesuai dengan kepentingannya. Media massa di sini dijelaskan bukan sebagai institusi yang memberikan fakta apa adanya. 37 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Massa, h. 72 38 Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, h. 85