RDP-Bendahara Umum Negara dan Proses

- 18 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Berkenaan dengan klasifikasi organisasi, BA BUN yang terdapat dalam dokumen RDP-Bendahara Umum Negara dibagi dalam bagian-bagian anggaran. Penanggung jawab masing-masing BA tersebut di atas disebut Pembantu Pengguna Anggaran PPA yang merupakan unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan sesuai dengan tugas-fungsinya. Sedangkan satuan kerja pada masing- masing PPA adalah satker baik di kantor pusat maupun kantor daerah atau satuan kerja yang memperoleh penugasan dari PPA sebagai kepanjangan tangan Menteri Keuangan. Suatu PPA dalam rangka pengelolaan anggaran dapat mengusulkan satker baru sebagai KPA untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan anggaran yang berasal dari BA BUN apabila terdapat penugasan secara khusus dari PPA. PPA dapat mengusulkan adanya satker baru dalam rangka pengelolaan RDP- Bendahara Umum Negara kepada Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat Anggaran III. Selanjutnya Direktorat Jenderal Anggaran memberitahukan persetujuanpenolakan atas usulan dimaksud kepada PPA yang bersangkutan. Berkenaan dengan klasifikasi fungsi, penerapan fungsi dan subfungsi dalam kerangka RDP-Bendahara Umum Negara mengacu pada tugas-fungsi Kementerian Keuangan: fungsi 01 pelayanan umum dan subfungsi 0101 Lembaga Eksekutif dan Legislatif, Masalah Keuangan dan Fiskal, serta Urusan Luar Negeri. Dalam proses penyusunan RDP-Bendahara Umum Negara, penerapan fungsi dan sub- fungsi dimaksud dihubungkan dengan kegiatan. Proses penganggaran RDP-Bendahara Umum Negara dimulai satu tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan, tepatnya pada awal tahun. Alur proses penganggarannya meliputi 5 lima tahap utama: 1. Penyusunan Indikasi Kebutuhan Dana Pengeluaran Bendahara Umum Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara dapat berkoordinasi dengan MenteriPimpinan Lembaga atau pihak lain terkait menyusun indikasi kebutuhan dana pengeluaran Bendahara Umum Negara untuk tahun anggaran yang direncanakan dengan memperhatikan prakiraan maju dan rencana strategis yang telah disusun. Indikasi kebutuhan dana merupakan indikasi dana dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah yang penganggarannya hanya ditampung pada Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Kementerian Keuangan. Kebutuhan dana pengeluaran Bendahara Umum Negara dimaksud antara lain: a. transfer ke daerah; b. bunga utang; c. subsidi; d. hibah dan penerusan hibah; e. kontribusi sosial; f. dana daruratpenanggulangan bencana alam; g. kebutuhan mendesak emergency, - 19 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA h. cadangan untuk mengantisipasi perubahan kebijakan policy measures; i. dana transito; j. cicilan utang; k. dana investasi Pemerintah; l. penyertaan modal negara; m. dana bergulir; n. dana kontinjensi; o. penerusan pinjaman on-lending; dan p. kebutuhan lain-lain yang tidak dapat direncanakan. Sedangkan “pihak lain terkait” tersebut di atas yaitu Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Lembaga Non-Kementerian yang terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan. 2. Penetapan Pagu Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara Menteri Keuangan menetapkan pagu dana pengeluaran Bendahara Umum Negara dengan berpedoman pada: a. arah kebijakan yang ditetapkan oleh Presiden; b. prioritas anggaran; c. RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan pembahasan Rancangan APBN; d. indikasi kebutuhan dana pengeluaran Bendahara Umum Negara; dan e. evaluasi Kinerja penggunaan dana Bendahara Umum Negara. 3. Penyusunan RDP-Bendahara Umum Negara Pembantu Pengguna Anggaran-Bendahara Umum Negara yang telah ditunjuk Menteri Keuangan menyusun RDP-Bendahara Umum Negara berdasarkan pagu dana pengeluaran Bendahara Umum Negara dimaksud. Penyusunan RDP- Bendahara Umum Negara dapat dilakukan dengan berkoordinasi dengan KementerianLembaga atau pihak lain yang terkait. 4. Pengusulan Alokasi Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara mengusulkan alokasi dana pengeluaran Bendahara Umum Negara kepada Menteri Keuangan dengan berpedoman pada RDP-Bendahara Umum Negara yang telah disesuaikan dengan berita acara hasil kesepakatan pembahasan APBN. 5. Penetapan Alokasi Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara Menteri Keuangan menetapkan alokasi dana pengeluaran Bendahara Umum Negara berdasarkan Keputusan Presiden yang ditetapkan paling lambat tanggal 30 November dan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran dana pengeluaran Bendahara Umum Negara sebelum dimulainya tahun anggaran paling lambat akhir bulan Desember. Penetapan alokasi dana pengeluaran Bendahara Umum Negara tertentu yang alokasi dananya belum dapat - 20 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ditetapkan pada saat ditetapkannya APBN dapat dilakukan pada tahun anggaran berjalan.

1.5 PengertianDefinisi

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. 2. Daftar Hasil Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran KementerianLembaga, yang selanjutnya disingkat DHP RKA-KL adalah dokumen yang berisi rangkuman RKA-KL per program dalam suatu KL yang telah ditetapkan dari proses penelaahan. 3. Hasil outcome adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan dalam satu program. 4. Keluaran output adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan. 5. Kementerian Negara yang selanjutnya disingkat Kementerian, adalah perangkat Pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. 6. Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kualitas dan kualitas terukur. 7. Lembaga adalah organisasi non Kementerian Negara dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya. 8. Pagu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada KementerianLembaga sebagai pedoman dalam penyusunan Renja-KL. 9. Pagu Anggaran KementerianLembaga, yang selanjutnya disebut Pagu Anggaran KL, adalah batas tertinggi anggaran yang dialokasikan kepada KementerianLembaga dalam rangka penyusunan RKA-KL. 10. Alokasi Anggaran KementerianLembaga, yang selanjutnya disebut Alokasi Anggaran KL, adalah batas tertinggi anggaran pengeluaran yang dialokasikan kepada KementerianLembaga berdasarkan hasil pembahasan Rancangan APBN yang dituangkan dalam berita acara hasil kesepakatan Pembahasan Rancangan APBN antara Pemerintah dan DPR. 11. Rencana Kerja dan Anggaran KementerianLembaga, yang selanjutnya disingkat RKA-KL, adalah dokumen rencana keuangan tahunan KementerianLembaga yang disusun menurut Bagian Anggaran KementerianLembaga. 12. Rencana Dana Pengeluaran-Bendahara Umum Negara, yang selanjutnya disingkat RDP-BUN adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan - 21 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA kewajiban pemerintah pusat dan transfer ke daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. 13. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara, yang selanjutnya disingkat SPAN adalah sistem informasi manajemen keuangan yang terintegrasi dari mulai perencanaan sampai dengan pelaporan, terotomasi secara penuh, serta menggunakan data base yang terpusat.