METODOLOGI JURNAL TI Vol 1 No 2 Juli 2011

Model Rencana Produksi Kaca Otomotif Agus Ruhimat 127 ada analisa kebutuhan, formulasi masalah, dan identifikasi sistemdiagram input- output Gambar 1 dan 2. Klasifikasi ABC bisa memberikan analisa kerangka kerja yang penting untuk mengorganisir dan mengontrol persediaan, dengan adanya klasifikasi ini seorang manajer dapat lebih fokus terhadap persediaan yang memiliki nilai uang yang tinggi karena akan berpengaruh terhadap cost management Stanford, 2007. Gambar 1. Metodologi Penelitian Gambar 2. Diagram Input-Output Pengetahuan Pakar Kondisi Nyata Konsep- Konsep ANALISIS SISTEM 1.Analisis Kebutuhan 2.Formulasi Masalah 3.Identifikasi Sistem Diagram Input-Output [A] RANCANG BANGUN MODEL 1.Sub Model Peramalan 2.Sub Model Perencanaan 3.Sub Model Produksi VERIFIKASI VALIDASI MODEL BISA DIAPLIKASIKAN SELESAI MODEL PERENCANAAN PRODUKSI MASUKAN TERKENDALI: 1. Peramalan permintaan 2. Tingkat Persediaan 3. Design ukuran supply vs order MASUKAN TIDAK TERKENDALI: 1. Aktual permintaan 2. Reability Process produksi HASIL YANG DIKEHENDAKI: Nilai persediaan yang turun HASIL YANG TIDAK DIKEHENDAKI: Pekerjaan administrasi bertambah banyak 128 , ISSN:1411-6340 Tahapan selanjutnya membuat rancang bangun model dimana dibuat sub model peramalan permintaan dan perencanaan produksi dengan dibantu klasifikasi ABC dalam pengelompokan data. Setelah model didapat dilakukan verifikasi dan validasi model dengan cara mencoba aplikasikan terhadap aktual perencanaan produksi bulan Dec 2010 dan setelah dipastikan bisa diaplikasikan maka penelitian ini selesai. Diagram Input-Output dibutuhkan untuk menjelaskan masukan-masukan ke dalam model dan keluaran dari model, baik untuk yang terkendalitidak terkendali atau yang diharapkantidak diharapkan sehingga struktur penelitian bisa lebih jelas. Penelitian ini dibatasi hanya pada proses pembuatan rencana produksi dengan faktor reliability process diasumsikan 1 bulan sebagai cycle stock minimal.

3. ANALISA SISTEM

Industri otomotif menerapkan Lean Manufacturing yang salah satunya dikenal dengan istilah just-in-time JIT dimana pabrikan otomotif tidak memiliki persediaan karena pemasok diharuskan mengirimkan bahan baku yang tepat jumlah dan tepat waktu sehingga keterlambatan pasokan dapat mengakibatkan lini perakitan konsumen berhenti sama sekali yang bisa sangat mahal kompensasinya dan merusak reputasi pemasok. Mengingat resiko barang kurang yang demikian besar maka sewajarnya perencana produksi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi sehingga menerapkan 1,3 bulan persediaan pada posisi akhir bulan. Namun demikian tingginya persediaan tidak baik untuk cashflow berusahaan karena merupakan aset yang tertunda. Sehingga perlu dicari cara pembuatan rencana produksi yang dapat memenuhi keduanya yaitu tidak menyebabkan barang kurang dan dengan jumlah yang sekecil mungkin. Konsep yang akan dicoba diterapkan dalam penelitian ini adalah Klasifikasi ABC dimana setiap bagian yang berkontribusi terhadap persediaan barang akan dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu A, B, dan C. Penelitian ini juga ditunjang oleh pendapat para pakar terutama dari internal perusahaan yang terbiasa berkecimpung dalam perencanaan produksi. Masukan dari kondisi nyata, konsep-konsep, dan pengetahuan pakar tersebut selanjutnya menjadi bahan untuk menganalisa sistem dimana di dalamnya ada analisa kebutuhan, formulasi masalah, dan identifikasi sistemdiagram input-output Gambar 1 dan 2. Pengukuran resiko bisa dilakukan dengan adanya klasifikasi tersebut, sehingga bisa ditentukan persediaan mana yang bisa ditekan sekecil mungkin dan mana yang tetap dipertahankan pada tingkat tinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat persediaan diidentifikasi sebagai berikut : 1. Nilai uang persediaan, 2. Resiko barang kurang, dan 3. Akurasi peramalan. Ketiga faktor tersebut yang akan dimodelkan dalam penelitian ini sehingga diperoleh keluaran model perencanaan produksi. Gambar 3. Continues System Persediaan Aktual Permintaan Akurasi peramalan Nature Industri Peramalan Rencana Diterima Otomotif Permintaan Produksi Konsumen Kebijakan tingkat persediaan Nilai persediaan Kritikalitas Fisik Data Inventory Produksi Model Rencana Produksi Kaca Otomotif Agus Ruhimat 129

