Proses Penelaahan Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara Lembaga

- 131 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2. Langkah-langkah Penelaahan a. Pejabat dan petugas penelaah Kementerian Keuangan c.q. DJA dan Kementerian Perencanaan melakukan penelaahan RKA-KL dengan petugas penelaah dari BiroBagian Perencanaan danatau petugas penelaah lain yang berwenang pada KL terkait. b. Dari sisi penganggaran utamanya meneliti kriteria substantif berupa kelayakan anggaran terhadap sasaran kinerja yang direncanakan, yaitu: 1 Memeriksa Formulir RKA-KL meliputi: a Memeriksa legalitas RKA-KL danatau hasil pembahasan kesepakatan dengan DPR. b Meneliti kesesuaian RKA-KL dengan besaran alokasi Pagu Anggaran KL, meliputi: - Meneliti kesesuaian alokasi pagu dana per program; - Meneliti kesesuaian alokasi pagu dana berdasarkan sumber pendanaannya. c Memeriksa kelengkapan ADK RKA-KL. 2 Memeriksa KK RKA-KL meliputi: a Memeriksa legalitas KK RKA-KL. b Meneliti alokasi anggaran Satker dengan Daftar alokasi Pagu masing- masing Unit Eselon I yang dirinci berdasarkan Program, Satker dan Sumber Pendanaan. c Meneliti alokasi anggaran yang termasuk dalam jenis Angka Dasar danatau Inisiatif Baru. d Meneliti alokasi anggaran jenis Angka Dasar sebagaimana Formulir D, KK RKA-KL meliputi: - Memastikan relevansi Suboutput apabila ada dengan Output. - Memastikan relevansi penggunaan Komponen dengan Outputnya. - Memastikan angka Prakiraan Maju, meliputi: Keberlanjutanberhenti suatu Output dengan konsekuensi:  Jika berhenti, hasil perhitungan pada Output harus nol Keluaran dihapus.  Jika berlanjut maka harus terdapat angka prakiraan maju volume Output dan alokasi anggaran. Keberlanjutanberhenti suatu Komponen dengan konsekuensi:  Jika berhenti, hasil perhitungan Komponen harus nol Komponen dihapus. - 132 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA  Jika berlanjut maka harus terdapat angka alokasi anggaran. Komponen sebagai Biaya Utama atau Biaya Pendukung  Apabila Komponen sebagai biaya utama maka perlu diteliti: apakah berharga tetap atau dapat disesuaikan harganya berdasarkan kebijakan ada dokumen berupa keputusan pemerintahkeputusan menteri atau pimpinan lembaga. Cek dokumen terkait seperti RKP.  Apabila Komponen sebagai biaya pendukung maka angka prakiraan maju Komponen pendukung berasal dari perkalian dengan parameter ekonomi dalam hal ini berupa indeks inflasi kumulatif. Parameter ekonomi yang digunakan adalah asumsi tingkat inflasi APBN untuk tahun yang direncanakan. 3 Meneliti alokasi anggaran jenis Inisiatif Baru sebagaimana Formulir B dan D, KK RKA KL meliputi: a Meneliti relevansi Suboutput apabila ada dengan Output. b Meneliti kesesuaian Komponen dan Output dalam Dokumen KK RKA- KL dengan dokumen Proposal Inisiatif Baru beserta RAB yang telah disetujui atau TOR beserta RAB apabila terdapat perubahan substansi dalam Proposal Inisiatif Baru. c Meneliti relevansi Komponen dengan Outputnya. d Meneliti item biaya masing-masing Komponen dengan standar biaya. e Meneliti kesesuaian penerapan jenis belanja sebatas dua digit pada masing-masing item biaya. f Meneliti angka Prakiraan Maju suatu Output sebagaimana uraian pada Angka Dasar. c. Dari sisi perencanaan utamanya meneliti kriteria substantif berupa konsistensi sasaran kinerja KL dengan Renja KL dan RKP, yaitu: 1 Meneliti kategori kegiatan, apakah termasuk kegiatan prioritas nasional, prioritas bidang, atau prioritas KL. 2 Meneliti konsistensi rumusan Output dalam dokumen RKA-KL dengan Output yang terdapat dalam dokumen Renja KL dan RKP. 3 Meneliti konsistensi Volume Output dalam dokumen RKA-KL dengan dokumen Renja KL dan RKP tahun yang direncanakan. 4 Meneliti konsistensi Output dengan indikator kinerja kegiatannya dalam dokumen RKA-KL dengan Renja KL dan RKP. - 133 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3. Penelaahan RKA-KL pada Satker Badan Layanan Umum BLU diutamakan pada hal-hal sebagai berikut: a. Meneliti program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Satker BLU. Program dan kegiatan yang digunakan dalam penyusunan KK RKA-KL Satker BLU merupakan bagian dari program dan kegiatan hasil restrukturisasi program dan kegiatan KL induk. b. Meneliti kesesuaian pagu dalam KK RKA-KL Satker BLU dengan pagu Kegiatan RKA-KL, khususnya berkenaan dengan sumber dana PNBP dan