- 92 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
anggaran tersebut telah menjawab kebutuhan perempuan serta kebutuhan laki- laki.
Dalam  penerapannya  ARG  melekat  pada  struktur  anggaran  program, kegiatan,  dan  output  yang  ada  dalam  RKA-KL.  ARG  berada  pada  level  output
Kegiatan.  Output  yang  dihasilkan  oleh  suatu  Kegiatan  hendaknya  telah  melalui analisis gender sebelumnya. Untuk output yang terdapat isu gendernya, terdapat
perbedaan  dalam  tata  cara  pendokumentasiannya.  Namun  demikian,  meskipun dalam    proses  penyusunannya  telah  melalui  analisis  gender  antara  lain
menggunakan  Gender  Analysis  Pathway  atau  GAP
1
,  tidak  semua  output  harus responsif  gender  karena  terdapat  juga  output  yang  netral  gender,  salah  satu
contohnya adalah output Layanan Perkantoran.
4.11.3 Mekanisme Pengalokasian ARG dalam RKA-KL
ARG  bekerja  dengan  cara  menelaah  dampak  dari  belanja  suatu  kegiatan terhadap  perempuan  dan  laki-laki,  dan  kemudian  menganalisa  apakah  alokasi
anggaran tersebut telah menjawab kebutuhan perempuan serta kebutuhan laki- laki.  Oleh  karena  itu  ARG  melekat  pada  struktur  anggaran  program,  kegiatan,
dan  output  yang  ada  dalam  RKA-KL.  Suatu  output  yang  dihasilkan  oleh kegiatan  akan  mendukung  pencapaian  hasil  outcome  program.  Hanya  saja
muatan  substansimateri  output  yang  dihasilkan  tersebut  dilihat  dari  sudut pandang perspektif gender.
Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RKA-KL berkenaan dengan anggaran responsif gender yaitu:
1.  Penerapan  ARG  pada  penganggaran  diletakkan  pada  output.  Relevansi komponen input dengan output yang akan dihasilkan harus jelas.
2.  KL  yang  wajib  menerapkan  ARG  adalah  KL  yang  telah  mendapatkan pendampingan  Perencanaan  dan  Penganggaran  yang  Responsif  Gender
PPRG  oleh  Kementerian  Pemberdayaan  Perempuan  dan  Perlindungan  Anak KPP dan PA.
3.  Penerapan ARG fokus pada kegiatan dan output kegiatan dalam rangka: a.  penugasan prioritas pembangunan nasional;
b.  pelayanan kepada masyarakat service delivery; danatau c.  pelembagaan  pengarusutamaan  genderPUG  termasuk  didalamnya
capacity  building,  advokasi  gender,  kajian,  sosialisasi,  diseminasi danatau pengumpulan data terpilah.
4.  ARG  merupakan  penyusunan  anggaran  guna  menjawab  secara  adil kebutuhan setiap warga negara, baik laki-laki maupun perempuan keadilan
dan kesetaraan gender. 5.  ARG bukan fokus pada penyediaan anggaran dengan jumlah tertentu untuk
pengarusutamaan  gender,  tapi  lebih  luas  lagi,  bagaimana  anggaran
1
Tata  cara  penyusunan  GAP  mengacu  pada  Instruksi  Presiden  Nomor  9  Tahun  2000  tentang Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan Nasional.
- 93 -
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
keseluruhan  dapat  memberikan  manfaat  yang  adil  untuk  laki-laki  dan perempuan. Prinsip tersebut mempunyai arti:
a. ARG bukanlah anggaran yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan; b. ARG sebagai pola anggaran yang akan  menjembatani kesenjangan status,
peran dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan; c.
ARG  bukanlah  dasar  yang  “valid”  untuk  meminta  tambahan  alokasi anggaran;
d. Adanya  ARG  tidak  berarti  adanya  penambahan  dana  yang  dikhususkan untuk program perempuan;
e. Bukan  berarti  bahwa  alokasi  ARG  hanya  berada  dalam  program  khusus pemberdayaan perempuan;
f.  ARG  bukan  berarti  ada  alokasi  dana  50  laki-laki –  50  perempuan
untuk setiap kegiatan; g. Tidak  harus  semua  kebijakanoutput  mendapat  koreksi  agar  menjadi
responsif gender, namun ada juga yang netral gender. Secara  garis  besar,  teknik  penyusunan  penganggaran  yang  responsif
gender dapat dilakukan melalui 2 dua tahap, yaitu: 1 Analisis gender; dan 2 penyusunan GBS.
1.  Tahap Analisis Gender
Dalam  melakukan  proses  perencanaan  dan  penganggaran  agar  responsif gender,  yang  pertama-tama  harus  dilakukan  adalah  menganalisis  adanya
isukesenjangan  gender  dalam  output  kegiatan.  Pada  proses  ini  diperlukan pirantialat  untuk  menganalisis  gender,  seperti  model:  Harvard,  Moser,
SWOT,  PROBA,  GAP,  dan  lain  sebagainya.  Dalam  melakukan  tahap  analisis gender  ini,  pendampingan  yang  dilakukan  oleh  KPP  dan  PA  menggunakan
alat analisis Gender Analysis Pathway GAP.
Dengan  telah  teridentifikasinya  isukesenjangan  gender  yang  ada  pada  level output kegiatan melalui analisis gender, maka informasi yang ada kemudian
dimasukkan ke dokumen GBS.
2.
Penyusunan Gender Budget Statement GBS
Pada  saat  mengajukan  RKA-KL  ke  Kementerian  Keuangan  c.q.  Ditjen Anggaran,  untuk  output  yang  responsif  gender,  RKA-KL  yang  diajukan
harus dilampiri dengan GBS, yaitu dokumen yang menginformasikan rencana kegiatan telah responsif terhadap isu gender yang ada, dan telah dialokasikan
dana  pada  kegiatan  bersangkutan  untuk  menangani  permasalahan  gender tersebut. GBS yang  disampaikan  kepada Kementerian Keuangan  merupakan
hasil  pendampingan  oleh  Kementerian  Pemberdayaan  Perempuan  dan Perlindungan Anak.
Pada intinya, GBS terdiri atas komponen sebagai berikut: a.  Program,  Kegiatan,  Indikator  Kinerja  Kegiatan  IKK  dan  Output;
rumusannya sesuai hasil restrukturisasi programkegiatan; b.  Tujuan Output Kegiatan; merupakan rumusan dicapainya output;