Model Rencana Produksi Kaca Otomotif Agus Ruhimat 129
4. RANCANG BANGUN MODEL
Penelitian ini menggunakan data masa lalu periode Oktober-Nopember 2010
yang diperoleh dari internal perusahaan. Dari data tersebut dipetakan distribusi ke
dalam tiga kelompok yaitu A, B, dan C.
4.1. Sub model Nilai Uang
Nilai uang diperoleh dari jumlah permintaan dikalikan dengan harga jual
kaca tersebut. Pada tabel 1 di bawah terlihat bahwa 80 dari nilai persediaan hanya
diwakili oleh 70 ukuran kaca A senilai 26 Milyar,
sementara 20
dari nilai
persediaan adalah akumulasi dari 354 ukuran kaca B C senilai 6 Milyar.
Petugas perencana
produksi hendaknya menetapkan tingkat persediaan
untuk kategori A sekecil mungkin karena akan sangat berpengaruh terhadap nilai
uang persediaan
yang tertahan
kebalikannya untuk kategori C memiliki keleluasaan untuk menaikan persediaan
karena nilai uangnya tidak begitu besar. Tabel 1. Kategori Nilai Persediaan
4.2. Sub
model Kritikalitas
Service Level
Kritikalitas adalah seberapa besar resiko yang akan terjadi bila terjadi
kekurangan pasokan
ke konsumen.
Komposisi pada
kategori kritikalitas
berbeda dengan nilai uang di atas, pada kategori ini terdapat 125 ukuran kaca yang
tidak boleh terjadi kekurangan supply atau harus 100 A, selanjutnya ada 95 ukuran
kaca yang bilamana persediaan kurang akan mengakibatkan pabrik perubahan jadwal
produksi dan pengiriman bisa dijadwal ulang, dan ada 204 ukuran kaca yang
pengirimannya bisa jadwal ulang baik di pabrik sendiri maupun di konsumen.
Kebalikan dengan kategori nilai uang di atas, untuk kategori A petugas perencana
produksi sebaiknya memiliki persediaan yang aman untuk menghindari berhentinya
proses produksi di konsumen.
Tabel 2. Kategori Kritikalitas
4.3. Sub model Peramalan
Peramalan adalah
perkiraan kebutuhan dimasa depan yang dapat
ditentukan secara matematis melalui data historis atau melalui kualitatif informal atau
melalui kedua teknik tersebut. Peramalan sangat diperlukan untuk merencanakan
yang akan datang, mengurangi faktor ketidakpastian, antisipasi dan mengelola
perubahan, meningkatkan komunikasi dan integrasi,
dan antisipasi
persediaan, kapasitas,
demand dan
lead time.
Mengingat pentingnya peramalan maka akurasi peramalan perlu dicek, semakin
buruk performansi peramalan maka harus semakin
tinggi tingkat
keamanan persediaannya.
Akurasi peramalan dibagi ke dalam tiga kelas. Kelas A yang memiliki akurasi ±
5, kelas B diantara 5 sd 15, kelas C 15. Besaran angka tersebut merupakan
inisiatif awal saja untuk memisahkan data, selanjutnya
bisa diperketat
atau diperlonggar lagi sesuai dengan kebijakan
Data NILAI UANG
Sum of PERCENTAGE Sum of UKURAN Sum of AMOUNT A
80 70
8.702.933.458 B
14 86
1.541.946.162 C
5 268
589.057.887 Grand Total
100 424
10.833.937.507
Data SERVICE LEVEL
Sum of PERCENTAGE Sum of UKURAN Sum of AMOUNT A
83 125,000
8.942.883.488 B
14 95,000
1.463.019.437 C
4 204,000
428.034.582 Grand Total
100 424,000
10.833.937.507
130 , ISSN:1411-6340
perencana produksi. Akurasi terdapat dua jenis yaitu plus + dan minus -, akurasi
plus berarti pengiriman selalu lebih besar dari peramalan, akurasi minus adalah
sebaliknya. Kedua jenis akurasi tersebut perlu dipisahkan karena sangat berbeda
hasilnya. Data
akurasi diperoleh
dari perbandingan antara peramalan permintaan
dengan aktual permintaan selama 3 bulan berturut-turut sbb:
Tabel 3. Kategori Akurasi Peramalan
Terlihat bahwa ada sejumlah 152 ukuran kaca yang memiliki penyimpangan
± 5 atau kategori A, 41 ukuran kaca masuk kategori B, dan 231 ukuran kaca
masuk kategori C. Petugas perencana produksi harus memperhatikan ukuran kaca
yang memiliki akurasi tidak baik, semakin tinggi persediaan maka akan semakin aman
dari fluktuasi peramalan. Kebalikannya untuk akurasi yang baik kelas A maka
persediaan bisa diturunkan seminimal mungkin.
Menentukan Kombinasi 3 Faktor Utama
Ketiga sub model tersebut perlu diformulasikan untuk menghasilkan sebuah
angka tunggal mengenai status tiap ukuran kaca,
caranya dengan
dilakukan pembobotan untuk tiap sub model. Bobot
Akurasi Peramalan adalah 5 kali lebih penting karena ini merupakan sumber
utama dari kesalahan dalam perbuatan rencana produksi dan bisa mengakibatkan
fenomena Bullwip yaitu sebuah kondisi dimana persediaan di proses selanjutnya
akan terus
membesar dibandingkan
kebutuhan sesungguhnya atau kebalikannya malah terjadi kekurangan barang, Nilai
Persediaan 3 kali lebih penting; seperti yang telah dijelaskan pada tujuan penelitian
ini, dan Kritikalitas 2 kali.
Walaupun kritikalitas bobotnya ada di bawah akurasi namun sudah diamankan
oleh adanya cycle-stock 1,0 bulan. Artinya jika Reliability process tidak baik sehingga
ukuran kaca tertentu baru bisa diproduksi diakhir bulan maka perusahaan sudah
memiliki persediaan pengaman. Oleh karena kebijakan persediaan perusahaan
maksimal 1,3 bulan maka angka tersebut dijadikan batas maksimal, sementara batas
minimalnya adalah 1,0 bulan atau tanpa persediaan
pengaman. Berikut
data pembagian target tingkat persediaan dan
bobot untuk tiap sub model faktor utama:
Tabel 4. Pembobotan Faktor Utama
Setiap ukuran kaca dapat dihasilkan statusnya dengan mengalikan Kategori A, B, C dengan Bobotnya sbb:
Data AKURASI
Sum of PERCENTAGE Sum of UKURAN Sum of AMOUNT A
43 152
4.628.776.145 B
24 41
2.577.296.012 C
33 231
3.627.865.350 Grand Total
100 424
10.833.937.507
FAKTOR UTAMA Tingkat
Bobot A
B C
Nilai Uang Tinggi -- Rendah
2 1,1
1,2 1,3
Kritikalitas Stopline -- Tidak
3 1,3
1,2 1,1
Akurasi min - 1,0
1,0 1,0
Akurasi plus + 1,0
1,2 1,3
5 Bagus -- Jelek
Kelas