Pelaksanaan tindakan Deskripsi Tindakan Siklus I

Soal latihan tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang mengarahkan siswa pada kemampuan pemecahan masalah matematik. Hal ini dimaksudkan agar siswa terbiasa mengerjakan soal pemecahan masalah. Pada akhir pembelajaran peneliti mengajak siswa menyimpulkan materi pada pertemuan kali ini dengan menuliskannya dalam bahan ajar dan beberapa perwakilan siswa menyebutkan kesimpulan tersebut. Setelah kesimpulan, peneliti menyampaikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya agar siswa dapat membaca terlebih dahulu materi tersebut dirumah serta soal latihan yang terdapat dalam buku paket dikerjakan di rumah sebagai tugas rumah. Peneliti mengakhiri pertemuan kali ini dengan kembali mengabsen dan mengucapkan salam. 2 Pertemuan ke-2 Selasa, 29 Oktober 2013 Pada pertemuan ke-2 ini siswa telah menyiapkan bahan ajar unit 2 yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya. Ketua kelas menyiapkan untuk berdoa bersama sebelum pembelajaran, setelah itu memberikan salam kepada peneliti. Peneliti menjawab salam dan bertanya keadaan siswa “Apa kabar hari ini?” siswa menjawab dengan serentak “Baik, Bu”. Kemudian peneliti mengabsen siswa dan pada pertemuan hari ini seluruh siswa hadir. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini serta indikator yang akan dicapai agar pembelajaran fokus pada indikator tersebut. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa membaca petunjuk yang terdapat dalam bahan ajar sebelum materi dimulai. Kemudian peneliti mengarahkan siswa untuk mngaktifkan kembali pengalaman pembelajaran yang telah didapat sebelumnya mengenai jarak dua titik pada bidang cartesius dan menuliskan kembali rumus persamaan lingkaran yang berpusat pada titik a,b. Siswa menuliskan dengan antusias, bahkan ada salah satu siswa yang tanpa diminta menuliskan keduanya di papan tulis diiringi tepuk tangan siswa lainnya. Antusias siswa yang cukup tinggi terhadap pembelajaran pertemuan kali ini, peneliti mengambil inisiatif meminta siswa berlomba untuk merumuskan bentuk persamaan lingkaran di depan kelas. Perwakilan siswa menuliskan dan menjelaskan bentuk umum persamaan lingkaran sekaligus dengan titik pusat lingkaran dan jari-jari lingkarannya. Sebagai hadiah penyemangat, peneliti meminta siswa lain untuk tepuk tangan karena temannya berhasil merumuskan bentuk umum persamaan lingkaran. Kemudian untuk memahami bentuk umum persamaan lingkaran, siswa mengerjakan contoh soal 2.1. Salah satu siswa bertanya “Bu, yang nomor satu nya itu sebagai jarak dari titik pusat sama titik satunya lagi ya Bu? ” peneliti menjawab “iya, itu kan sudah ada petunjuknya” siswa kembali bertanya “caranya gimana Bu? Aku lupa ” peneliti memberikan sedikit petunjuk. Dialog ini seperti terlihat pada gambar dibawah. Gambar 4.3 Aktivitas Menjawab Pertanyaan Siswa Peneliti memastikan siswa dapat memahami mengenai bentuk umum persamaan lingkaran. Kemudian peneliti mengarahkan siswa untuk membaca halaman berikutnya pada bahan ajar dan meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang secara bebas. Pembuatan kelompok ini dimaksudkan agar siswa lebih antusias dalam mengisi bahan ajar tersebut dan membuat pembelajaran semakin menarik. Pada bahan ajar terdapat perintah-perintah yang harus didiskusikan dengan teman sekelompoknya mengenai kedudukan titik dan garis terhadap lingkaran. Siswa harus menjawab pertanyaan yang tertera pada bahan ajar sekaligus merumuskan kedudukan titik terhadap lingkaran dan kedudukan garis terhadap lingkaran dalam waktu 20 menit. