Penerapan Indeksasi Output Varietas Unggul Tahan Hama terdiri atas:

- 44 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 8. Indeks untuk Komponen Utama Output Barang Non-Infrastruktur. 9. Indeks untuk Komponen Utama Output Jasa Regulasi. 10. Indeks untuk Komponen Utama Output Jasa Layanan Non-Regulasi.

3.3 Angka Dasar dan Ruang Fiskal

Penyusunan anggaran untuk tahun yang direncanakan harus dimulai dengan melihat prakiraan maju yang telah disusun saat menyusun anggaran tahun sebelumnya. Kumpulan prakiraan maju yang disusun akan menghasilkan indikasi pagu untuk tahun direncanakan sebagai Angka Dasar setelah diperbaiki dan disesuaikan. Angka Dasar merupakan indikasi pagu prakiraan maju dari Kegiatan- kegiatan yang berulang danatau kegiatan-kegiatan tahun jamak berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan dan menjadi acuan penyusunan Pagu Indikatif dari tahun anggaran yang direncanakan yang dibuat ketika menyusun anggaran. Contoh: pada Tahun Anggaran 2011, telah disusun prakiraan maju untuk prakiraan maju TA 2012 dan TA 2013: Program 2011 TA 2012 PM 1 2013 PM 2 Program A 100.000 110.000 105.000 Program B 200.000 190.000 190.000 Program C 1.000.000 1.000.000 1.100.000 TOTAL 1.300.000 1.300.000 1.395.000 Ruang Fiskal Fiscal Space merupakan ruang anggaran yang dapat dipergunakan KL untuk mengajukan inisiatif baru. Ruang fiskal ini dapat dilihat dari selisih perhitungan prakiraan maju KL yang telah diperbaiki dan disesuaikan dengan pagu KL yang ada pada RKPRPJMN tahun yang direncanakan.

3.3.1 Reviu dan Pemutakhiran Angka Dasar

Reviu angka dasar merupakan kegiatan yang dilakukan pada awal tahun angaran dalam rangka persiapan penyusunan Pagu Indikatif untuk tahun anggaran berikutnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1. Kebutuhan anggaran untuk Biaya Operasional, meliputi: Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Dalam hal terdapat kekurangan atau perlu tambahan anggaran karena adanya tambahan pegawai baru atau tambahan Dalam Rupiah Angka Dasar - 45 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA pemeliharaan aset baru, informasi dan dokumen pendukung dapat disampaikan pada saat reviu angka dasar; 2. Kebutuhan anggaran untuk Biaya Non Operasional, meliputi: i. Multiyears project, ii. Output dalam rangka tugas fungsi, dan iii. Output dalam rangka tugas fungsi, dan iii. Output dalam rangka penugasanprioritas nasional; 3. Realisasi pencapaian kinerja tahun sebelumnya; 4. Rencana target kinerja untuk tahun yang direncanakan; 5. Kebijakan Pemerintah yang ditetapkan. Setelah adanya reviu angka dasar dan tambahan inisiatif baru yang disetujui, angka dasar perlu disesuaikan kembali melalui pemutakhiran angka dasar yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pemutakhiran angka dasar dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun yaitu: i. Pada saat penyusunan RKA-KL berdasarkan Pagu Anggaran di bulan Juli, dan ii pada saat penyesuaian RKA-KL berdasarkan Alokasi Anggaran KL pada bulan November; 2. Pemutakhiran angka dasar yang pertama pada bulan Juli sudah mengakomodir besaran angka dasar dari tahun sebelumnya ditambah inisiatif baru yang telah disetujui dalam Pagu Indikatif kesempatan I dan Pagu Anggaran kesempatan II; 3. Pemutakhiran angka dasar yang kedua pada bulan November sudah mengakomodir besaran angka dasar dari tahun sebelumnya ditambah inisiatif baru yang telah disetujui dalam Pagu Indikatif, pagu Anggaran, dan Alokasi Anggaran kesempatan III.

3.3.2 Langkah-langkah Reviu Angka Dasar 1. Reviu angka dasar untuk biaya operasional

a. Secara nasional, apakah kebutuhan biaya operasional untuk masing- masing KL mendapat alokasi anggaran yang cukup untuk 1 tahun? b. Dalam hal terjadi kekurangan alokasi pagu, apakah penyebab-nya dapat diidentifikasi dengan jelas? c. Dalam hal tdp perubahan database pegawai, tunjangan baru, data BMN dan hal lain terkait biaya operasional, apakah KL melengkapi seluruh dokumen dengan benar? d. Berdasarkan analisis trend, apakah penghitungan kebutuhan biaya operasonal masih relevan menggunakan pendekatan accress 2,5 gaji dan tunjangan dan tingkat inflasi 5-7 biaya operasional?

e. Dalam melakukan review baseline biaya operasional tidak perlu

memasukan adanya kebijakan baru seperti : kenaikan uang makan, tarif