Hal-hal Mendasar dalam Penyusunan RKA-KL
                                                                                - 111 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
4. Apabila usulan Inisiatif Baru disetujui maka, alokasi anggaran KL untuk tahun yang direncanakan terdiri dari Angka Dasar dan Inisiatif Baru.
Alokasi  anggaran  dalam  proses  pengalokasian  anggaran  sebagaimana  dimaksud dapat digambarkan dalam contoh Diagram 5.1.
Diagram 5.1. Alokasi Anggaran KL
Berdasarkan  pagu  anggaran  tersebut  maka  KL  menyusun  anggarannya dalam  dokumen  RKA-KL.  PP  No.  90  tahun  2010  tentang  Penyusunan  RKA-KL
sebagai dasar hukum penyusunan RKA-KL mengatur sebagai berikut: 1.  MenteriPimpinan  Lembaga  selaku  Pengguna  Anggaran  PA  wajib  menyusun
RKA-KL atas BA yang dikuasainya; 2.  Penyusunan RKA-KL harus menggunakan pendekatan:
a.  kerangka pengeluaran jangka menengah; b.  penganggaran terpadu; dan
c.  penganggaran berbasis kinerja.
3.  RKA-KL  disusun  secara  terstruktur  dan  dirinci  menurut  klasifikasi  anggaran, meliputi: klasifikasi organisasi, fungsi, dan jenis belanja;
4.  Penyusunan  RKA-KL  menggunakan  instrumen:  indikator  kinerja,  standar biaya,  dan  evaluasi  kinerja.  KL  menetapkan  indikator  kinerja  setelah
berkoordinasi  dengan  Kementerian  Keuangan  dan  Kementerian  Perencanaan. Sedangkan  mengenai  ketentuan  klasifikasi  anggaran  dan  standar  biaya  diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan KL;
5.  RKA-KL disusun berdasarkan Renja KL, RKP, dan Pagu Anggaran KL. RKA-KL memuat informasi kinerja paling sedikit berupa: program, kegiatan,
dan  sasaran  kinerja,  rincian  anggaran  yang  disusun  menurut:  unit  organisasi, fungsi, program, kegiatan, jenis belanja, kelompok biaya, dan sumber pendanaan.
Penyusunan RKA-KL sebagaimana mekanisme penyusunan tersebut di atas, memerlukan pemahaman mendasar atas hal-hal sebagai berikut:
1.  KL  menyusun  anggaran  tahun  yang  direncanakan  dalam  dokumen  RKA-KL. Penyusunan RKA-KL dimaksud berdasarkan:
a.  Renja KL, RKP, dan Pagu Anggaran KL sekitar bulan Mei – Juli; dan
b.  Hasil Kesepakatan Pembahasan DPR dan Pagu Alokasi Anggaran KL.
Baseline berasal dari Prakiraan Maju TA
direncanakan ditetapkan pada APBN
1 tahun sebelumnya yang telah diperbaiki
dan disesuaikan dengan Parameter
Inisiatif Baru
Anggaran KL
Tahun Anggaran Direncanakan
- 112 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
2.  Sasaran kinerja yang ditetapkan merupakan rencana kinerja sebuah KL dalam rangka  melaksanakan  tugas  dan  fungsi  KL  danatau  penugasan  prioritas
pembangunan nasional dan bidang. 3.  Informasi kinerja yang ada dalam RKA-KL berupa:
a.  Program meliputi: rumusan hasil, dan Indikator Kinerja Utama Program; b.  Kegiatan  meliputi:  rumusan  kegiatan,  output,  dan  Indikator  Kinerja
Kegiatan. 4.  Informasi  kinerja  tersebut  merupakan  kebijakan  kinerja  yang  ditetapkan  dan
bersifat  baku  serta  menjadi  referensi  dalam  penentuan  alokasi  pendanaannya. Informasi  tersebut  juga  telah  tercantum  dalam  dokumen  RKP,  Renja  KL,  dan
RKA-KL tahun yang direncanakan.
