Persamaan Garis Singgung Lingkaran
konvensional yang membosankan dan belum memacu kemampuan pemecahan masalah pada siswa, padahal peserta didik dituntut untuk
memiliki kemampuan tersebut dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Pembelajaran diadakan bertujuan untuk mencapai semua tujuan
dan sasaran pembelajaran yang diinginkan berdasarkan kepada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan. Untuk mampu
mencapai tujuan pembelajaran yang telah disusun, pendidik atau semua pendidik dituntut memiliki kemampuan dalam mengembangkan bebagai
bahan ajar. Agar siswa tidak hanya terpaku pada bahan ajar yang sudah ada tetapi juga bahan ajar yang memiliki karakteristik mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah berbasis pendekatan konstruktivis. Bahan ajar tersebut didesain sesuai dengan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan konstruktivis yaitu, memancing siswa untuk membentuk atau mengkonsep suatu materi pembelajaran sendiri
khususnya pada materi persamaan lingkaran yang kita ketahui materi tersebut abstrak dan sulit dimengerti siswa. Selain itu siswa juga harus
membiasakan diri untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang dimilikinya.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian yang sangat penting bagi pembelajaran matematika, karena dalam proses pembelajaran
maupun dalam menyelesaikan masalah siswa dimungkinkan untuk memikirkan masalah yang dihadapinya dalam menyelesaikan soal
kemudian memikirkan kembali hal tersebut untuk menemukan solusi yang jauh lebih baik. Namun, yang terjadi di lapangan menunujukan bahwa
pemecahan masalah dalam proses pembelajaran matematika belum dijadikan kegiatan utama oleh pendidik, sehingga mengakibatkan
rendahnya kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Peneliti menyimpulkan dari semua permasalahan yang telah
disebutkan di atas, bahwa bahan ajar belum mampu mengembangkan potensi pemecahan masalah pada siswa yang seharusnya mereka dituntut
untuk mampu memecahkan masalah pada tiap-tiap standar kompetensi.
Materi yang paling memprihatinkan Persamaa Lingkaran karena pada tingkat SMA siswa harus mempola materi yang sudah mulai abstrak dan
sulit dimengerti apalagi dibarengi dengan tuntutan standar kompetensi yang mengharuskan mereka untuk mampu memecahkan masalah. Untuk
itu peneliti ingin mengembangkan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme yang merujuk pada kemampuan pemecahan masalah yang
dikhususkan pada materi Persamaan Lingkaran untuk SMA IPA.