HARMONISASI ANTARA IS0 22000 JURNAL TI Vol 1 No 2 Juli 2011

158 , ISSN:1411-6340 Berikut ini akan diberikan contoh perbandingan antara sistem manajemen ISO 22000 dengan ISO 9001 dan British Retail Consortium BRC.

4. PERBANDINGAN

ISO 22000 DENGAN ISO 9001, HACCP DAN BRITISH RETAIL CONSORTIUM BRC

4.1. Sistem Manajemen ISO 9001

ISO 9001 adalah standar internasional untuk sistem manajemen kualitas, Standar ini dapat diaplikasikan oleh tiap industri yang menghasilkan produk maupun jasa, dan tidak hanya berlaku bagi industri pangan. Tujuan utama sistem ISO 9001 adalah memenuhi kepuasan konsumen. Standar ini meliputi: 1. Cakupan 2. Referensi normatif 3. Definisi-definisi 4. Persyaratan sistem kualitas 5. Komitmen manajemen 6. Manajemen sumber 7. Realisasi produk 8. Pengukuran, analisis dan pengembangan. Sistem HACCP dapat diterapkan bersamaan dengan ISO 9001 karena keamanan produk adalah salah satu kriteria produk yang harus dipenuhi produsen pangan.

4.2. Sistem HACCP

Sistem HACCP pertama kali dikembangkan pada tahun 1960 oleh Pillsburry Co., yang dirancang sebagai usaha untuk memasok bahan makanan bagi program ruang angkasa AS. Selanjutnya konsep HACCP mengalami berbagai perkembangan yang dimulai tahun 1971 atas rekomendasi National Academy of Science US NASA . Sistem HACCP telah disahkan secara meluas ke seluruh dunia oleh berbagai organisasi dunia. Sampai saat ini terdapat beberapa standar untuk sistem HACCP, diantaranya standar yang dikeluarkan oleh Codex Alimentaris Commision CAC dan National Committee on Microbiological Criteria for Food NACMCF. Di Indonesia penerapan sistem HACCP menggunakan standar SNI 01- 4852-1998 Thaheer, 2005 Inti dari sistem HACCP sendiri pada prinsipnya adalah: 1. Pengukuran pencegahan preventive measure 2. Pengawasan proses in process inspection 3. Pengawasan dan pengendalian produk Terdapat beberapa hal penting yang menjadi dasar dalam pengaplikasian suatu sistem HACCP, yaitu:

a. Prinsip Dasar dalam HACCP

Prinsip HACCP harus distandarisasi sehingga dapat memudahkan dalam pengaplikasiannya oleh industri pangan dan juga memudahkan pemantauan penerapan HACCP oleh instansi yang berwenang termasuk pihak industri itu sendiri. Secara umum terdapat tujuh prinsip dasar yang dikembangkan dalam HACCP. Ketujuh prinsip dasar tersebut menurut Fardiaz 1996, meliputi : Prinsip 1 : Analisis bahayapenetapan bahaya bahankondisi bahaya dan resiko penetapan bahaya, serta risiko yang berhubungan dengan bahan pangan mulai dari pemeliharaan, penanganan, pemilihan bahan baku dan bahan tambahan, penyimpanan bahan, pengolahan. distribusi, dan konsumsi Prinsip 2 : Menetapkan titik kendali kritis CCP Critical Control Point, yang diperlukan untuk mengendalikan bahaya yang telah diidentifikasi. Prinsip 3 : Menetapkan batas kritis Critical Limit, yang harus dipenuhi untuk setiap CCP yang telah ditetapkan. Prinsip 4 : Menetapkan prosedur pemantauan untuk setiap CCP dan batas kritis, termasuk pengamatan, pengukuran dan pencatatan. Prinsip 5 : Menentukan tindakan koreksi yang harus dilakukan jika terjadi penyimpangan terhadap Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000 Wawan Kurniawan 159 CCP dan batas kritis dari hasil pemantauan. Prinsip 6 : Menetapkan prosedur penyusunan sistem pencatatan yang efektif sebagai dokumentasi dari rancangan HACCP. Prinsip 7 : Menetapkan prosedur verifikasi untuk menyakinkan, bahwa sistem HACCP sudah dilakukan secara efektif.

b. Langkah-langkah

dalam Perencanaan dan Penerapan HACCP Terdapat beberapa langkah yang umumnya dilakukan dalam Perencanaan dan Penerapan HACCP pada industri. Menurut Fardiaz 1996, aplikasi sistem HACCP terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut: 1 Menyusun tim HACCP, dalam tim ini biasanya terdiri dari multidisiplin, seperti bidang teknik, produksi, jaminan mutu, dan lain-lain. 2 Membuat keterangan mengenal produk makanan deskripsi produk, termasuk cara formulasi, cara penyimpanan, dan lain-lain. 3 Identifikasi mengenai cara penggunaankonsumsi clan konsumennya termasuk jenis konsumen, seperti orang tua, orang sakit, anak-anak, bayi dan lain-lain. 4 Menyusun diagram alir mengenai proses 5 Verifikasi diagram alir Sedangkan prinsip-prinsip sebagai berikut: Prinsip 1 : Analisis bahaya Prinsip 2 : Identifikasi CCPtitik kendali kritis setiap proses Prinsip 3 : Menetapkan batas kritis untuk setiap CCP Prinsip 4 : Menetapkan cara pemantauan CCP Prinsip 5 : Menetapkan tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan dari batas kritis. Prinsip 6 : Menetapkan prosedur pencatatan yang efektif yang dijadikan sebagai dokumen sistem HACCP. Prinsip 7 : Menyusun prosedur verifikasi untuk membuktikan bahwa sistem HACCP telah berjalan dengan benar. Berikut diberikan contoh sangat sederhana pada penerapan HACCP pada pembuatan telor mata sapi di suatu warung makan. Proses ini terdiri dari: 1 Memecahkan telur 2 Memasukkan ke penggorengan 3 Diangkat dari penggorengan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Dalam contoh ini prinsip HACCP memperhatikan apakah telurnya misalnya terdapat bekas kotoran, dalam proses penggorengannya apakah penggorengannya higienis atau tergores mengelupas sehingga dapat mengkontaminasi ke telur, berapa kali minyak goreng dipakai, dan jika dimasukkan ke dalam plastik pada waktu masih panas dari penggorengan dapat mengakibatkan kontaminasi dari platik tersebut serta apakah ada rambut si petugas warung yang masuk ke dalam telur tersebut. Kalau dari contoh sederhana di atas saja sudah ada beberapa faktor yang menentukan kualitas pangan layak atau tidak dikonsumsi. Bisa dibayangkan tentu akan jauh lebih banyak lagi faktor penentu kualitas pangan dalam suatu industri pangan yang besar. 4.3. British Retail Consortium BRC Menurut UU Keamanan Pangan Inggris tahun 1990, pedagang atau distributor seperti halnya semua pihak yang terlibat dalam rantai pasokan pangan, memiliki hak untuk melakukan pencegahan yang tepat atas kesalahan dalam pengembangan, produksi, distribusi, promosi dan penjualan produk pangan ke konsumen. BRC adalah suatu organisasi perdagangan Inggris yang didirikan atas prakarsa beberapa pemilik perusahaan supermarket atau swalayan di Inggris, yaitu Tesco, Mark Spencer dan Sainsbury’s. Tidak semua memiliki supermarket atau swalayan menjadi standar BRC sebagai persyaratan dagang. Organisasi ini menetapkan berbagai persyaratan bagi produsen atau pemasok produk pangan yang ingin menjual produknya di supermarket Inggris BRC, 2006 dalam Friana 2006.