4. RANCANG BANGUN MODEL

Penelitian ini menggunakan data masa lalu periode Oktober-Nopember 2010 yang diperoleh dari internal perusahaan. Dari data tersebut dipetakan distribusi ke dalam tiga kelompok yaitu A, B, dan C.

4.1. Sub model Nilai Uang

Nilai uang diperoleh dari jumlah permintaan dikalikan dengan harga jual kaca tersebut. Pada tabel 1 di bawah terlihat bahwa 80 dari nilai persediaan hanya diwakili oleh 70 ukuran kaca A senilai 26 Milyar, sementara 20 dari nilai persediaan adalah akumulasi dari 354 ukuran kaca B C senilai 6 Milyar. Petugas perencana produksi hendaknya menetapkan tingkat persediaan untuk kategori A sekecil mungkin karena akan sangat berpengaruh terhadap nilai uang persediaan yang tertahan kebalikannya untuk kategori C memiliki keleluasaan untuk menaikan persediaan karena nilai uangnya tidak begitu besar. Tabel 1. Kategori Nilai Persediaan

4.2. Sub

model Kritikalitas Service Level Kritikalitas adalah seberapa besar resiko yang akan terjadi bila terjadi kekurangan pasokan ke konsumen. Komposisi pada kategori kritikalitas berbeda dengan nilai uang di atas, pada kategori ini terdapat 125 ukuran kaca yang tidak boleh terjadi kekurangan supply atau harus 100 A, selanjutnya ada 95 ukuran kaca yang bilamana persediaan kurang akan mengakibatkan pabrik perubahan jadwal produksi dan pengiriman bisa dijadwal ulang, dan ada 204 ukuran kaca yang pengirimannya bisa jadwal ulang baik di pabrik sendiri maupun di konsumen. Kebalikan dengan kategori nilai uang di atas, untuk kategori A petugas perencana produksi sebaiknya memiliki persediaan yang aman untuk menghindari berhentinya proses produksi di konsumen. Tabel 2. Kategori Kritikalitas

4.3. Sub model Peramalan

Peramalan adalah perkiraan kebutuhan dimasa depan yang dapat ditentukan secara matematis melalui data historis atau melalui kualitatif informal atau melalui kedua teknik tersebut. Peramalan sangat diperlukan untuk merencanakan yang akan datang, mengurangi faktor ketidakpastian, antisipasi dan mengelola perubahan, meningkatkan komunikasi dan integrasi, dan antisipasi persediaan, kapasitas, demand dan lead time. Mengingat pentingnya peramalan maka akurasi peramalan perlu dicek, semakin buruk performansi peramalan maka harus semakin tinggi tingkat keamanan persediaannya. Akurasi peramalan dibagi ke dalam tiga kelas. Kelas A yang memiliki akurasi ± 5, kelas B diantara 5 sd 15, kelas C 15. Besaran angka tersebut merupakan inisiatif awal saja untuk memisahkan data, selanjutnya bisa diperketat atau diperlonggar lagi sesuai dengan kebijakan Data NILAI UANG Sum of PERCENTAGE Sum of UKURAN Sum of AMOUNT A 80 70 8.702.933.458 B 14 86 1.541.946.162 C 5 268 589.057.887 Grand Total 100 424 10.833.937.507 Data SERVICE LEVEL Sum of PERCENTAGE Sum of UKURAN Sum of AMOUNT A 83 125,000 8.942.883.488 B 14 95,000 1.463.019.437 C 4 204,000 428.034.582 Grand Total 100 424,000 10.833.937.507