Unsur-unsur Bahan Ajar Bahan Ajar
dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Alat-alat pembelajaran dijadikan sebagai sumber belajar dan guru hanya sebagai
fasilitator bukan sumber belajar siswa. Dengan hal ini siswa menjadi lebih mudah memahami materi sendiri, dan lebih dapat mengingat yang telah
diketahui dari materi tersebut.
Sedangkan sumber belajar yang lain bisa teman sebaya, perpustakaan, alam, laboratorium, televisi, koran dan internet atau bahan ajar lainnya yang
mampu menunjang proses belajar siswa dapat juga digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru seharusnya lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru sehingga siswa dapat menciptakan,
membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama, dan melakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya. Guru harus senantiasa
menggunakan teknik pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Beberapa alasan
digunakannya pembelajaran
berpandangan konstruktivisme diantaranya adalah sebagai berikut:
13
1 Adanya pandangan bahwa belajar adalah suatu proses aktif, dinamik, dan
generatif. 2
Berbasis pandangan ini diharapkan siswa tidak menghapal pengetahuan baru, tetapi menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan
sebelumnnya sehingga membentuk pengetahuan baru yang bermakna. 3
Pembelajaran menjadi lebih hidup, siswa lebih aktif berpartisipasi dalam belajar.
13
Utari Sumarmo, “Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Kumpulan Makalah “Berpikir dan Disposisi Matematika serta
Pembelajarannya”, 2004, h. 44.
Selain alasan digunakannya pendekatan pembelajaran konstruktivisme terdapat pula karakteristik dan prinsip tersendiri. Convrey yang banyak
berbicara dalam konstruktivisme mengidentifikasi 10 karakteristik powerful constructions berpikir siswa, yang ditandai oleh:
14
1. Sebuah struktur dengan kekonsistenan internal;
2. Suatu keterpaduan antar bermacam-macam konsep;
3. Suatu kekonvergenan di antara aneka bentuk dan konteks;
4. Kemampuan untuk merefleksi dan menjelaskan;
5. Sebuah kesinambungan sejarah;
6. Terikat kepada bermacam-macam sistem simbol;
7. Suatu yang cocok dengan pendapat expert atau ahli;
8. Suatu yang potensial untuk bertindak sebagai alat untuk konstruksi lebih
lanjut; 9.
Sebagai petunjuk untuk tindakan berikutnya; dan 10.
Suatu kemampuan untuk menjustifikasi dan mempertahankan. Berdasarkan karakteristik di atas bahwa siswa akan mampu
menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat, mengungkapkan
dugaan sementara terhadap konsep yang akan dipelajari. Kemudian siswa menggali, menyelidiki dan menemukan sendiri konsep. Pengembangan dan
aplikasi materi. Semua hal tersebut harus tercermin secara jelas dalam bahan ajar, agar bahan ajar yang digunakan mempermudah siswa memahami,
mengkonsep dan mengembangkan potensi dirinya. Konstruktivis mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
14
Deti Rostika, “Pembelajaran Volume Bangun Ruang Melalui Pendekatan Konstruktivisme Untuk Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, No. 9, 2008. h. 3.