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami pembelajaran lebih nyaman dan mudah untuk dimengerti serta dapat mendiskusikan materi yang sulit dengan teman sebayanya. Diskusi tersebut terlihat seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 4.4 Aktivitas Diskusi Siswa Peneliti meminta siswa menghentikan diskusi saat waktu telah habis dan menunjuk acak beberapa siswa untuk menjelaskan ke depan mengenai kedudukan titik terhadap lingkaran dan kedudukan garis terhadap lingkaran. Presentasi ini mengarahkan agar siswa berani mengemukakan pendapat dan siswa mampu bertanggug jawab atas kemampuan teman sekelompoknya. Kemudian setelah presentasi selesai peneliti memastikan siswa memahami materi yang telah didiskusikan dengan bertanya “ada yang ingin ditanyakan? Sudah bisa dipahami? ” beberapa siswa menjawab “paham, Bu”. Peneliti meminta siswa memahami rumus kedudukan titik terhadap lingkaran dan kedudukan garis terhadap lingkaran dengan menyelesaikan contoh soal 2.2 yang terdapat dalam bahan ajar. Contoh soal 2.2 telah dilengkapi dengan petunjuk yang mempermudah siswa memahami lebih dalam mengenai materi tersebut. Siswa harus mempraktekan apa yang telah mereka rumuskan dan pahami dengan mengerjakan latihan soal yang tersedia dalam bahan ajar. Latihan soal tersebut tidak hanya untuk kemampuan memahami konsep akan tetapi juga terdapat soal yang memberikan kesempatan siswa untuk berlatih mengerjakan soal yang mengarahkan siswa pada kemampuan pemecahan masalah. Tujuan utamanya agar saat tes siklus I siswa telah terbiasa memecahkan masalah pada soal yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Peneliti menerima setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa mengenai maksud setiap soal dan menjelaskan petunjuk pengerjaan soal. Pada tiga menit terakhir peneliti meminta siswa meneruskan mengerjakan latihan soal di rumah. Peneliti juga mengajak siswa untuk menyimpulkan bersama-sama pembelajaran pada pertemuan kali ini dan menuliskannya pada bahan ajar. Peneliti memberitahukan materi selanjutnya yang akan dibahas agar siswa membaca terlebih dahulu di rumah. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah dan salam. 3 Pertemuan ke-3 Jum’at, 1 November 2013 Pada pertemuan ketiga siswa telah menyiapkan bahan ajar unit yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya. Ketua kelas menyiapkan untuk berdoa bersama sebelum pembelajaran. Kemudian peneliti mengabsen siswa dan pada pertemuan hari ini seluruh siswa hadir. Sebelum membahas materi, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa membaca petunjuk yang terdapat dalam bahan ajar dan peneliti menuliskan pembahasan kali ini yaitu mengenai “Persamaan Garis Singgung Lingkaran”. Kompetensi dasar yang akan dicapai pada pertemuan ketiga menentukan dan memecahkan masalah persamaan garis singgung pada lingkaran dalam berbagai situasi, dan indikatornya adalah menentukan dan memecahkan permasalahan mengenai persamaan garis singgung yang melalui suatu titik pada lingkaran. Kemudian peneliti menganalogikan lingkaran dan garis singgung dengan kehidupan sehari-hari yaitu rantai sepeda, agar siswa lebih mudah memahami mengenai garis singgung dan siswa mengetahui kegunaan garis singgung dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu peneliti mengarahkan siswa untuk mngaktifkan kembali pengalaman pembelajaran yang telah didapat pada kelas VIII mengenai garis singgung lingkaran. Pada pengaktifan kemampuan ini siswa menjelaskan beberapa garis yang terdapat pada gambar 3.1. Melalui gambar tersebut siswa dapat membandingkan ketiga garis tersebut dan dapat menyimpulkan pengertian garis singgung sendiri. Berikut hasil pengaktifan pengalaman pelajaran yang telah dilakukan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan materi terdapat pada gambar di bawah ini. Jawaban lengkap Jawaban kurang lengkap Gambar 4.5 Contoh Jawaban Siswa pada Persamaan Garis Singgung Lingkaran Persamaan garis singgung di titik pada lingkaran , memerlukan gradien garis singgung untuk mendapatkan rumusnya, maka pada bahan ajar unit 3 siswa harus mengingat kembali gradien garis lurus agar dapat merumuskan persamaan garis singgung tersebut. Satu persatu langkah dalam merumuskan persamaan tersebut dikerjakan oleh peserta didik dengan seksama dan teliti. Salah seorang siswa bertanya “Bu, kalau udah dapet gradiennya kita substitusi kepersamaan yang mana ? ” peneliti menjawab “setelah gradien diketahui yaitu , maka substitusikan kepersamaan garis kita langsung ganti -nya, paham ?” siswa tersebut menjawab “oh, oke Bu, paham, saya boleh coba tulis dipapan tulis gak Bu, biar pede ? ” peneliti “boleh, silahkan”. Setelah jawaban yang ditulis salah satu siswa dirasa benar maka peneliti melanjutkan pada pemahaman konsep tersebut. Pemahaman konsep dilakukan dengan cara mengerjakan contoh soal 3.1 yang terdapat pada bahan ajar. Melihat antusias siswa yang kurang maka peneliti berinisiatif memanggil salah satu siswa untuk mengerjakan contoh soal di depan kelas, agar siswa lain juga dapat lebih antusias lagi. Sebagai hadiah penyemangat, peneliti meminta siswa lain untuk tepuk tangan karena temannya berhasil merumuskan bentuk umum persamaan lingkaran. Berikut adalah gambar presentasi pemahaman konsep tentang persamaan garis singgung di titik pada lingkaran . Gambar 4.6 Aktivitas Presentasi Siswa Kemudian setelah presentasi selesai peneliti memastikan siswa memahami materi yang telah didiskusikan dengan bertanya “ada yang ingin ditanyakan? Sudah bisa dipahami? ” beberapa siswa menjawab “paham, Bu”. Peneliti memastikan kepada siswa untuk memahami mengenai persamaan garis singgung di titik pada lingkaran dengan mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas mandiri yang memiliki tingkat kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan lingkaran. Peneliti menerima setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa mengenai maksud setiap soal dan menjelaskan petunjuk pengerjaan soal. Pada tiga menit terakhir peneliti meminta siswa meneruskan mengerjakan latihan soal di rumah. Peneliti juga mengajak siswa untuk menyimpulkan bersama-sama pembelajaran pada pertemuan kali ini dan menuliskannya pada bahan ajar. Peneliti terlebih dahulu memberitahukan materi selanjutnya yang akan dibahas agar siswa membaca terlebih dahulu di rumah sebelum pembelajaran berakhir. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah dan salam. 4 Pertemuan ke-4 Jum’at, 8 November 2013 Pertemuan ke-4 siswa sudah mulai terbiasa menyiapkan bahan ajar yang akan dipergunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran kali ini dimulai dengan membaca basmalah dan salam oleh peneliti. Setelah itu peneliti mengabsen kehadiran siswa dan pada pertemuan kali ini terdapat satu orang yang berhalangan hadir dikarenakan sakit. Peneliti memulai pembelajaran dengan melanjutkan indikator pada pertemuan selanjutnya yaitu mengenai Menentukan dan memecahkan permasalahan mengenai persamaan garis singgung yang melalui suatu titik pada lingkaran, dengan materi pertama persamaan garis singgung melalui titik pada lingkaran dan materi kedua yaitu persamaan garis singgung melalui titik pada lingkaran . Melalui pembahasan pertemuan sebelumnya peneliti mengarahkan siswa untuk mengingat kembali komponen-komponen penting dalam merumuskan persamaan garis singgung ini. Siswa diarahkan untuk mengaktifkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya yaitu mengenai persamaan lingkaran yang melalui titik dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam bahan ajar yang telah disediakan seperti menuliskan kembali persamaan lingkaran yang melalui titik berikut dengan komponen pendukungnya pusat lingkaran, jari-jari lingkaran dan titik singgung lingkaran. Peneliti mengerahkan siswa untuk melanjutkan pembelajaran dengan merumuskan materi setelah mengaktifkan kembali pengetahuan yang dimilikinya selesai, siswa melanjutkan pembelajaran dengan merumuskan materi yang pertama yaitu persamaan garis singgung melalui titik pada lingkaran . Menggunakan gambar yang telah disediakan pada bahan ajar siswa dituntut untuk memperhatikan dengan seksama setelah itu mengikitu langkah-langkah kegiatan 4.1. Kegiatan tersebut yaitu pertama siswa menentukan gradien garis singgung yang terdapat dalam gambar, kemudian dengan gradien yang telah dirumuskan disubstitusi kepersamaan garis sampai pada rumus persamaan garis singgung melalui titik pada lingkaran . Tahapan yang dilakukan pada perumusan kali ini membuat siswa kebingungan dan perlu adanya tuntunan dari peneliti. Hal ini menyebabkan peneliti menuntun satu persatu tahapan yang ada pada kegiatan 4.1. Kemudian siswa diperbolehkan mengajukan pertanyaan jika perumusan tersebut dianggap belum dapat