Sistem Pendukung Keputusan Rantai Pasok Rina Fitriana 171
3. Interaksi
. Pengetahuan pekerja dapat berinteraksi
pada SPK
untuk melakukan analisa.
4. Manajemen Pengetahuan
. Modul Manajemen
Pengetahuan juga
berinterkoneksi dengan
Sistem Integrasi
Manajemen Pengetahuan
Perusahaan.
3. METODE PENELITIAN
Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan untuk Pengelolaan Rantai Pasok
Agroindustri Susu mengacu kepada tahapan penelitian menggunakan pendekatan sistem
sebagai berikut:
1. Mempelajari
sistem rantai
pasok agroindustri susu dengan transaksi
penjualan dan pembelian koperasi susu, resiko
mutu, peramalan
dan transportasi. Wawancara mendalam
untuk mendapatkan variable- variabel keputusan penting dalam rantai pasok
agroindustri susu.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor pemicu
resiko mutu,
kegiatan kunci,
merumuskan basis aturan agregasi nilai dan
penanganan resiko
mutu berdasarkan pendapat para pakar.
3. Desain sistem untuk merancang model-
model pengambilan keputusan, basis data dan user interface pada sistem
penunjang keputusan.
4. Verifikasi model menggunakan data
Koperasi Pengolahan Susu KPS X sebagai studi kasus
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Rantai Pasok Agroindustri Susu
Rantai pasok agroindustri susu yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari
Pemasok yaitu Petani Susu, Kemudian petani susu menyalurkan ke koperasi Susu,
kemudian sebagian kecil susu diolah dalam Industri kecilmenengah Koperasi Susu,
Susu kemudian ada yang diolah menjadi yoghurt dan susu pasteurisasi sedangkan
sebagian besar susu segar dipasok ke Industri Pengolahan Susu skala Besar yang
diolah menjadi susu cair kotak, susu bubuk, susu kental manis dll. Produk jadi baik dari
koperasi susu maupun dari IPS kemudian disalurkan ke Retailer, kemudian konsumen
dapat membelinya dari retailer.
Gambar 1 Rantai Pasok Agroindustri Susu
4.2. Pemodelan
Sistem Penunjang
Keputusan untuk Koperasi Susu
Pemodelan sistem yang dirancang untuk rancangan aplikasi SPK untuk
penilaian aplikasi SPK untuk penilaian Rantai Pasok Koperasi Susu, dirancang
dalam bentuk paket komputer yang terdiri dari komponen sistem manajemen basis
data, sistem manajemen basis pengetahuan dan sistem manajemen model yang
dihubungkan dengan sistem manajemen dialog yang akan memudahkan komunikasi
dengan pengguna yang bersifat interaktif. Konfigurasi model sistem penunjang
keputusan menggambarkan komponen di dalam
sistem dan
keterkaitan antar
komponen sistem. Konfigurasi model SPK disajikan pada gambar yang terdiri dari tiga
komponen utama yaitu Sistem Manajemen Basis Model, Sistem Manajemen Basis
Data dan Sistem Manajemen Dialog.
172 , ISSN:1411-6340
Basis data yang terdapat dalam sistem manajemen basis data digunakan
oleh basis model yang terdapat pada sistem manajemen basis model, proses eksekusi
data oleh model berlangsung di dalam sistem pengolahan terpusat. Alternatif
keputusan yang dapat dihasilkan oleh sistem pengolahan terpusat dapat diminta
dan diperoleh hasilnya oleh penggunan SPK melalui sistem manajemen dialog.
Model SPK dirancang untuk mampu menghasilkan informasi dan alternatif
keputusan untuk pengguna koperasi susu Jawa Barat keluarannya berupa informasi
transaksi penjualan
dan pembelian,
peramalan, penilaian resiko mutu susu, penjadwalan, transportasi dan kualitas
rantai pasok agroindustri.
Pemodelan sistem untuk rancangan SPK rantai pasok koperasi pengolahan
susu KPS dapat dilihat pada Gambar 2 yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu
sistem manajemen basis model, sistem manajemen
basis data
dan sistem
manajemen dialog.
Gambar 2. Konfigurasi Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Koperasi Pengolahan Susu