- 141 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
2.  Aplikasi Target dan Realisasi PNBP TR-PNBP Aplikasi  ini  digunakan  untuk  merekam  data  target  dan  realisasi  PNBP  di  KL.
Data  tersebut  akan  membentuk  disimpan  dalam  database  PNBP  yang terintegrasi  dengan  aplikasi  RKA-KL
– DIPA. Data yang ada dalam aplikasi ini dapat diekspor ke aplikasi RKA-KL - DIPA.
3.  Aplikasi Standar Biaya Keluaran SBK Aplikasi  ini  digunakan  KL  dalam  rangka  menyusun  Standar  Biaya  Keluaran
SBK untuk suatu output. Data yang telah dihasilkan dengan aplikasi ini detail belanja  untuk  output  yang  dibuat  SBK-nya  akan  menjadi  referensi  dalam
aplikasi  RKA-KL
–  DIPA.  Jadi  untuk  output  yang  sudah  ada  SBK-nya,  tidak perlu  lagi  mengisi  detail  untuk  output  tersebut  pada  saat  menyusun  RKA-KL
cukup mengambil data dari referensi pada aplikasi RKA-L. 4.  Aplikasi Surat Penetapan RKA-KL SP RKA-KL
RKA-KL  yang  telah  disetujui  melalui  proses  penelaahan,  oleh  Direktorat Jenderal  Anggaran  akan  di-upload  ke  dalam  database  SP  RKA-KL.  Dari
aplikasi ini dihasilkan dokumen SP RKA-KL dan catatan penelaahan.
Namun  mulai  tahun  2012  dokumen  SP  RKA-KL  akan  diubah  menjadi  Daftar Hasil Penelaahan RKA-KL DHP RKA-KL.
7.1.2.  Konsolidasi Data
Konsolidasi  data  dilakukan  untuk  menghimpunmenggabung  data  yang tersebar  dalam  beberapa  institusisatker  yang  berada  di  bawahnya.  Konsolidasi
data RKA-KL difasilitasi dengan Aplikasi RKA-KL – DIPA.
Setelah  data  KK  RKA-KL  dari  satker  yang  berada  dibawahnya  terkumpul, unit  eselon  I  akan  menghimpunmenggabung  data  tersebut  dengan  fasilitas
aplikasi  RKA-KL – DIPA. Proses konsolidasi data  ini menggunakan  menu  backup
dan restore data aplikasi. Dalam menu ini terdapat pilihan yaitu : KL – Lokasi, KL
– unit, dan Satker. Dengan fasilitas ini unit eselon I KL dapat menghimpun data satker  dilingkup  kerjanya  dengan  lebih  mudah,  yakni  tiap  satker  mengirimkan
backup  data  pilihan  level  satker  ke  unit  eselon  I-nya,  kemudian  unit  eselon  I tersebut melakukan restore data tersebut dalam aplikasi RKA-KL-nya. Proses yang
sama  dilakukan  juga  pada  level  KL  terhadap  data  RKA-KL  eselon  I  yang  berada pada KL bersangkutan.
Proses  tersebut  juga  dilakukan  oleh  DJA,  setelah  proses  penelahaan dilakukan  terhadap  data  RKA-KL  yang  difasilitasi  aplikasi  SP
RKA-KL  untuk penerbitan SP RKA-KL yang mulai tahun 2012 menjadi DHP RKA-KL.
7.1.3.  Sistem Manajemen Keamanan Informasi
Informasi  merupakan  aset  yang  sangat  penting  bagi  Instansi  penyelenggara layanan  publik  dan  karenanya  perlu  dilindungi  dari  ancaman  yang  dapat
mengganggu  kelangsungan  proses  bisnisnya.  Penggunaan  fasilitas  teknologi informasi selain memudahkan proses pekerjaan juga mengandung risiko bila tidak
- 142 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
digunakan  dan  dikelola  dengan  tepat.  Oleh  karena  itu,  penggunaan  teknologi informasi  harus  dikelola  sedemikian  rupa  sehingga  memberi  manfaat  sebesar-
besarnya dengan kemungkinan risiko yang rendah.
Untuk melindungi informasi dari ancaman keamanan informasi yang meliputi kerahasiaan  confidentiality,  keutuhan  integrity,  dan  ketersediaan  availability
dan  mengurangi  dampak  dari  terjadinya  insiden  keamanan,  telah  diatur  dalam Keputusan  Menteri  Keuangan  nomor  :  479KMK.012010  tentang  Kebijakan  dan
Standar  Sistem  Manajemen  Keamanan  Informasi  di  Lingkungan  Kementerian Keuangan.
Sistem Manajemen
Keamanan Informasi
ditujukan sebagai
perlindungan  terhadap  keamanan  aset-aset  informasi  dari  potensi  pelanggaran keamanan  informasi,  sehingga  informasi  yang  ada  dapat  tetap  valid,  actual  dan
akuntabel. Pengembangan dukungan IT selanjutnya  yang sedang dibangun secara bertahap  untuk  memenuhi  complied  standar  keamanan  informasi  yang  berlaku
seperti ISO 27001 dan lain-lain.
7.2. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara SPAN
Salah  satu  wujud  reformasi  di  bidang  keuangan  yang  telah  menjadi komitmen pemerintah yaitu mewujudkan suatu sistem yang terintegrasi dan dapat
mendukung  pengelolaan  anggaran  yang  transparan  dan  akuntabel  berdasarkan penganggaran  berbasis  kinerja.  Pembangunan  sistem  yang  terintegrasi  tersebut
sejalan  dengan  amanat  pasal  20  Peraturan  Pemerintah  nomor  90  Tahun  2010 tentang
Penyusunan RKA-KL
yang menyatakan
Menteri Keuangan
menyelenggarakan sistem informasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan anggaran negara yang terintegrasi.
Untuk  menjawab  kebutuhan  suatu  sistem  informs  manajemen  keuangan yang  terintegrasi,  Saat  ini  Kementerian  Keuangan  sedang  membangun  proyek
Sistem  Perbendaharaan  dan  Anggaran  Negara  SPAN.  Sebagai  suatu  sistem berbasis  teknologi  informasi,  SPAN  ditujukan  untuk  mendukung  pencapaian
prinsip-prinsip  pengelolaan  anggaran  anggaran.  Seluruh  proses  yang  terkait dengan  pengelolaan  anggaran  yang  meliputi  penyusunan  anggaran,  manajemen
dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas, dan pelaporan akan
diintegrasikan  ke  dalam  SPAN.  Penerapan  SPAN  menuntut  perubahan  pola  pikir para pihak yang terlibat pada proses bisnis tersebut, baik pengguna langsung dari
Kementerian  Keuangan  internal,  maupun  dari  Kementerian  NegaraLembaga eksternal.
Pada pertengahan tahun 2012, SPAN akan diujicobakan kepada Kementerian NegaraLembaga  dalam  rangka  penyusunan  RKA-KL  dan  DIPA  Tahun  Anggaran
2013.  Mengingat  pembangunan  dan  implementasi  SPAN  melibatkan  banyak  pihak baik  lingkungan  internal  Kementerian  Keuangan  maupun  pihak  eksternal  seperti