Segmentasi Pembaca Harian Republika

Inilah awal mula pelarian Nazaruddin di luar negeri. Pada 10 Juni 2011 Partai Demokrat membentuk tim yang terdiri atas Sutan Bhatoegana, Jafar Hafsah dan Jhonny Allen Marbun. Tim berhasil menemui Nazaruddin di Singapura, namun gagal membawa pulang Nazaruddin ke tanah air. Keberadaan Nazaruddin di Singapura karena sedang berobat dan dalam keadaan sakit berdasarkan keterangan pers yang dilakukan Partai Demokrat. Selama pelariannya di luar negeri, Nazaruddin selalu membeberkan keterlibatan beberapa kader Partai Demokrat kepada para wartawan melalui blackberry messanger. Sampai pada akhirnya tanggal 14 Agustus 2011 Nazarudin berhasil dibawa pulang dari persembunyiannya di Cartagena, Kolombia. Bagi Harian Republika korupsi sudah mendarah daging di negeri ini. Disetiap instansi pemerintahan di negeri ini sudah ada dugaan kasus korupsinya. Maka dari itu Republika ingin bergerak bersama masyarakat untuk melawan tindak pidana korupsi. Dalam kasus korupsi ini Republika mengedepankan dirinya sebagai musuh bersama terhadap korupsi. Seperti apa yng diungkapkan oleh Wakil Redaktur Pelaksana Harian Umum Republika, Syahrudin El-Fikri: Karena kita melihat korupsi ini sudah mendarah daging di negeri ini di setiap instansi di setiap tempat sudah ada tindak korupsi, maka mau tidak mau maka kita ingin bersama semua elemen masyarakat untuk menyatakan sebagai musuh bersama bagi korupsi apapun bentuknya. 1 1 Wawancara pribadi dengan Wakil Redaktur Pelaksana Harian Umum Republika Syahrudin El-Fikri, Jakarta, 19 Oktober 2012 Bagi Harian Republika korupsi merupakan salah satu kejahatan luar biasa yang dapat mengakibatkan kepada Negara dan masyarakat. Masa depan anak bangsa pun akan terganggu dengan semakin merebaknya kasus korupsi. Republika berharap agar setiap Undang-undang yang mengatur tentang kasus korupsi dapat berlaku bagi siapapun yang melakukannya. Republika juga mendorong agar lembaga pemerintahan seperti eksekutif, yudikatif, dan legislatif mendorong bersama-sama agar korupsi itu segera diberantas. 2 Kasus dugaan korupsi yang melibatkan Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, dipandang Republika sebagai bagian dari efek mahalnya demokrasi langsung yang ada di negeri ini. Siapapun calon yang berhasil lolos dalam pemilihan umum maka dia akan segera memikirkan bagaimana cara mengembalikkan modalnya selama kampanye kembali utuh. Kasus ini sudah seperti gunung es di negeri ini. Hal ini dipandang Republika karena memang ada sistem yang membuat mereka melakukan tindakan yang tidak jujur. 3 Republika dalam mengembangkan kasus Nazaruddin ini yang hampir selalu ada “nyanyian-nyanyian” dari Nazaruddin yang mengatakan bahwa dalam kasusnya ini tidak hanya dia yang terlibat, masih ada sejumlah kader Partai Demokrat yang ikut terlibat dalam kasus ini. Republika dalam menanggapi hal tersebut mau tidak mau mencari sumber yang valid dalam membuat berita. Bagi Republika jika ada informasi yang berkembang dalam kasus ini, maka Republika harus mengkrosceknya kepada oknum-oknum yang bersangkutan. 4 2 Wawancara pribadi dengan Wakil Redaktur Pelaksana Harian Umum Republika Syahrudin El-Fikri, Jakarta, 19 Oktober 2012 3 Wawancara pribadi dengan Wakil Redaktur Pelaksana Harian Umum Republika Syahrudin El-Fikri, Jakarta, 19 Oktober 2012 4 Wawancara pribadi dengan Wakil Redaktur Pelaksana Harian Umum Republika Syahrudin El-Fikri, Jakarta, 19 Oktober 2012