dipahami. Setelah rumus didapatkan dan peneliti memastikan semua siswa pada kelas XI IPA 3 paham, peneliti melanjutkan dengan pemahaman konsep, disini siswa mengaktifkan pemahamannya tentang konsep persamaan garis singgung melalui titik pada lingkaran kedalam pembahasan soal. Hal ini diwakili oleh contoh soal 4.1. Peneliti kembali mengarahkan siswa untuk merumuskan materi kedua yaitu persamaan garis singgung melalui titik pada lingkaran setelah dirasa semua siswa paham. Sebagai pengaktifan kembali pengetahuan siswa bahan ajar tersebut meminta siswa untuk menuliskan kembali rumus pertama persamaan garis singgung melalui titik pada lingkaran , karena dengan menggunakan rumus tersebut siswa akan dituntun untuk merumuskan kegiatan 4.2. Mengkonsep persamaan garis singgung melalui titik pada lingkaran dengan cara menguraikan kembali persamaan garis singgung melalui titik pada lingkaran , sehingga didapatkan persamaan dalam bentuk umum. Berbeda dengan persamaan sebelumnya kali ini siswa tidak mengalami kesulitan yang berarti, karena sudah memahami cara menguraikan rumus yang sudah ada. Kemudian peserta didik dengan inisiatif langsung mengerjakan contoh soal 4.2 untuk memahami konsep dari rumus yang telah diuraikan tadi. Peneliti mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal latihan 4 sebagai cara untuk mempraktekan pengetahuan yang telah diperoleh kedalam soal setelah memahami konsep pertama dan kedua. Latihan soal tersebut memiliki tingkat soal yang berbeda untuk melatih siswa menyelesaikan soal pemecahan masalah. Bel tanda pelajaran telah selesai berbunyi, peneliti langsung mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari ini dan memastikan siswa telah memahami apa yang telah dipelajari pada pembelajaran hari ini. Ketua kelas menyiapkan untuk berdoa dan peneliti mengakhiri pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam. 5 Pertemuan ke-5Selasa, 12 November 2013 Pertemuan kelima dilaksanakan tes siklus I terhadap kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa dari pembelajaran yang dilakukan pada empat pertemuan sebelumnnya. Tes tersebut memiliki 6 butir soal yang mewakili masing-masing indikator kemampuan pemecahan masalah. Soal yang diujikan telah didiskusikan oleh kedua dosen pembimbing juga dilakukan diskusi dengan 5 ahli yang terdiri dari 2 orang dosen dan 3 orang guru mata pelajaran matematika dari diskusi tersebut terjadi beberapa perubahan sesuai dengan saran yang diberikan sampai soal tersebut layak dijadikan acuan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Tes Siklus I berlangsung selama 2 jam pelajaran atau 90 menit dengan dihadiri oleh seluruh siswa yang berjumlah 40 orang. Setelah doa pagi selesai dan siswa dirasakan siap melaksanakan tes, peneliti membagikan soal tes tersebut kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan. Tes ini berlangsung cukup lancar dan tenang. Berikut adalah gambar yang diambil saat tes siklus I berlangsung. Gambar 4.7 Pelaksanaan Tes Siklus I Peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk menganalisis respon siswa terhadap bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme dan mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika dengan menggunnakan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme setelah pelaksanaan tes siklus I. Serta mengumpulkan dan mendiskusikan hasil lembar observasi yang telah diisi oleh observer I guru kelas dan observer II.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Pengamatan dilakukan oleh peneliti yang sekaligus sebagai pelaksana tindakan, dan dua orang observer pertama guru mata pelajaran matematika serta seorang seorang mahasiswa yang ikut mengamati jalannya penelitian mengenai penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Hasil pengamatan yang dilakukan terdiri dari dua tipe yaitu lisan dan non lisan. Pengamatan lisan dilakukan dengan mengamati aktivitas belajar siswa dalam menggunakan bahan ajar. Selain itu digunakan juga hasil observasi dan hasil wawancara kepada siswa mengenai respon siswa terhadap bahan ajar berbasis konstruktivisme. 