- 46 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
lembur, uang lauk pauk karena kebijakan tersebut akan dihitung secara nasional by system.
Tindak lanjut reviu angka dasar untuk biaya operasional: a. Apabila secara nasional alokasi anggaran yang disediakan jumlahnya
cukup, namun dalam pelaksanaannya ada Unit yang menyatakan kurang, maka perlu segera dilakukan perbaikan pola distribusi antar Program
atau antar UnitSatker dlm KL yang bersangkutan.
b. Dalam hal terjadi kekurangan alokasi pagu, sepanjang penyebabnya telah diidentifikasi dengan jelas dan dilengkapi dokumen pendukung yang
benar, maka kebutuhan anggarannya harus dihitung menjadi baseline.
c. Dalam hal tdp alokasi pagu yang nyata-nyata berlebih, maka selisih
lebihnya harus dikeluarkan dari penghitungan baseline. d. Dalam rangka penerapan efficiency gain, apakah tambahan alokasi
dengan menggunakan pendekatan accress dan tingkat inflasi dapat dikurangi secara gradual.
2. Reviu angka dasar untuk biaya non operasional.
a. Apakah programkegiatanoutput sangat diperlukan highly-needed
untuk dilanjutkan? b. Apakah sasarantarget kinerja mengalami perubahan sejalan dengan
adanya perubahan
arah kebijakan
dan prioritas
pembangunan
environment changed?
c. Apakah pelaksanaan
programkegiatan menghasilkan
optimalisasi
efficient?
d. Apakah pelaksanaan programkegiatan sudah menggunakan metode yang
tepat kontraktual atau swakelola? e. Apakah rumusan OutcomeOutput relevan dengan tujuan Program dalam
rangka mengatasi permasalahan yang ada? f. Apakah pencantuman rencana target kinerja realistis dapat dicapai dalam
1 tahun?
g. Apakah rencana kinerja untuk tahun-tahun sebelumnya dapat dicapai
dengan baik? Tindak lanjut reviu angka dasar untuk biaya non operasional:
a. Apabila seluruh pertanyaan dijawab YA, maka kebutuhan anggaran untuk ProgramKegiatanOutput dimaksud dihitung sebagai angka dasar.
b.
Apabila pertanyaan ‘1” dijawab TIDAK, maka kebutuhan anggarannya di “drop” tidak masuk dalam penghitungan angka dasar.
c. Dalam hal terdapat pertanyaan yang dijawab TIDAK selain pertanyaan “1”, maka rumusan target kinerja atau metode pelaksanaannya perlu
direview dan disempurnakan
- 47 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
3.3.3 Memperbaiki Angka Dasar
Sebelum melakukan perbaikan Angka Dasar dalam rangka penerapan KPJM, KL harus terlebih dahulu memahami rumusan output dan struktur
dibawah output. 1. Rumusan Output Kegiatan
Rumusan output kegiatan harus mendapat perhatian dalam rangka evaluasi untuk penyesuaian Angka Dasar tahun yang direncanakan. Hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa rumusan output kegiatan tahun sebelumnya telah sesuai dengan rambu dan kriteria output. Pada akhirnya, rumusan output
yang benar akan berdampak terhadap penghitungan angka prakiraan maju tahun yang direncanakan.
Penjelasan rumusan output kegiatan telah dijelaskan pada BAB 2. Tujuan penjelasan bagian ini untuk mengingatkan hal-hal mendasar mengenai
output kegiatan:
a. Output merupakan barangjasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang mengacu pada tugas-fungsi unit satker atau penugasan tertentu. Karena
tugas-fungsi satker sebagai pelaksana kegiatan jumlahnya tidak terlalu banyak, seharusnya output yang dihasilkan juga tidak terlalu banyak.
b. Informasi yang terkandung dalam output berupa tiga hal: jenis barangjasa; volume dari barangjasa yang dihasilkan; dan satuan ukur
dari barangjasa dimaksud 2. Penetapan Struktur Anggaran di Bawah Output
Alokasi anggaran disusun dalam hirarkhitingkatan yang disebut struktur anggaran. Struktur anggaran yang lengkap terdiri dari program, kegiatan,
output, suboutput, komponen, sub komponen, akun belanja, dan rinciandetil belanja. Program mempunyai target kinerja berupa hasil.
Kegiatan mempunyai target kinerja berupa output. Sedangkan struktur anggaran di bawah output suboutput, komponen, sub komponen, akun, dan
rincian biaya harus diartikan sebagai proses pencapaian output.
Berkenaan dengan struktur anggaran di bawah output ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipahami:
a. Peran suboutput dan komponen berbeda dan tidak dapat dipertukarkan; b. Suboutput
pada dasarnya merupakan ‘output’ karena mempunyai kesamaan dalam hal jenis barangjasa dan satuan ukur, tetapi bukan
komponen yang merupakan tahapanbagian dalam pencapaian output; c. Komponen harus relevan dengan output yang akan dicapai. Relevansi
dimaksud berkenaan dengan kuantitas dan kualitas output yang akan dicapai;