Republika Tanggal 7 Juni 2011 Analisis Framing Pemberitaan Kasus M Nazaruddin di Harian

belum ada di meja pimpinan,” kata Haryono di kantornya, Senin 66. Treatment recommendation. Atas semua identifikasi tersebut, Harian Republika menekankan kepada KPK agar lebih cepat bergerak dalam melakukan proses hukum yang sedang terjadi kepada Nazaruddin. Penuntasan kasus ini sangat penting demi mengklarifikasi berbagai tuduhan yang menuju pada dirinya dan Partai Demokrat. Menurut Nazaruddin, segala macam tuduhan padanya hanyalah tuduhan imajinasi tanpa bukti. “Semakin cepat dituntaskan maka berbagai isu akan cepat berakhir. Tudingan itu bisa menjadi jelas dengan pembuktian lewat jalur hukum ,” ujar Nazaruddin. Nazaruddin menegaskan, siap dimintai keterangan oleh KPK bila diperlukan. “Saya siap diperiksa,” kata Nazaruddin menegaskan. Tabel 4.3: Framing Edisi 7 Juni 2011 “Demokrat Gagal Bawa Pulang Nazaruddin” Problem indentification Tim pencari fakta bentukan Partai Demokrat tidak berhak membawa pulang Nazaruddin “Tim sudah bekerja dan berhasil berkomunikasi dan bertemu langsung dengan yang bersangkutan di Singapura” Causal interpretation Kepulangan Nazaruddin masih terhalang status hukum dan kesehatannya “Dari hasil komunikasi dengan Nazaruddin, Demokrat menyimpulkan tiga hal. Pertama, Nazaruddin sedang sakit dan berobat di Singapura. Kedua, sudah selesai berobat, Nazaruddin akan kemabli ke tanah air. Ketiga, Nazaruddin siap memberikan klarifikasi mengenai informasi yang kini tengah didiskusikan publik .” Moral evaluation Keberadaan Nazaruddin di Singapura bukan sebagai bentuk pelarian dari hukum Wakil Ketua KPK, Haryono Umar, mengatakan hingga saat ini pihaknya belum membuat surat panggilan untuk Nazaruddin. Menurut Haryono, KPK belum membutuhkan keterangan Nazaruddin terkait kasus suap dalam proyek pembangunan wisma Atlet SEA Games 2011, Palembang Treatment recommendation KPK agar bertindak lebih cepat dalam memproses kasus Nazaruddin “Semakin cepat dituntaskan maka berbagai isu akan cepat berakhir. Tudingan itu bisa menjadi jelas dengan pembuktian lewat jalur hukum

4. Republika Tanggal 9 Juni 2011

Judul : KPK Resmi Panggil Nazaruddin Problem identification. Harian Umum Republika mengidentifikasi berita ini sebagai pemanggilan Nazaruddin ke KPK. Pemanggilan dalam hal ini masih sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan di Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PPMTK pada tahun 2007. Pemanggilan Nazaruddin pada kasus yang berbeda ini, seperti yang sering dibincangkan oleh publik tentang kasus Wisma Atlet yang Nazaruddin juga sering disebut-sebut terlibat, dikemas Republika secara biasa-biasa saja. Ini terlihat dari apa yang dituangkan dalam berita ini, Republika tidak sama sekali menuliskan tekanan-tekanan yang menyudutkan KPK karena tidak sanggup membuka kasus besar yang melibatkan Manta Bandahara Umum Partai Demokrat tersebut. Wakil ketua KPK, Chandra M Hamzah, menyatakan pihaknya telah mengirimkan surat surat pemanggilan terhadap mantan bendahara umum Partai Demokrat M Nazaruddin. KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Nazaruddin pada Jum’at 106. “Surat pemanggilan sudah ke semua, termasuk ke Komisi VII,” ujar Chandra saat menghadiri rapat Tim Pengawas Kasus Bank Century, di gedung DPR, Rabu 86. Causal interpretation. Dalam berita yang diterbitkan Republika ini, dugaan keterlibatan Nazaruddinlah yang dijadikan sebagai penyebab masalah dalam berita ini. Dalam banyak teksnya Republika memuat pendapat para petinggi KPK yang menyatakan keterlibatan Nazaruddin. Seperti apa yang diungkapkan Wakil Ketua KPK, Chandra M Hamzah, menyatakan pihaknya telah mengirimkan surat panggilan terhadap mantan bendahara umum Partai Demokrat, M Nazaruddin. KPK menjadwalkan pemerikasaan terhadap Nazaruddin pada jumt 106. Atau dalam berita tersebut juga dituliskan pendapat lainnya yang disampaikan oleh Chandra dalam berita tersebut: “Chandra menyatakan, Jumat 106, KPK memeriksa Nazaruddin sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi di Kementrian Pendidikan Nasional Kemendiknas. Padahal selama ini, ramai diberitakan Nazaruddin akan dipanggil KPK terkait kasus dugaan suap dalam proyek Wisma Atlet SEA Games 2011, Palembang.” Atau pendapat yang diungkapkan oleh Juru Bicara KPK, Johan Budi, yang dikonfirmasi soal kasus ini menerangkan: “Nazaruddin akan diperiksa dalam kasus dugaan korupsi program Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan di Direktora Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PPMTK pada 2007.” Selain kedua pendapat itu, dalam berita ini juga masih memuat pendapat Wakil Ketua KPK, M Jasin. Dalam berita ini dituliskan pendaoat M Jasin seperti berikut: “Pemanggilan terhadap Nazaruddin bisa saja untuk kedua kasus yang membelitnya pada saat ini, yakni dugaan keterlibatannya dalam kasus suap proyek Wisma Atlet dan kasus di Kemendiknas. Pemanggilan terhadap Nazaruddin, lanjut Jasin, baru diputuskan pada Selasa 76 sore. “Yang jelas, dipanggil sebagai saksi. Tentang apanya, nanti saja pada waktu diluncurkan suratnya taua pada saat dia memenuhi panggilan,” kata Jasin.” Dari keseluruhan teks wawancara yang dilakukan oleh Harian Republika, ini sangat menunjukkan bahwa dalam berita ini, dugaan keterlibatan Nazaruddin di berbagai kasus korupsilah yang dianggap sebagai penyebab masalah. Moral evaluation. Penilaian atas dugaan keterlibatan Nazaruddin pada kasus korupsi berasal dari beberapa pendapat petinggi KPK yang menyatakan pemanggilan pada dirinya pada Jumat 106. Penilaian moral yang dikenakan pada KPK adalah agar dalam tahap pemanggilan ini KPK memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada Nazaruddin untuk menyembuhkan penyakitnya. Namun, kata Ruhut KPK harus membiarkan Nazaruddin berobat di Singapura sampai sembuh. Ruhut mengakui, dua hari lalu menghubungi Nazaruddin,. Dari hasil percakapannya, yang bersangkutan masih sakit. Treatment recommendation. Atas semua isi teks berita tersebut, Harian Republikan merekomendasikan dalam pemberitaan ini agar Partai Demokrat menjemput Nazaruddin ke Singapura. Hal ini untuk membuktikan bahwa partai pemenang pemilu tersebut mendukung kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi. Untuk membuktikan partainya mendukung kinerja KPK, Ruhut menyatakan, akan ada tim dari partainya yang menjemput Nazaruddin ke Singapura. Soal kapan dan siapa yang berangkat menjemput Nazaruddin, kata Ruhut, masih dibicarakan d i internal partai. “Pasti ada tim yang akan berangkat lagi ke Singapura.”