Jenis Bahan Ajar Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar

1 Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran. 2 Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau mengukur penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya. 3 Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa. 4 Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar ketika belajar secara mandiri. Karakteristik yang terdapat pada bahan ajar terpenuhi dengan baik maka bahan ajar tersebut cukup mampu menjadi bahan ajar yang dimanfaatkan oleh siswa dan guru dalam pembelajaran.

e. Unsur-unsur Bahan Ajar

Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum merupakan tujuan bahan ajar, oleh sebab itu bahan ajar tersebut harus memiliki unsur-unsur tertentu, yang mampu membuat bahan ajar tersebut menjadi bermanfaat. Berikut unsur-unsur bahan ajar 8 : 1 Petunjuk Belajar Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun siswa. 2 Kompetensi yang akan dicapai Maksud komponen kedua ini adalah kompetensi yang akan dicapai oleh siswa. 3 Informasi pendukung Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga siswa akan semakin mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh. 8 Andi Prastowo, Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif, Jogjakarta: DIVA Press, 2011, h. 28. 4 Latihan-latihan Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada siswa untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari bahan ajar. 5 Petunjuk kerja atau lembar kerja Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa kertas yang berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan siswa berkaitan dengan praktik dan lain sebagainnya. 6 Evaluasi Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagian dari proses penilaian. Karakter dan unsur-unsur ajar telah terpenuhi maka dalam bahan ajar perlu adanya tujuan yang lebih spesifikasi seperti bahan ajar yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa berbasis pendekatan konstruktivis. Agar siswa terbiasa menyelesaikan masalah dengan sistematis dan menggunakan kreatifitas mereka masing-masing.

2. Pendekatan Konstruktivisme

Siswa merupakan individu yang aktif yang dapat membangun pengetahuan sendiri dengan potensi yang ada dalam dirinya, melalui pengalaman yang diperolehnya sebelumnya. 9 Hal ini menegaskan bahwa siswa mampu melaksanakan pembelajaran tanpa bantuan guru dengan menggunakan tuntunan dari bahan ajar. Bahan ajar yang dibutuhkan siswa merupakan bahan ajar yang mampu membelajarkan diri siswa diluar pembelajaran yang dilakukan dengan guru di dalam kelas. Siswa dituntut untuk melakukan pembelajaran tanpa bimbingan guru atau dengan sedikit petunjuk guru, karena pada dasarnya pembelajaran yang baik adalah saat siswa dapat melakukan pembelajaran sendiri. 9 Deti Rostika, “Pembelajaran Volume Bangun Ruang Melalui Pendekatan Konstruktivisme Untuk Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, No. 9, 2008. h. 2. Siswa pada dasarnya mencari alat untuk membantu memahami pengalamannya, pengetahuan dibentuk pada diri manusia berdasarkan pengalaman nyata yang dialaminya dan hasil interaksinya dengan lingkungan sosial disekelilingnya. Novak dan Gowin 1985 menyatakan bahwa “salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi belajar anak adalah apa yang telah diketahui dan dialaminya ”. 10 Hal yang telah diketahui dan dialami siswa dalam pembelajaran merupakan pengalaman belajar. Pengalaman belajar dapat digunakan sebagai langkah awal dalam menemukan pengetahuan baru dengan menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan materi yang telah diketahui. Saat membangun pengalamannya siswa berarti telah mengkonstruksi hasil pemikirannya sendiri. konstruktivis berarti bersifat mambangun. Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. 11 “Construktivism konstruktivisme merupakan landasan berpikir filosofi pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong ”. 12 Pendekatan konstruktivis berarti pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan. Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing bukan sumber belajar atau sumber informasi dan fasilitator. Akan tetapi yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri adalah alat-alat pembelajaran yang 10 Nizarwati, Yusuf Hartono, Nyimas Aisyah, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme untuk Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri Siswa Kelas X SMA”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3 No. 2, 2009, h. 58. 11 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta : Kencana. 2009, h.143. 12 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007, h.108.

Dokumen yang terkait

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 25 307

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 3 307

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 8 307

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP NEGERI 1 SIMANINDO.

0 1 45

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MATERI PELUANG DI KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANGTORU.

0 4 36

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 3 37

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPATIAL SENSE DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMA MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER.

0 0 49

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMU MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 1 40

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN

0 0 17

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA

0 1 12