Tindak Lanjut Hasil Penelaahan RKA-KL

- 136 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA b. Dalam hal besaran Pagu Alokasi Anggaran KL mengalami perubahan baik penambahan maupun pengurangan maka KL menyampaikan RKA-KL dan dokumen pendukung beserta Arsip Data Komputer ADK RKA-KL untuk dilakukan penelaahan kembali dalam rangka penyesuaian RKA-KL dengan Pagu Alokasi Anggaran KL. c. Berkenaan dengan besaran Pagu Alokasi Anggaran KL dimaksud lebih besar dari Pagu Anggaran KL maka penelaahan dilakukan dengan meneliti RKA- Satker dengan kesesuaian tambahan pagu yang difokuskan pada: 1 Penambahan jenis Keluaran, sehingga jenis dan volumenya bertambah; 2 Penambahan Komponen untuk menghasilkan Keluaran; 3 Penambahan item-item belanja pada Komponen. d. Berkenaan dengan besaran Pagu Alokasi Anggaran KL lebih kecil dari Pagu Anggaran KL maka, penelahaan dilakukan dengan meneliti RKA-Satker dengan kesesuaian pengurangan pagu yang difokuskan pada: 1 Pengurangan Komponen untuk menghasilkan Keluaran yang sudah ada selain Komponen Gaji dan Komponen Operasional Perkantoran; 2 Pengurangan item-item belanja pada Komponen; 3 Pengurangan Keluaran selain Keluaran dalam rangka penugasan, sehingga jenis dan volumenya berkurang. e. Dalam hal hasil penelaahan RKA-KL berdasarkan Pagu Anggaran KL atau Pagu Alokasi Anggaran KL mengakibatkan perubahan rumusan kinerja, perubahan dimaksud dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1 Perubahan yang berkaitan dengan rumusan Keluaran Jenis dan Satuan, pada prinsipnya dapat dilakukan sepanjang: a Telah disepakati dalam proses penelaahan; b Tidak mengubah Keluaran yang merupakan Keluaran Kegiatan Prioritas Nasional; c Relevan dengan Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan yang ditetapkan; d Adanya perubahan tugas dan fungsi pada unit yang bersangkutan; e Adanya tambahan penugasan. 2 Perubahan yang berkaitan dengan rumusan diluar Output Program, Indikator Kinerja Utama Program, Outcome, Kegiatan, dan Indikator Kinerja, apabila dibutuhkan dapat dilakukan sepanjang merupakan akibat dari: a Adanya reorganisasi yang mengakibatkan perubahan tugas dan fungsi serta struktur organisasi; - 137 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA b Reorganisasi tersebut sudah memiliki dasar hukum yang pasti Perpres, Persetujuan Menpan dan RB, Keputusan MenteriPimpinan Lembaga yang bersangkutan; c Perubahan yang diusulkan telah disepakati dalam trilateral meeting; d Telah mendapat persetujuan dari komisi terkait di DPR. f. Berdasarkan hasil penelaahan, apabila terdapat alokasi anggaran yang belum ditetapkan penggunaannya berasal dari efisiensi danatau Komponen yang tidak relevan dengan output maka alokasi anggaran tersebut dimasukkan dalam Output Cadangan pada kegiatanjenis belanja yang sama. 8. Presiden menetapkan alokasi anggaran KementerianLembaga dan Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Alokasi anggaran KementerianLembaga dirinci menurut klasifikasi anggaran. Alokasi anggaran Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dirinci menurut: a. kebutuhan Pemerintah Pusat; dan b. transfer kepada daerah. 9. Alokasi anggaran ditetapkan dengan Keputusan Presiden paling lambat tanggal 30 November. 10. MenteriPimpinan Lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran dengan berpedoman pada alokasi anggaran yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden. 11. Menteri Keuangan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran paling lambat tanggal 31 Desember. Ketentuan mengenai tata cara penyusunan dan penelaahan RKA-KL yang dijelaskan dalam PMK ini juga berlaku pada proses revisi RKA-KL.

6.4 Hal-hal Khusus

1. Pemblokiran a. Pengertian Pemblokiran

Pemblokiran adalah pencantuman tanda bintang pada seluruh atau sebagian alokasi anggaran dalam RKA-KL Penetapan Apropriasi Anggaran sebagai akibat pada saat penelaahan belum memenuhi satu atau lebih persyaratan alokasi anggaran.

b. Alasan Pemblokiran

1 Belum ada persetujuan dari DPR terhadap rincian penggunaan dana yang dituangkan dalam RKA-KL. Jika terjadi hal seperti ini, alokasi dana selain untuk belanja operasional harus diblokir. 2 Kegiatan yang belum dilengkapi data pendukung, yaitu: - 138 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA a TOR sepanjang ada perubahan substansi dari Proposal Inisiaif Baru; b Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak SPTJM; c Perhitungan kebutuhan biaya pembangunanrenovasi bangunangedung negara sebagaimana diatur pada Bab 4 dan Bab 5 berkenaan dengan pembangunanrenovasi bangunangedung negara; d Rencana Bisnis dan Anggaran BLU RBA BLU apabila berkenaan dengan Satker BLU;

c. Penghapusan blokirtanda bintang

1 Secara umum penghapusan blokirtanda bintang mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang tata cara revisi anggaran yang berlaku. 2 Pencantuman blokirtanda bintang pada DHP RKA-KL yang disebabkan belum dilengkapinya dokumen pendukung sebagaimana tersebut pada huruf b di atas, dapat otomatis dihapuskan apabila dokumen pendukung tersebut telah dilengkapi sebelum DIPA diterbitkan, sehingga tidak terdapat blokirtanda bintang pada dokumen DIPA. 2. Output Cadangan Output cadangan diadakan untuk menampung hal-hal sebagai berikut: a. Anggaran untuk satker baru. Kegiatan yang menampung alokasi anggaran untuk keperluan biaya operasional satker baru yang belum mendapat persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Menteri PAN dan RB. b. Sisa dana yang belum ditetapkan penggunaannya yang berasal dari hasil penelaahan berdasarkan alokasi anggaran. c. Terdapat ketidaksesuaian antara indikator kinerja kegiatan dengan Output yang dihasilkan, atau kurangnya relevansi antara Output dengan Suboutput komponensubkomponendetail. Apabila terjadi hal-hal seperti tersebut di atas, yang harus diperhatikan oleh petugas penelaah dari Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Anggaran adalah: a. memindahkan alokasi anggaran pada OutputSuboutputKomponen Subkomponendetail yang tidak sesuai tersebut ke ‘Output Cadangan’. b. Alokasi anggaran pada output cadangan tersebut tidak diblokir. c. Alokasi anggaran pada output cadangan baru bisa dilaksanakan setelah dilakukan revisi dengan berpedoman pada ketentuan mengenai tata cara revisi anggaran.