Pagu Indikatif Proses Penetapan Pagu Belanja KL

- 12 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Apabila terdapat ProgramKegiatanOutput yang akan dilakukan dan belum dilakukan pada tahun sebelumnya, KL dapat mengajukan rencana tersebut dengan mekanisme inisiatif baru. Inisiatif baru dapat diajukan dalam tiga kali kesempatan, yaitu kesempatan pertama sebelum penetapan pagu indikatif, kesempatan kedua sebelum penetapan pagu anggaran, dan kesempatan ketiga sebelum penetapan alokasi anggaran. Hal-hal terkait dengan mekanisme pengajuan usul inisiatif baru berpedoman pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional nomor 1 tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru. 4. Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas dan Kementerian Keuangan mengevaluasi baseline dan mengkaji usulan inisiatif baru Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas dan Kementerian Keuangan akan melakukan evaluasi terhadap hasil reviu angka dasar yang telah dilakukan oleh KL. Evaluasi ini untuk memastikan bahwa angka dasar yang telah direviu sudah benar. Selain itu Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas dan Kementerian Keuangan juga mengevaluasi atas usulan inisiatif baru yang diajukan KL. Evaluasi untuk menentukan apakah suatu inisiatif baru layak untuk disetujui untuk dilaksanakan atau tidak. Disamping itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas dan Kementerian Keuangan juga melakukan evaluasi pelaksanaan Program dan Kegiatan yang sedang berjalan, sebagai pertimbangan dalam penyusunan Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun yang direncanakan yang nantinya akan tertuang dalam pagu indikatif yang akan ditetapkan. 5. Kementerian Keuangan menyusun perkiraan kapasitas fiskal Kementerian Keuangan menyusun perkiraan kapasitas fiskal untuk penyusunan Pagu Indikatif tahun anggaran yang direncanakan, termasuk penyesuaian indikasi pagu anggaran jangka menengah paling lambat pertengahan bulan Februari. 6. Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Bappenas menyusun Pagu Indikatif Pagu Indikatif untuk tahun yang direncanakan disusun dengan memperhatikan kapasitas fiskal dan dalam rangka pemenuhan prioritas pembangunan nasional. Pagu Indikatif dimaksud dirinci menurut unit organisasi, program, kegiatan, dan indikasi pendanaan untuk mendukung Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden. Pagu Indikatif yang sudah ditetapkan beserta prioritas pembangunan nasional yang dituangkan dalam rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah RKP disampaikan kepada KL dengan Surat Edaran Bersama yang ditandatangani Menteri Keuangan bersama Menteri Perencanaan pada bulan Maret. Pagu indikatif dirinci menurut unit organisasi, Program dan Kegiatan. Angka yang tercantum dalam pagu indikatif diperoleh dari angka prakiraan maju yang sudah dicantumkan tahun sebelumnya yang telah melalui proses - 13 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA penyesuaian ditambah dengan inisiatif baru pada kesempatan pertama yang diakomodirdisetujui. Dalam bentuk gambar, proses sampai dengan penetapan pagu indikatif diatas dapat diilustrasikan sebagai berikut: Gambar 1.1. Penyusunan Pagu Indikatif 5 Presiden Arah Kebijakan Bappenas Prioritas Pembangunan Nasional Kemkeu 1. Mengevaluasi pelaksanaan Program dan Kegiatan yang sedang berjalan; 2. Mengkaji usulan Inisiatif Baru; 3. Penyesuaian baseline; 4. Memperhatikan kapasitas fiskal. Dirinci menurut 1. Unit Organisasi; 2. Program; 3. Kegiatan. Catatan: 1. Angka prakiraan maju tahun sebelumnya; 2. Penyesuaian Angka Dasar; 3. Inisiatif Baru Kesempatan ke-1 4. Pagu Indikatif Pagu Indikatif 1 2 3 4 Kapasitas Fiskal

1.3.2 Pagu Anggaran

1. MenteriPimpinan Lembaga menyusun Rencana Kerja KL Renja-KL Dalam menyusun Renja-KL, KL berpedoman pada surat mengenai Pagu Indikatif dan hasil kesepakatan trilateral meeting. Renja-KL dimaksud disusun dengan pendekatan berbasis Kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah, dan penganggaran terpadu yang memuat: a. kebijakan; b. program; dan c. kegiatan. 2. Trilateral Meeting Proses penyusunan Renja-KL dilakukan pertemuan 3 tiga pihak antara KementerianLembaga, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan. Pertemuan ini dilakukan dimulai setelah ditetapkannya Pagu Indikatif sampai dengan sebelum batas akhir penyampaian Renja KL ke Bappenas dan Kementerian Keuangan. Pertemuan ini dilakukan dengan tujuan: - 14 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA a. Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman antara KementerianLembaga, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan, terkait dengan pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional yang akan dituangkan dalam RKP; b. Menjaga konsistensi kebijakan yang ada dalam dokumen perencanaan dengan dokumen penganggaran, yaitu antara RPJMN, RKP, Renja KL dan RKA-KL; c. Mendapatkan komitmen bersama atas penyempurnaan yang perlu dilakukan terhadap Rancangan Awal RKP, yaitu kepastian mengenai: kegiatan prioritas; jumlah PHLN; dukungan Kerjasama Pemerintah Swasta KPS; Anggaran Responsif Gender ARG; anggaran pendidikan; PNBPBLU; inisiatif baru; belanja operasional; kebutuhan tambahan rupiah murni; dan pengaliham Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 3. KL menyampaikan Renja-KL kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas dan Kementerian Keuangan MenteriPimpinan Lembaga menyampaikan Renja-KL kepada Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan untuk bahan penyempurnaan Rancangan Awal RKP dan penyusunan rincian pagu menurut unit organisasi, fungsi, program, dan kegiatan sebagai bagian dari bahan pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN. 4. Pemerintah menetapkan RKP 5. Pemerintah menyampaikan pokok-pokok pembicaraan RAPBN Pemerintah menyampaikan pokok-pokok pembicaraan RAPBN yang meliputi: a. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal; b. RKP; c. Rincian unit organisasi, fungsi, program dan kegiatan. 6. Menteri Keuangan menetapkan Pagu Anggaran KL Dalam rangka penyusunan RKA-KL, Menteri Keuangan menetapkan Pagu