APLIKASI ALGORITMA GENETIK JURNAL TI Vol 1 No 2 Juli 2011
164 , ISSN:1411-6340
Masalah yang dibahas disini adalah masalah yang dihadapi oleh banyak
perusahaan yaitu bagaimana menjadwalkan produksi
dalam usahanya
untuk meminimasi
ongkos produksi
dan penjadwalan produksi yang merata. Metoda
tradisional membuktikan ketidaksesuaian metoda tersebut untuk produk yang sangat
variatif dan prosedur produksinya sangat rumit, karena akan banyak memakan waktu.
Penjadwalan produksi yang dibahas dalam topik ini bersifat job shop dengan
tujuan untuk mengoptimasikan rencana penjadwalan
produksi dengan
menggunakan metode algoritma genetika, yang merupakan algoritma pencarian yang
meniru mekanisme dari genetika alam. Dalam optimasi rencana penjadwalan
produksi dengan menggunakan algoritma genetika,
kromosom mewakili
daftar pesanan produksi yang harus dijadwalkan
sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan harus sesuai dengan pembatasan dalam
proses produksi. Simulasi model digunakan untuk fungsi fitness, sehingga setiap
kromosom akan mendapatkan nilai fitness fitness value.
Data untuk mengoptimasi jadwal tersedia dalam database, program algoritma
genetika didasarkan pada data yang diekstraksi yang disiapkan untuk populasi
awal dari kromosom. Setiap populasi bersifat terbatas, dan memiliki ukuran yang
tetap yang disebut sebagai generasi. Dengan bantuan dari fungsi fitness, yang
diwakili oleh model simulasi, kromosom di setiap populasi kemudian dievaluasi, hal ini
dilakukan untuk memilih kromosom mana yang akan bertahan di generasi berikutnya.
Evolusi dari
kromosom yang
bertahan hidup diuji berdasarkan operator genetik seperti mutasi dan crossover,
sehingga kromosom yang baru akan berkembang. Proses evolusi akan terus
berulang sampai diperoleh hasil yang terbaik. Kromosom dengan nilai fitness
yang lebih baik akan disimulasikan dalam model
simulasi visual.
Dengan menggunakan simulasi visual dan integrasi
optimisasi dari system untuk perencanaan produksi,
dapat diputuskan
mana perencanaan jadwal produksi yang mudah
dan cepat. Program untuk optimisasi penjadwalan dengan algoritma genetika
dikembangkan dengan program C++, dan untuk tujuan validasi dari fungsi fitness
diimplementasikan dengan Promodel.
Karena proses
produksi menggunakan sistem Job Shop, maka
rencana penjadwalan sangat tergantung pada pesanan produksi. Jika terdapat
pesanan baru maka akan dilakukan penjadwalan ulang. Penjadwalan ulang ini
sangat
bergantung pada
pembatalan pesanan, pesanan baru, kerusakan mesin
dan kejadian tak terduga lainnya. Dengan menggunakan
algoritma genetika
perencanaan penjadwalan yang pertama membutuhkan waktu sekitar 25 menit, jika
ada tambahan pesanan algoritma genetika tidak langsung melakukan penjadwalan
ulang tetapi akan menggunakan jadwal yang sudah ada, tapi pesanan yang baru
akan secara langsung ditambahkan pada jadwal yang sudah ada, dan secara otomatis
jadwal yang baru langsung terbentuk, dan waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 7
menit.
Jika dibandingkan
antara penjadwalan dengan cara yang lama
membutuhkan waktu sekitar 120 menit, sedangkan dengan menggunakan algoritma
genetika hanya membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk menyelesaikan persoalan
yang sama.
Pada Gambar 1 dibawah ini dapat dilihat penjadwalan yang optimal dari 5 job
untuk waktu tertentu, dimana tersedia beberapa waktu bebas. Sewaktu pesanan
baru datang langsung dapat dijadwalkan pada akhir penjadwalan. Pada gambar 2,
diperlihatkan penjadwalan yang tidak optimal dari 5 job. Sedangkan gambar 3
menunjukkan jadwal yang sudah optimal untuk 5 job, pesanan baru bisa langsung
dikerjakan karena ketersediaan waktu di workstation tidak berlebihan.
Penerapan Algoritma Genetika Dalam Optimasi Anastasia Widya Wati B 165
Gambar 1. Penjadwalan yang sudah optimal dari 5 job
Gambar 2. Penjadwalan yang belum optimal dengan penambahan job baru-waktu yang tersedia.
Gambar 3. Penjadwalan yang sudah optimal dengan 6 job 5 job yang sudah ada + 1 job baru Setelah penjadwalan dengan algoritma genetika, diperoleh waktu simulasi yang paling minimal
seperti yang diperlihatkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil statistik simulasi untuk rencana algoritma genetika
Gambar 4. Rencana secara manual
166 , ISSN:1411-6340
Gambar 5. Rencana yang mempergunakan algoritma genetika Gambar 4 dan Gambar 5 menunjukkan
perbandingan antara rencana secara manual dan
rencana yang
mempergunakan algoritma genetika. Dapat disimpulkan
bahwa dengan mempergunakan algoritma genetika waktu produksi dapat dihemat
sekitar 5 – 15. 2.
