Mekanisme Penyusunan RKA-KL Berdasarkan Alokasi Anggaran KL

- 122 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA parameter non-ekonomi apabila terdapat perubahan kebijakan sehingga berpengaruh terhadap besaran alokasi anggaran KL; 2. Adanya progamkegiatanoutput baru sebagai hasil kesepakatan pembahasan dengan DPR. Dalam rangka penyusunan RKA-KL berdasarkan Pagu Alokasi Anggaran KL, ada beberapa kemungkinan: 1. Apabila tidak ada perubahan parameter ekonomi, parameter non-ekonomi, dan usulan programkegiatanoutput baru maka, RKA-KL berdasarkan Pagu Anggaran KL secara langsung ditetapkan dalam SP RKA-KL; 2. Apabila ada perubahan parameter baik ekonomi maupun non-ekonomi maka, penuangan dalam KK RKA-KL dilakukan melalui penyesuaian dengan parameter ekonomi dan non ekonomi pada tingkat komponen. Penyesuaian pada komponen pendukung dilakukan dengan melakukan perkalian dengan parameter ekonomi. Sedangkan penyesuaian komponen utama dapat dilakukan dengan mengalikan dengan parameter ekonomi atau sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan; 3. Apabila ada programkegiatanoutput baru sebagai hasil kesepakatan pembahasan dengan DPR maka, KL menyesuaikan RKA-KL dengan: a. Mengusulkan rumusan programkegiatanoutput sebagai hasil kesepakatan pembahasan dengan DPR kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan terlebih dahulu sesuai dengan kewenangan masing-masing. Usulan program dan kegiatan Non Output diajukan kepada Kementerian Perencanaan. Sedangkan usulan Output diajukan kepada Kementerian Keuangan. Usulan tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai referensi pada program aplikasi RKA-KL; b. Entry data biaya pada masing-masing komponen dengan mengacu pada standar biaya yang berlaku pada tahun yang direncanakan atau kepatutan dan kewajaran harga disertai dengan SPTJM; c. Meneliti kembali jumlah alokasi anggaran tersebut apakah sesuai dengan jumlah alokasi anggaran hasil kesepakatan pembahasan dengan DPR; d. Hasil penuangan alokasi anggaran hasil kesepakatan pembahasan dengan DPR terdapat dalam formulir B, KK RKA-KL.

5.5 Hal-hal Yang Harus Diperhatikan dalam Penyusunan Kertas Kerja RKA-

KL Tugas satker dalam rangka penyusunan RKA-KL adalah menyusun rincian anggaran belanja Satker dalam KK RKA-KL. Penyusunan KK RKA-KL harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: - 123 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1. Mengetahui dasar alokasi anggaran Satker berdasarkan Daftar Alokasi Anggaran Per Satker. Daftar Alokasi Anggaran Per Satker tersebut berguna sebagai kontrol batas tertinggi alokasi anggaran satker pada akhir penyusunan KK RKA-KL; 2. Kegiatan yang akan dilaksanakan beserta Output kegiatan yang dihasilkan sesuai karakterisitik satker. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan terdiri dari kegiatan generik atau teknis; 3. Peruntukan alokasi anggaran sesuai dengan prioritas sebagaimana diuraikan sebelumnya; 4. Mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal melalui penggunaan komponenrincian biaya dalam rangka pencapaian output kegiatan dengan memanfaatkan penyediaanpenyajian makanan dan snack berbasis pangan lokal non beras, non terigu, sayuran dan buah sesuai dengan potensi dan karakteristik wilayah; 5. Untuk Kementerian NegaraLembaga yang telah mendapatkan surat penetapan sebagai KL yang pegawainya berseragam dinas dari Menteri PAN dan RB, tidak perlu mengajukan penetapan tiap tahun. 6. Rincian biaya dalam rangka pencapaian Output kegiatan yang dibatasi dalam hal iklan layanan masyarakat kecuali untuk: a. Iklan yang mengajakmendorong partisipasi masyarakat untuk turut aktif dalam pelaksanaan dan pengawasan programkebijakan Pemerintah. Contohnya antara lain iklan mengenai: cara penanggulangan suatu penyakit menular, mendukung keberhasilan program pendidikan sembilan tahun, ajakan untuk bayar pajak; dan b. Tetap mempertimbangkan bahwa manfaat sosial dan ekonomi yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. 7. Rincian biaya dalam rangka pencapaian output kegiatan yang dibatasi dan tidak diperbolehkan secara substansi masih mengacu sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Pasal 13 ayat 1 dan 2 jo. Keputusan Presiden 72 Tahun 2004 pasal 13 ayat 1 dan 2, sebagai berikut: a. Rincian biaya yang dibatasi: 1. Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian kantorproyek dan sejenisnya, dibatasi pada hal-hal yang sangat penting dan dilakukan sesederhana mungkin. 2. Pemasangan telepon baru, kecuali untuk satker yang belum ada sama sekali. 3. Pembangunangedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang untuk pelaksanaan tupoksi antara lain: mess, wisma, rumah