Rupiah Murni sebagaimana tertuang dalam Ikhtisar Rencana Bisnis dan Anggaran RBA. c. Meneliti kesesuaian Standar Pelayanan Minimal SPM yang ditetapkan oleh MenteriPimpinan Lembaga dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pelayanan kepada masyarakat dengan Ikhtisar RBA. d. Keluaran yang tercantum dalam KK RKA-KL Satker BLU mengacu pada tabel referensi program aplikasi RKA-KL. e. Meneliti alokasi anggaran angka dasar sama halnya dengan satker non BLU. f. Meneliti penerapan Standar Biaya dan Rincian Biaya, khususnya untuk jenis alokasi anggaran Inisiatif Baru, meliputi: 1 Satker BLU yang mampu menyusun standar biaya menurut jenis layanannya berdasarkan perhitungan akuntansi biaya maka penyusunan RBA-nya mengunakan standar biaya tersebut. 2 Perhitungan akuntansi biaya dimaksud paling kurang meliputi unsur biaya langsung dan biaya tidak langsung termasuk biaya variabel dan biaya tetap. Sedangkan untuk Satker BLU pengelola dana setidaknya terdapat perhitungan imbal hasil pengembalianhasil per-investasi dana 3 Rincian biaya berdasarkan perhitungan akuntansi biaya tersebut memberikan informasi mengenai komponen biaya yang tidak bersifat paket, kecuali untuk biaya yang bersifat administratifpendukung. 4 Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam butir 1, butir 2, dan butir 3 terpenuhi, maka Satker BLU tidak perlu melampirkan TOR dan RAB, dan dapat menggunakan besaran standar biaya yang berbeda dari SBM dan SBK dengan melampirkan SPTJM. 5 Dalam hal RBA BLU tidak memenuhi kriteria butir 1, butir 2, dan butir 3, maka harus melampirkan TOR dan RAB, serta menggunakan SBM dan SBK. Apabila Satker BLU akan menggunakan besaran standar biaya yang berbeda dari SBM dan SBK, maka harus menggunakan nomenklatur yang berbeda serta harus melampirkan SPTJM. - 134 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA g. Dalam proses penelaahan RBA, Direktorat Jenderal Anggaran dapat mengikutsertakan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. 4. Penelaahan RKA-KL dalam rangka kegiatan Anggaran Responsif Gender ARG baik untuk jenis alokasi anggaran Angka Dasar maupun Inisiatif Baru diutamakan pada hal-hal sebagai berikut: a. Memastikan bahwa alokasi anggaran pada tingkat output kegiatan yang dikategorikan sebagai ARG dilengkapi dengan dokumen Gender Budget Statement GBS. b. Berdasarkan dokumen GBS dimaksud, petugas penelaah DJA memastikan bahwa pada tema output butir ketiga peningkatan persamaan gender dan pemberdayaan perempuanAnggaran Responsif Gender pada aplikasi untuk menyusun RKA-KL telah dicentang berupa tanda √ yang menandakan bahwa output kegiatan dimaksud telah responsif gender tema: PUG. 5. Meneliti jenis alokasi anggaran Angka Dasar maupun Inisiatif Baru dalam rangka kegiatan yang bersumber dana PNBP. a. Meneliti secara umum sebagaimana diuraikan pada bagian Langkah- langkah Penelaahan. b. Meneliti acuan peraturan perundangan yang ada meliputi: 1 Peraturan Pemerintah tentang jenis dan tarif PNBP masing-masing KL. 2 Keputusan Menteri KeuanganSurat Menteri Keuangan tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana yang berasal dari PNBP. 3 Pagu penggunaan PNBP dalam Pagu Sementara. c. Meneliti target PNBP dan persentase pagu penggunaan sebagian dana yang bersumber dari PNBP. 6. Penelaahan untuk output bangunangedung negara, penelaah memastikan dokumen: a. Perhitungan kebutuhan biaya pembangunanrenovasi bangunangedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk pekerjaan pembangunanrenovasi bangunangedung negara yang berlokasi di dalam negeri dan pekerjaan renovasi bangunangedung negara yang berlokasi di luar negeri kantor perwakilan yang mengubah struktur bangunan; atau b. Perhitungan kebutuhan biaya pembangunanrenovasi bangunangedung negara atau yang sejenis dari konsultan perencana setempat dan SPTJM KPA kantor perwakilan setempat untuk pekerjaan renovasi bangunangedung negara yang berlokasi di luar negeri kantor perwakilan yang tidak mengubah struktur bangunan. - 135 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Informasi mengubah struktur bangunan atau tidak, dijelaskan dalam dokumen tersebut. 7. Hasil penelaahan RKA-KL dituangkan dalam dokumen Catatan Hasil Penelaahan serta ditandatangani oleh Petugas Penelaah dari KL, Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran, dan Kementerian Perencanaan.

