- 79 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
2.  Sedangkan  pengalokasian  anggaran  selain  untuk  keperluan  belanja  pegawai dan  sebagian  belanja  barang  operasional,  dilakukan  secara  terpusat  pada
tingkat unit organisasi; 3.  Untuk  keperluan  pengalokasian  anggaran  sampai  dengan  tingkat  satker,
Kementerian Pertahanan membentuk satker-satker dimaksud; 4.  Untuk pembebanan belanja, berpedoman pada Peraturan Pemerintah nomor
71  tahun  2010  tentang  Sistem  Akuntansi  Pemerintah,  Peraturan  Menteri Keuangan  nomor  91PMK.052007  tentang  Bagan  Akuntansi  Standar,
Peraturan  Direktur  Jenderal  Perbendahaaan  nomor  PER-08PB2009 tentang  Penambahan  dan  Perubahan  Bagan  Akun  Standar,  dan  Peraturan
Direktur
Jenderal Perbendahaaan
nomor PER-80PB2011
tentang Penambahan  dan  Perubahan  Akun  Pendapatan,  Belanja,  dan  Transfer  pada
Bagan Akun Standar.
4.6 Pengalokasian  Anggaran  dengan  Sumber  Dana  Pinjaman  -  Hibah  Luar
Negeri PHLN
Pengalokasian anggaran kegiatan yang bersumber dari dana PHLN secara umum mengacu PP No. 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman
Luar  Negeri  dan  Penerimaan  Hibah.  Secara  khusus  pengalokasian  tersebut mengacu kepada ketentuan yang tercantum dalam Naskah Perjanjian Pinjaman
Hibah  Luar  Negeri  NPPHLN  masing-masing.  Ketentuan  umum  dan  khusus pengalokasian anggaran kegiatan dimaksud dalam rangka penyusunan RKA-KL
diintegrasikan dan diatur dengan mekanisme di bawah ini.
Pengalokasian  PHLN  dan  Rupiah  Murni  Pendamping  RMP  dalam  RKA- KL mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1.  Mencantumkan  akun  belanja  sesuai  dengan  transaksi-transaksi  yang dibiayai  dengan  NPPHLN  yaitu  disesuaikan  dengan  kategori-kategori
pembiayaan yang diperbolehkan oleh lender. 2.  Mencantumkan kode kantor bayar sebagai berikut:
a.  Mencantumkan  kode  KPPN  Khusus  Jakarta  VI  140  untuk  transaksi- transaksi  PHLN  dalam  valuta  asing  dan  tata  cara  penarikannya
menggunakan  mekanisme  pembayaran  langsung  direct  payment  dan letter of credit.
b.  Mencantumkan kode KPPN sesuai dengan lokasi kegiatan dimana proyek- proyek  yang  dibiayai  dengan  PHLN  dilaksanakan  dan  tata  cara
penarikannya menggunakan mekanisme rekening khusus. 3.  Mencantumkan  sumber  dana  sesuai  dengan  NPPHLN  yaitu  sumber  dana
berupa pinjaman luar negeri atau hibah luar negeri. 4.  Mencantumkan tata cara penarikan PHLN sesuai dengan tata cara penarikan
PHLN  yang  diatur  dalam  NPPHLN  atau  dokumen  lain  yang  telah  disetujui
- 80 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
oleh  lender,  misalnya  dokumen  Project  Administration  Memorandum  PAM. Tata cara penarikan PHLN yang masih diperbolehkan adalah:
a.  Mekanisme  Rekening  Khusus  Special  Account  yaitu  tata  cara  penarikan PHLN  dengan  menggunakan  dana  initial  deposit  yang  bersifat  revolving
fund yang ditempatkan pada Bank Indonesia atau Bank Pemerintah yang ditunjuk  oleh  Menteri  Keuangan.  Tata  cara  ini  dapat  dipergunakan  bagi
proyek-proyek yang dibiayai dengan PHLN yang berlokasi di daerah.
b.  Mekanisme  Pembayaran  Langsung  Direct  Payment  yaitu  tata  cara penarikan PHLN dengan cara mangajukan aplikasi penarikan dana secara
langsung melalui KPPN Khusus Jakarta VI. c.  Mekanisme  Letter  of  Credit  yaitu  tata  cara  penarikan  PHLN  dengan
menggunakan  LC  Bank  Indonesia.  Khusus  PHLN  yang  penarikannya melalui tata cara LC,  perlu diperhatikan nilai kontrak pekerjaan secara
keseluruhan.  Hal  ini  berkaitan  dengan  pembukaan  rekening  LC  oleh Bank Indonesia.
5.  Mencantumkan  kode  register  PHLN  sesuai  dengan  kode  register  yang diterbitkan  oleh  Direktorat  Jenderal  Pengelolaan  Utang.  Dalam  hal  alokasi
anggaran belum ada registrasi, alokasi anggaran tersebut menggunakan kode register sementara sebagai berikut:
Nomor Register Sementara
Keterangan NPPHLN 99991102
Pinjaman Program IBRD 99991103
Pinjaman Program Japan 99991109
Pinjaman Program Other 99992101
Pinjaman Proyek Reguler Pledge-ADB 99992102
Pinjaman Proyek Reguler Pledge-World Bank 99992103
Pinjaman Proyek Reguler Pledge-Japan 99992104
Pinjaman Proyek Reguler Pledge-Export Credit 99992105
Pinjaman Proyek Reguler Pledge-Other Multilateral 99992106
Pinjaman Proyek Reguler Pledge-Other Bilateral 99992201
Pinjaman Proyek Tsunami Pledge-ADB 99992202
Pinjaman Proyek Tsunami Pledge-World Bank 99992203
Pinjaman Proyek Tsunami Pledge-Other 99993101
Hibah
6.  Mencantumkan  persentaseporsi  pembiayaan  yang  dibiayai  lender  sesuai dengan  NPPHLN  atau  dokumen  lain  yang  telah  disetujui  oleh  lender.
Misalnya: a.  Kategori civil work 60 artinya persentase yang dibiayai oleh PHLN adalah
sebesar  60  dikalikan  besaran  nilai  kegiatanproyek,  sedangkan  sisanya sebesar  40  merupakan  beban  rupiah  murni  pendamping  ditambah
dengan besaran pajak PPN.