Struktur Redaksi Harian Republika

Novia, Edi Setyoko, Eko Widiyatno, Herdy Nasrul, Eri Purnama Putra, Esthi Maharani, Fernan Rahadi, Fitria Handayani, Riska Yolandha, Ichsan Emrald Alamsyah, Indah Wulandari, Irfan Fitrat Pribadi, Lilis Sri Handayani, Lingga Permesti, Mansyur Faqih, Meiliyani Fauziah, Muhammad Akbar, Muhammad Akbar Wijaya, Muhammad Fakhruddin, Mutia Ramadhani, M Hafil, Neni Ridarineni, Nur Aini, Rosita Budi Suryaningsih, Rusdy Nurdiansyah, Satya Festiani, Sefti Oktarianisa, Setyanavidita Livikacansera, Susie Evidia Yuvidianti, Youbal Ganesha Rasyid, Yulianingsih, Tahta Aidillah, Aditya Pradana Putra, Agung Suprianto, Wihdan Hidayat, Nian Poloan Medan, Mastril Aries Palembang, Ahmad Baraas Bali. 30

5. Segmentasi Pembaca

Harian Umum Republika juga memilik target pembaca antara lain adalah beragama Islam dan agama lain, memiliki golongan professional, manajer, ekskutif, pelajar, dan pengusaha, dengan mengambil pasar berskala nasional. Pembaca Harian Umum Republika untuk golongan muda pria umur 20-29 tahun kisaran 31 dan untuk umur 30-39 tahun sekitar 39. Kemudian untuk golongan muda wanita umur 20-39 tahun sekitar 21 dan untuk umur 30-39 tahun 22. 31 30 Republika, 19 November 2012, h. 4 31 Mengutip dari Skripsi Fauziah Mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta , “Analisis Wacana Pemberitaan Kekerasan Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Harian Umum Republika Edisis 22 November-25 November 2010, h. 62 54

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Konteks Kasus

Kasus korupsi Nazaruddin ini sangat mengejutkan banyak pihak. Dan untuk menyelesaikan kasus ini pun sesungguhnya membutuhkan waktu yang sangat lama. Pernah muncul dipermukaan bahwa untuk menyelesaikan kasus yang melibatkan mantan bendahara umum Partai Demokrat ini membutuhkan waktu seratus tahun. Awal mula kasus ini adalah dari tertangkapnya Sesmenpora Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muaharram, bos PT Duta Graha Indah M El Idris, dan seorang perantara Mindo Rosalina. Ketiganya ditangkap atas dugaan penyuapan terkait proyek Wisma Atlet SEA Games 2011. Pengacara Rosalina, Kamarudin Simanjuntak menyatakan kliennya sebagai bawahan Nazarudin. Pernyataan ini terus bergulir di media massa dan menimbulkan dugaan keterlibatan beberapa elit partai tersebut. Tentu saja Nazaruddin menolak pernyataan dari pengacara Rosalina tersebut. Nazaruddin membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya dan Partai Demokrat. Pemberitaan tersebut bergulir di media massa tentang kerterkaitannya Nazarudin dengan kasus penyuapan tersebut memaksa Dewan Kehormatan Partai Demokrat memecat Nazaruddin dari jabatan Bendahara Umum. Pada tanggal 24 Mei 2011 KPK Komisi Pemberantasan Korupsi menerbitkan surat larangan bepergian ke luar negeri terhadap Nazaruddin. Namun, Nazaruddin telah terbang ke Singapura dengan alasan berobat, bersamaan waktunya dengan pengumuman pemecatan dirinya dari Demokrat. Inilah awal mula pelarian Nazaruddin di luar negeri. Pada 10 Juni 2011 Partai Demokrat membentuk tim yang terdiri atas Sutan Bhatoegana, Jafar Hafsah dan Jhonny Allen Marbun. Tim berhasil menemui Nazaruddin di Singapura, namun gagal membawa pulang Nazaruddin ke tanah air. Keberadaan Nazaruddin di Singapura karena sedang berobat dan dalam keadaan sakit berdasarkan keterangan pers yang dilakukan Partai Demokrat. Selama pelariannya di luar negeri, Nazaruddin selalu membeberkan keterlibatan beberapa kader Partai Demokrat kepada para wartawan melalui blackberry messanger. Sampai pada akhirnya tanggal 14 Agustus 2011 Nazarudin berhasil dibawa pulang dari persembunyiannya di Cartagena, Kolombia. Bagi Harian Republika korupsi sudah mendarah daging di negeri ini. Disetiap instansi pemerintahan di negeri ini sudah ada dugaan kasus korupsinya. Maka dari itu Republika ingin bergerak bersama masyarakat untuk melawan tindak pidana korupsi. Dalam kasus korupsi ini Republika mengedepankan dirinya sebagai musuh bersama terhadap korupsi. Seperti apa yng diungkapkan oleh Wakil Redaktur Pelaksana Harian Umum Republika, Syahrudin El-Fikri: Karena kita melihat korupsi ini sudah mendarah daging di negeri ini di setiap instansi di setiap tempat sudah ada tindak korupsi, maka mau tidak mau maka kita ingin bersama semua elemen masyarakat untuk menyatakan sebagai musuh bersama bagi korupsi apapun bentuknya. 1 1 Wawancara pribadi dengan Wakil Redaktur Pelaksana Harian Umum Republika Syahrudin El-Fikri, Jakarta, 19 Oktober 2012