PENDAHULUAN JURNAL TI Vol 1 No 2 Juli 2011
126 , ISSN:1411-6340
mobilnya. Dalam satu mobil terdapat sekitar 6 jenis ukuran kaca berbeda
sehingga saat ini terdapat ratusan ukuran kaca yang harus disediakan untuk melayani
semua
jenis kendaraan
yang masih
diproduksi ataupun
untuk spare-part.
Volume permintaan untuk jenis kendaraan yang sudah tidak diproduksi sangat kecil
namun memiliki variasi ukuran kaca yang banyak dan akurasi permintaan yang tidak
baik. Volume produksi yang kecil dapat mengakibatkan biaya produksi tinggi akibat
kehilangan waktu saat set-up pergantian ukuran kaca dan akan berpengaruh terhadap
stabilitas kualitas. Untuk menurunkan biaya produksi, variasi ukuran kaca tersebut perlu
dikelompok-kelompokan kedalam beberapa ukuran kaca yang lebih besar sehingga
didapat minimum lembar kaca per sekali produksi yang dinamakan supply-size. Saat
ini terdapat sekitar 430 ukuran supply-size kaca yang merupakan hasil pengelompokan
dari sekitar 750 ukuran pesanan order- size.
Hasil pengelompokan
tersebut selanjutnya masuk ketahap pembuatan
rencana produksi make-to-stock dengan kebijakan tingkat sediaan 1,3 bulan pada
setiap akhir bulan berjalan. Tingkat persediaan 1,3 bulan tersebut setara dengan
20 milyar rupiah yang dipandang sebagai cash-flow
perusahaan yang
tertahan sehingga harus ditekan sekecil mungkin,
namun rendahnya persediaan tersebut tidak boleh menyebabkan barang kurang atau
sebaliknya yang diakibatkan oleh akurasi permintaan yang kurang baik. Oleh karena
itu dibutuhkan rencana produksi yang agil. Agility harus memiliki kecepatan respon
baik fisik maupun finansial terhadap kejadian yang tidak diharapkan termasuk
perubahan permintaan.
Kaca otomotif terdiri dari dua jenis yaitu Laminated untuk kaca depan dan
Tempered untuk kaca samping dan belakang. Rencana produksi untuk kedua
jenis kaca tersebut selanjutnya dikirim ke bagian Produksi untuk realisasi produk.
Proses produksi kaca otomotif sangat sensitif terhadap defect atau gangguan
teknis lainnya yang menyebabkan tingkat kesulitannya cukup tinggi, saat terjadi
gangguan jadwal produksi bisa berubah menjadi lebih cepat atau mundur dari
rencana awal.
Reliability sangat
berhubungan dengan kemampuan produksi menghasilkan
produk yang
bebas gangguan,
dengan demikian
tingkat persediaan minimal harus 1 bulan kedepan,
dengan asumsi Reliability process tidak bisa
dihilangkan sehingga
bisa mengakibatkan
jenis kaca
tertentu diproduksi di akhir bulan atau dengan kata
lain jika Reliability tidak baik maka sudah dilakukan antisipasi ada ukuran kaca
tertentu yang baru bisa diproduksi pada saat akhir bulan.
Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk memodelkan faktor-faktor
yang berkontribusi terhadap akumulasi persediaan dan melakukan klasifikasi
berdasarkan nature-nya sehingga petugas perencana
produksi dapat
melakukan tindakan
berbeda untuk
tiap jenis
kelompok. Diharapkan dengan adanya model rencana produksi tersebut diperoleh
tingkat persediaan yang minimal dengan tidak
mengkorbankan kritikalitas
pengiriman ke
konsumen sehingga
membantu perusahaan
dalam hal
memperpendek cashflow
dan meminimalkan waste, untuk masyarakat
umum penelitian ini bisa bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan bisa
menjadi bahan untuk pengembangan lebih lanjut.