pembelajaran di kelas yang berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan topik yang akan dipelajarinya. Secara
teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut.
1 Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil
belajar. 2
Tujuan pembelajaran. 3
Materi pembelajaran. 4
Pendekatan dan metode pembelajaran. 5
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 6
Alat dan sumber belajar. 7
Evaluasi pembelajaran. b.
Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks
yang digunakan untuk membantu guruinstruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis
maupun bahan yang tidak tertulis.Bahan ajar atau materi kurikulum curriculum material adalah isi atau muatan kurikulum yang harus
dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Bahan ajar atau materi pembelajaran instructional materials secara garis besar
terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Secara terperinci, bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut pengaktifan pengalaman
pengetahuan awal, merumuskan materi, memahami materi yang telah dirumuskan, merealisasikan pengetahuan, merefleksi pengetahuan.
Bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme dirancang sendiri oleh peneliti melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1 Merancang bahan ajar sesuai dengan tahapan pendekatan yang
digunakan dan mengarahkan siswa pada kemampuan pemecahan masalah.
2 Bahan ajar yang telah dirancang didiskusikan dengan dosen
pembimbing I dan dosen pembimbing II. Dari diskusi tersebut, peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan arahan dan saran kedua
dosen pembimbing. 3
Kemudian bahan ajar yang telah direvisi, divalidasi oleh pakar. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar sesuai dengan tahapan-tahapan
pendekatan konstruktivisme dan mengrahkan siswa pada kemampuan pemecahan masalah.
4 Setelah dilakukan validasi, peneliti melakukan perbaikan sesuai
dengan arahan dan saran dari pakar yang dalam hal ini diwakili oleh Otong Suhyanto,M.Si.
5 Bahan ajar yang telah direvisi dan dianggap sesuai dengan tahapan
pendekatan, didiskusikan kembali oleh guru mata pelajaran. Diskusi ini dimaksudkan agar bahan ajar yang akan digunakan untuk meneliti
sesuai dengan karakteristik siswa yang akan dijadikan objek penelitian. Dari diskusi tersebut, peneliti melakukan perbaikan
kembali dan bahan ajar siap untuk digunakan siswa.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Validasi bahan ajar
Validasi ini diperoleh dari pakar dan guru mata pelajaran yang melakukan
penilaian terhadap
bahan ajar
berbasis pendekatan
konstruktivisme. Hasil validasi ini dijadikan acuan untuk perbaikan dalam bahan ajar yang telah dirancang.
2. Pengamatan observasi aktivitas belajar siswa
Pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh observer atau guru kolaborator setiap pertemuan dengan panduan lembar observasi.
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama penelitian berlangsung.
3. Nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
Nilai tersebut diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
4. Hasil Wawancara
Peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas dan siswa pada tahap pra penelitian dan pada tahap akhir siklus. Wawancara yang dilakukan
terhadap guru untuk mengetahui pembelajaran sebelum adanya penelitian dan setelah penelitian. Selain itu, wawancara yang dilakukan terhadap siswa
untuk mengetahui sejauh mana repon siswa terhadap bahan ajar dan terhadap pembelajaran.
5. Hasil Catatan lapangan
Catatan lapangan ini dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran
yang tidak teramati oleh lembar observasi. 6.
Hasil Dokumentasi Dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil
pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus, guna melengkapi kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran.
Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama observer dan guru kolabolator melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan
tentang kemampuan pemecahan masalah matematik siswa terhadap pelajaran matematika, tentang kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang
telah dilaksanakan.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik tentunya diperlukan instrumen yang kualitasnya baik pula. Instrumen yang baik dapat ditinjau dari
validitas. Suatu instrumen disebut valid apabila instrumen tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik adalah tes formatif akhir siklus. Instrumen yang digunakan
dalam pembelajaran adalah bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme. Validitas yang digunakan untuk instrumen kemampuan pemecahan masalah
matematik dan validitas bahan ajar yaitu validitas teoritik atau logik. Validitas teoritik adalah validitas alat evaluasi yang dilakukan berdasarkan pertimbangan
judgement teoritik atau logika.
6
Agar hasil pertimbangan tersebut memadai maka pertimbangan alat evaluasi dilakukan oleh para ahli atau yang dianggap ahli
untuk itu. Orang yang dianggap ahli dalam validitas instrumen penelitian ini adalah dosen pembimbing. Berdasarkan hasil pertimbangan judgement dari
dosen pembimbing yang ditinjau dari validitas isi content validity dan validitas muka face validity, maka instrumen tes sudah layak untuk digunakan.
Teknik pemeriksaan kepercayaan yang digunakan terhadap data aktivitas siswa ini adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
7
Triangulasi berfungsi untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data. Metode triangulasi
data terhadap data aktivitas belajar matematika siswa diperoleh dari data yang dihasilkan lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa, hasil dokumentasi
pembelajaran berikut catatan lapangan dan hasil wawancara terhadap subjek penelitian.
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Data yang diperoleh dalam penelitian, selanjutnya diinterpretasikan melalui analisis
perhitungan. Langkah-langkah
yang ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Kuantitatif
Data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dianalisis dari setiap siklus yang telah dilakukan. Kemampuan siswa dalam memecahkan
6
Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung:JICA, 2003. h. 104.
7
Bachtiar S. Bachir, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif”, Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 10, No.1, 2010, h. 56.
masalah matematik dapat terlihat dalam perhitungan skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Selanjutnya kemampuan pemecahan
masalah matematik di analisis per indikator. Persentase tiap indikator dihitung dengan rumus:
Persentase indikator pemecahan masalah matematik =
100
r PerIndikao
Maksimal Skor
Jumlah or
PerIndikat Skor
Jumlah
Untuk kepentingan mengklarifikasi kualitas kemampuan pemecahan masalah matematik dikelompokan menjadi kategori Maksimal, Optimal, Baik dan
kurang. 2. Data Kualitatif
a. Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah:
8
Keterangan: = Angka persentase
= Frekuensi yang akan dicari persentasenya = Number of Cases Jumlah frekuensiBanyaknya individu
b. Wawancara
Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat kemudian disusun dalam bentuk rangkuman hasil wawancara. Data ini digunakan untuk mengetahui
pembelajaran sebelum adanya penelitian dan setelah dilakukan penelitian. Data ini dapat memperkuat hasil temuan pengolahan nilai tes dan lembar observasi.
8
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 43.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama siklus I selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu meningkatnya kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa, maka akan ditindak lanjuti sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan,
pelaksanakan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Apabila setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, indikator keberhasilan belum
tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji
penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Dengan kata lain, hasil
penilaian kemampuan pemecahan masalah matematik siswa meningkat dari pembelajaran sebelumnya atau sebelum diberi tindakan sesuai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditentukan pada pokok bahasan mengenai persamaan
garis singgung lingkaran dalam pemecahan masalah.