Optimasi Replenishment Supplier
Selain untuk
mengoptimasi penjadwalan algoritma genetika juga sangat
efektif untuk mengoptimalkan masalah replenishment.
Perusahaan sangat
menyadari pentingnya kerja sama dalam manajemen “supply chain”, namun karena
setiap perusahaan mempunyai entitas ekonomi yang berbeda satu dengan yang
lain, yang cenderung berfokus pada kepentingan sendiri, sehingga sulit untuk
saling bekerja sama. Disini akan dilakukan analisis
proses pemesanan
barang berdasarkan sistem rantai suplai dua-eselon
yang terdiri satu-pemasok dan multi- pengecer dengan menggunakan model
optimal replenishment dari perspektif pemasok. Tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk membuat sebuah model baru yang meminimalkan ongkos “replenishment”
dari pemasok dan mengurangi pesanan dari pengecer dan biaya penyimpanan sebanyak
mungkin, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh sistem.
Asumsi yang digunakan dalam membangun model ini adalah:
1. Tingkat permintaan retail diketahui dan
bersifat konstan. 2.
Supplier dapat memenuhi kebutuhan retail dan lead time = 0
3. Sebagai pemimpin dari permainan
stackelberg, supplier
memperbaiki interval replenishment.
4. Sebelum strategi interval replenishment
diterapkan, interval replenishment yang optimal mengikuti model “economic
order quantity”. 5.
Setelah strategi interval replenishment diimplementasikan,
pemasok memberikan
diskon harga
untuk pengecer yang dipilih.
Untuk mengoptimasikan
model replenishment
supplier ini digunakan
pendekatan algoritma genetika. Langkah pertama dalam algoritma genetika adalah
encoding . Dalam mencari solusi yang
optimal, metode pengkodean tradisional adalah menyandikan variabel masalah
sebagai string biner atau desimal string yang disebut kromosom. Dalam tulisan ini,
nilai-nilai variabel keputusan yi adalah 0 atau 1, pengkodean biner diterapkan untuk
menghasilkan kromosom N secara acak diwakili oleh string digit biner m, sebagai
populasi awal. Setelah pencarian kriteria yang cocok ditemukan, populasi akhir akan
tersedia. Menurut nilai populasi akhir, bisa didapatkan keputusan pengisian optimal
vendor.
Dalam Algoritma Genetika, setiap individu dalam populasi dievaluasi dengan
menggunakan fitness, tidak menggunakan informasi lain dari luar. Probabilitas
kelangsungan hidup
setiap individu
ditentukan oleh fitness. Dan populasi berkembang dengan cara individu yang
lebih baik akan menggantikan individu yang kurang baik. Dalam rangka untuk
menghitung
probabilitas kelangsungan
hidup individu secara benar, nilai fitness individu pun harus non-negatif. Seleksi
yang digunakan
untuk penyelesaian
masalah ini adalah seleksi roulette wheel. Beberapa putaran pilihan yang diperlukan
untuk memilih individu untuk pergi ke generasi berikutnya. Sebuah nomor acak
baru dijelaskan oleh 0 atau 1 dapat dibuat
Penerapan Algoritma Genetika Dalam Optimasi Anastasia Widya Wati B 167
dalam tiap putaran, sebagai pointer menentukan individu-individu yang dipilih.
Operator seleksi
digunakan untuk
menyaring populasi awal. Dalam
makalah ini,
metode crossover
satu titik digunakan untuk memilih titik potong K dalam interval [1,
m-1] secara acak, dimana m adalah jumlah gen dari populasi. Titik potong membagi
kromosom menjadi dua bagian beririsan. Kemudian
crossover menciptakan
keturunan oleh bagian pertukaran dari kromosom induk dengan ukuran langkah 2.
Untuk menghindari jawaban yang terjebak dalam lokal optima, mutasi akan
muncul dengan probabilitas yang sangat kecil. Disini akan ditunjukan lokus
kromosom sebagai titik perubahan dengan probabilitas mutasi Pm = 0,02. Kemudian
masing-masing gen dari titik perubahan akan bermutasi secara integer dari 0 ke 1.
Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : model
ini dapat digunakan secara efektif baik untuk memecahkan persoalan dengan
banyak retailer juga untuk kondisi biaya pemesanan dari retailer berbeda satu
dengan yang lainnya. Dalam dunia nyata, untuk supplier besar, metode ini sangat
efektif selain untuk meningkatkan kerja sama supplier dengan retailer juga untuk
pengambilan
keputusan replenishment
dalam waktu yang singkat.