6.3 Tindak Lanjut Hasil Penelaahan RKA-KL

1. DJA menghimpun dan mengompilasi seluruh RKA-KL hasil penelaahan untuk digunakan sebagai: a. Bahan penyusunan Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangan Undang-Undang RUU tentang APBN; dan b. Dokumen pendukung pembahasan Rancangan APBN. 2. Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan RUU APBN dibahas dalam sidang kabinet. Hasil sidang kabinet tersebut disampaikan oleh Pemerintah kepada DPR pada bulan Agustus. 3. Pemerintah menyelesaikan pembahasan Rancangan APBN dan RUU tentang APBN dengan DPR paling lambat akhir bulan Oktober. 4. Dalam hal pembahasan Rancangan APBN dan RUU tentang APBN menghasilkan optimalisasi pagu anggaran, optimalisasi pagu anggaran tersebut digunakan oleh Pemerintah sesuai dengan Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden. 5. Hasil pembahasan Rancangan APBN dan RUU tentang APBN dituangkan dalam berita acara hasil kesepakatan pembahasan Rancangan APBN dan RUU tentang APBN dan bersifat final. 6. Berita acara hasil kesepakatan pembahasan disampaikan oleh Menteri Keuangan kepada KementerianLembaga. 7. MenteriPimpinan Lembaga melakukan penyesuaian RKA-KL dengan berita acara hasil kesepakatan pembahasan, meliputi: a. Dalam hal besaran Pagu Alokasi Anggaran KL tidak mengalami perubahan sama dengan Pagu Anggaran KL maka KL menyampaikan RKA-KL dan dokumen pendukung beserta Arsip Data Komputer ADK RKA-KL sebagai dasar penelaahan. Hasil penelaahan RKA-KL dimaksud dijadikan sebagai dasar penetapan RKA-KL oleh Direktur Jenderal Anggaran dan sebagai bahan untuk penyusunan Keputusan Presiden Keppres tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RABPP beserta lampirannya. - 136 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA b. Dalam hal besaran Pagu Alokasi Anggaran KL mengalami perubahan baik penambahan maupun pengurangan maka KL menyampaikan RKA-KL dan dokumen pendukung beserta Arsip Data Komputer ADK RKA-KL untuk dilakukan penelaahan kembali dalam rangka penyesuaian RKA-KL dengan Pagu Alokasi Anggaran KL. c. Berkenaan dengan besaran Pagu Alokasi Anggaran KL dimaksud lebih besar dari Pagu Anggaran KL maka penelaahan dilakukan dengan meneliti RKA- Satker dengan kesesuaian tambahan pagu yang difokuskan pada: 1 Penambahan jenis Keluaran, sehingga jenis dan volumenya bertambah; 2 Penambahan Komponen untuk menghasilkan Keluaran; 3 Penambahan item-item belanja pada Komponen. d. Berkenaan dengan besaran Pagu Alokasi Anggaran KL lebih kecil dari Pagu Anggaran KL maka, penelahaan dilakukan dengan meneliti RKA-Satker dengan kesesuaian pengurangan pagu yang difokuskan pada: 1 Pengurangan Komponen untuk menghasilkan Keluaran yang sudah ada selain Komponen Gaji dan Komponen Operasional Perkantoran; 2 Pengurangan item-item belanja pada Komponen; 3 Pengurangan Keluaran selain Keluaran dalam rangka penugasan, sehingga jenis dan volumenya berkurang. e. Dalam hal hasil penelaahan RKA-KL berdasarkan Pagu Anggaran KL atau Pagu Alokasi Anggaran KL mengakibatkan perubahan rumusan kinerja, perubahan dimaksud dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1 Perubahan yang berkaitan dengan rumusan Keluaran Jenis dan Satuan, pada prinsipnya dapat dilakukan sepanjang: a Telah disepakati dalam proses penelaahan; b Tidak mengubah Keluaran yang merupakan Keluaran Kegiatan Prioritas Nasional; c Relevan dengan Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan yang ditetapkan; d Adanya perubahan tugas dan fungsi pada unit yang bersangkutan; e Adanya tambahan penugasan. 2 Perubahan yang berkaitan dengan rumusan diluar Output Program, Indikator Kinerja Utama Program, Outcome, Kegiatan, dan Indikator Kinerja, apabila dibutuhkan dapat dilakukan sepanjang merupakan akibat dari: a Adanya reorganisasi yang mengakibatkan perubahan tugas dan fungsi serta struktur organisasi;