1 Aktivitas Belajar Siswa Pada lembar observasi aktivitas belajar siswa guru mata pelajaran yang hal ini sebagai observer, mengamati tingkah laku siswa dari mulai mendengarkan, mengerjakan bahan ajar, merespon pertanyaanjawaban, mengerjakan tugas, sampai pada memecahkan masalah pada soal. Pengamatan dilakukan saat pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme berlangsung. Aktivitas belajar utama yang akan diukur oleh observer yaitu aktivitas siswa melalui pengerjaan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme Hasil pengamatan tersebut adalah hasil pengamatan pada lembar observasi dan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Persentase Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa Siklus I No. Aspek yang diamati Pertemuan Rata-rata I II III IV 1. Mendengarkanmemperhatikan penjelasan guruteman 75 87.5 80 74.36 79.22 2. Mengerjakan Bahan Ajar a. Mengingat pelajaran sebelumnya yang berkaitan 70 75 85 84.62 78.65 b. Merumuskan Konsep dan memahami konsep 85 82.5 90 89.74 86.81 c. Mempraktekan dan menyimpulkan materi 50 62.5 65 64.10 60.40 3. Merespon atau menjawab pertanyaan 75 77.5 77.5 87.18 79.29 4. Mengerjakan Tugas 20 32.5 37.5 43.59 33.40 5. Memecahkan atau menjawab pertanyaansoal 20 32.5 37.5 43.59 33.40 Rata-rata 64.45 Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa persentase aktivitas siswa pada proses pembelajaran matematika siklus I sebesar 64.45. Dalam siklus I ini keaktifan siswa didominasi pada aspek mengerjakan bahan ajar : merumuskan dan memahami konsep yaitu sebesar 86.81 . Hampir seluruh siswa merumuskan dan memahami konsep pada bahan ajar yang telah memiliki petunjuk-petunjuk pengerjaan. Pada aspek lain yaitu merespon atau menjawab pertanyaan serta mendengarkan penjelasan guru hanya ada pada kisaran 79. Pada aspek mengerjakan tugas hanya memiliki 33.40 dari siswa, hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai mendapatkan pengetahuan baru dengan merumuskan dan memahami konsep pada suatu materi dibandingkan mendengarkan atau bahkan mengerjakan tugas. Pada saat mengerjakan tugas tidak semua siswa melaksanakan hal tersebut, dikarenakan beberapa siswa masih memahami contoh-contoh soal yang diberikan pada bahan ajar. Aspek menyimpulkan hanya 33.40 saja, hal ini dikarenakan siswa sudah menyimpulkannya pada saat merumuskan konsep tersebut dan menganggap bahwa kesimpulan lain tidak perlu dilakukan. Dari data- data tersebut peneliti akan menjadikan data-data tersebut sebagai bahan refleksi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dalam menggunakan dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik. Untuk mengevaluasi hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan dalam tindakan pelaksanaan tahap selanjutnya. 2 Observasi Penggunaan Bahan Ajar Penggunaan bahan ajar berbasis konstruktivisme ini juga membutuhkan tanggapan langsung dari penggunanya. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam bahan ajar dan mengetahui tanggapan atau respon siswa secara umum mengenai bahan ajar. Adapun hasil pengamatan terhadap respon siswa yaitu : a. Observasi Penggunaan Bahan Ajar Hasil kemampuan pemecahan masalah lisan juga dapat dilihat dari

Dokumen yang terkait

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 25 307

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 3 307

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 8 307

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP NEGERI 1 SIMANINDO.

0 1 45

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MATERI PELUANG DI KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANGTORU.

0 4 36

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 3 37

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPATIAL SENSE DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMA MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER.

0 0 49

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMU MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 1 40

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN

0 0 17

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA

0 1 12