Sub model Peramalan RANCANG BANGUN MODEL
130 , ISSN:1411-6340
perencana produksi. Akurasi terdapat dua jenis yaitu plus + dan minus -, akurasi
plus berarti pengiriman selalu lebih besar dari peramalan, akurasi minus adalah
sebaliknya. Kedua jenis akurasi tersebut perlu dipisahkan karena sangat berbeda
hasilnya. Data
akurasi diperoleh
dari perbandingan antara peramalan permintaan
dengan aktual permintaan selama 3 bulan berturut-turut sbb:
Tabel 3. Kategori Akurasi Peramalan
Terlihat bahwa ada sejumlah 152 ukuran kaca yang memiliki penyimpangan
± 5 atau kategori A, 41 ukuran kaca masuk kategori B, dan 231 ukuran kaca
masuk kategori C. Petugas perencana produksi harus memperhatikan ukuran kaca
yang memiliki akurasi tidak baik, semakin tinggi persediaan maka akan semakin aman
dari fluktuasi peramalan. Kebalikannya untuk akurasi yang baik kelas A maka
persediaan bisa diturunkan seminimal mungkin.
Menentukan Kombinasi 3 Faktor Utama
Ketiga sub model tersebut perlu diformulasikan untuk menghasilkan sebuah
angka tunggal mengenai status tiap ukuran kaca,
caranya dengan
dilakukan pembobotan untuk tiap sub model. Bobot
Akurasi Peramalan adalah 5 kali lebih penting karena ini merupakan sumber
utama dari kesalahan dalam perbuatan rencana produksi dan bisa mengakibatkan
fenomena Bullwip yaitu sebuah kondisi dimana persediaan di proses selanjutnya
akan terus
membesar dibandingkan
kebutuhan sesungguhnya atau kebalikannya malah terjadi kekurangan barang, Nilai
Persediaan 3 kali lebih penting; seperti yang telah dijelaskan pada tujuan penelitian
ini, dan Kritikalitas 2 kali.
Walaupun kritikalitas bobotnya ada di bawah akurasi namun sudah diamankan
oleh adanya cycle-stock 1,0 bulan. Artinya jika Reliability process tidak baik sehingga
ukuran kaca tertentu baru bisa diproduksi diakhir bulan maka perusahaan sudah
memiliki persediaan pengaman. Oleh karena kebijakan persediaan perusahaan
maksimal 1,3 bulan maka angka tersebut dijadikan batas maksimal, sementara batas
minimalnya adalah 1,0 bulan atau tanpa persediaan
pengaman. Berikut
data pembagian target tingkat persediaan dan
bobot untuk tiap sub model faktor utama:
Tabel 4. Pembobotan Faktor Utama
Setiap ukuran kaca dapat dihasilkan statusnya dengan mengalikan Kategori A, B, C dengan Bobotnya sbb:
Data AKURASI
Sum of PERCENTAGE Sum of UKURAN Sum of AMOUNT A
43 152
4.628.776.145 B
24 41
2.577.296.012 C
33 231
3.627.865.350 Grand Total
100 424
10.833.937.507
FAKTOR UTAMA Tingkat
Bobot A
B C
Nilai Uang Tinggi -- Rendah
2 1,1
1,2 1,3
Kritikalitas Stopline -- Tidak
3 1,3
1,2 1,1
Akurasi min - 1,0
1,0 1,0
Akurasi plus + 1,0
1,2 1,3
5 Bagus -- Jelek
Kelas
Model Rencana Produksi Kaca Otomotif Agus Ruhimat 131
Sehingga akan diperoleh nilai AAA, BBB, CCC, ABB, dst. Jika ada ukuran kaca
statusnya ABC+ artinya nilai uangnya tinggi A, kritikalitas bisa dijadwal ulang
B, akurasi peramalan selalu plus + 15 C. Dengan model di atas pada akhirnya
tingkat persediaan dapat digambarkan dengan status berikut:
Tabel 5. Nilai tingkat persediaan dari status tiap ukuran kaca
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa tingkat persediaan dapat bervariasi sesuai
dengan faktor
dominannya; tingkat
persediaan paling rendah dimiliki adalah 1,07 BAC+, BCB-, dan lain-lain. Variasi
tingkat persediaan tersebut lebih realistis daripada dianggap sama untuk semua jenis
ukuran kaca. Jika simulasi dijalankan terdapat penghematan uang sebesar 2,6
Milyar Rupiah tiap bulannya.
Tabel 6. Hasil simulasi Saat ini
Sesudah klasifikasi Penghematan uang
16.250.906.260 13.576.786.961
2.674.119.299 Dengan demikian model di atas
sudah diverifikasi dan divalidasi bisa diaplikasikan dan hasilnya nyata yaitu
turunnya nilai persediaan. Model yang dihasilkan tersebut juga bisa ditelusuri latar
belakangnya daripada cara penentuan rencana
produksi sebelumnya
yaitu menyamakan semua tingkat persediaan
sebesar 1,3 bulan untuk semua ukuran kaca.