5.  Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh KL seluruhnya dalam kerangka pelaksanaan: tugas-fungsi KL;  prioritas pembangunan nasional; atau prioritas
bidang.  Oleh  karena  itu  peruntukan  alokasi  anggaran  harus  memperhatikan urutan tingkat kepentingan pengalokasian anggaran sebagai berikut:
a. Kebutuhan  anggaran  untuk  biaya  operasional  organisasi  yang  sifatnya mendasar,  seperti  alokasi  untuk  gaji,  honorarium  dan  tunjangan,  serta
operasional dan pemeliharaan perkantoran; b. Program  dan  kegiatan  yang  mendukung  pencapaian  prioritas  pembangunan
nasional,  prioritas  pembangunan  bidang  danatau  prioritas  pembangunan daerah dimensi kewilayahan yang tercantum dalam dokumen RKP;
c. Kebutuhan  dana  pendamping  untuk  kegiatan-kegiatan  yang  anggarannya bersumber dari pinjaman danatau hibah dalam negeriluar negeri;
d. Kebutuhan  anggaran  untuk  kegiatan  lanjutan  yang  bersifat  tahun  jamak multi years;
e. Penyediaan  dana  untuk  mendukung  pelaksanaan  inpres-inpres  yang berkaitan dengan percepatan pemulihan pasca konflik dan pasca bencana di
berbagai daerah; f.  Penyediaan  dana  untuk  mendukung  pelaksanaan  programkegiatan  yang
sesuai dengan peraturan perundangan. 6.  Dalam rangka penyusunan RKA-KL perlu dipahami terlebih dahulu tugas dan
peran  antara  KL  sebagai  penanggung  jawab  outcome  KL,  Unit  Eselon  I sebagai  penanggung  jawab  program,  dan  Satker  sebagai  penanggung  jawab
kegiatan. KL menjabarkan outcome KL dengan menjabarkan dalam program- program.  Unit  Eselon  I  merupakan  unit  yang  merumuskan  dan  menetapkan
kebijakan  mengenai  sasaran  kinerja  hasil  yang  diharapkan  atau  outcome program  dan  output  kegiatan  dan  alokasi  anggarannya  untuk  masing-masing
program. Sedangkan Satker yang akan melaksanakan kegiatan bertugas untuk
- 113 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
menerjemahkan  kebijakan  Unit  Eselon  I-nya  dalam  hal  cara  menghasilkan output kegiatan beserta biaya yang diperlukan secara efektif dan efisien.
7.  Penyusunan  RKA-KL  menggunakan  KK-RKA  KL  sebagai  alat  bantu  yang difasilitasi  oleh  program  aplikasi  RKA-KL.  Satker  menyusun  informasi  kinerja
beserta  alokasi  anggarannya  dalam  KK  RKA-KL.  Satker  menyusun  KK  RKA- KL  dengan  memasukkan  komponen  beserta  kebutuhan  dana  untuk
menghasilkan  output  kegiatan  sesuai  tugas-fungsinya,  prioritas  pembangunan nasional, atau prioritas bidang.
8.  Terdapat  2  dua  tipe  pencapaian  output  kegiatan  dalam  struktur  anggaran baru, yaitu:
Tipe 1 Tipe 2
Program Kegiatan
Output Suboutput
Komponen Program
Kegiatan Output
Komponen
a. Tipe  1,  Pencapaian  Output  disusun  dari  suboutput-suboutput.  Jumlah suboutput identik dengan jumlah volume output yang dihasilkan. Rincian di
bawah  suboutput  adalah  komponen  yang  merupakan  tahapanbagian dalam mencapai suboutput sebagai bagian dari output.
b. Tipe  2,  Pencapaian  Output  disusun  dari  komponen  yang  merupakan tahapan-tahapan atau bagian-bagian dalam pencapaian output.
9.  Penyusunan kebutuhan pendanaan untuk masing-masing Output baik dalam kerangka  jenis  alokasi  anggaran  Angka  Dasar  danatau  Inisiatif  Baru,
disusun  dalam  komponen-komponen  sesuai  klasifikasi  jenis  belanja  dan sumber dana.
10.  Informasi  mengenai  alokasi  anggaran  jenis  Inisiatif  Baru  yang  telah  disetujui Kementerian
Perencanaan dan
Kementerian Keuangan
sebagaimana dinyatakan  dalam  Proposal  Inisiatif  Baru  beserta  RAB-nya  untuk  tahun  yang
direncanakan.
Catatan: Struktur atau rincian di bawah Output diartikan sebagai proses pencapaian output
- 114 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
11.  Penghitungan  kebutuhan  dana  Output  pada  suatu  Komponen  jenis  alokasi anggaran Inisiatif Baru berdasarkan pada:
a. Standar Biaya
1
; danatau b. Kepatutan  dan  kewajaran  harga  apabila  tidak  diatur    dalam  Standar  Biaya
yang diperkuat dengan SPTJM.
                