Alokasi Anggaran Proses Penetapan Pagu Belanja KL

- 16 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3. Penyesuaian atas usulan inisiatif baru Dalam pembahasan RKA-KL dengan DPR, dapat dilakukan penyesuaian atas usulan inisiatif baru sepanjang: a. Sesuai RKP; b. Pencapaian sasaran kinerja KL; c. Tidak melampaui Pagu Anggaran KL. 4. Penelaahan RKA-KL Penelaahan RKA-KL tersebut diselesaikan paling lambat akhir bulan Juli. Penelaahan RKA-KL dilakukan secara terintegrasi, yang meliputi: a. Kelayakan anggaran terhadap sasaran kinerja; b. Konsistensi sasaran kinerja KL dengan RKP. 5. Kementerian Keuangan menghimpun RKA-KL hasil penelaahan untuk digunakan sebagai: a. Bahan penyusunan Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan RUU APBN; b. Dokumen pendukung pembahasan RAPBN. Setelah dibahas dalam sidang kabinet, Nota Keuangan, RAPBN dan RUU APBN disampaikan pemerintah kepada DPR paling lambat bulan Agustus. Hasil pembahasan RAPBN dan RUU APBN dituangkan dalam berita acara hasil kesepakatan pembahasan RAPBN dan RUU APBN dan bersifat final. Berita acara hasil kesepakatan pembahasan tersebut disampaikan Menteri Keuangan kepada KL, untuk dijadikan dasar melakukan penyesuaian RKA-KL. 6. Hasil penyesuaian RKA-KL tersebut disampaikan kepada Kementerian Keuangan untuk ditelaah dan kemudian dijadikan dasar menyusun Keputusan Presiden mengenai Alokasi Anggaran KL dan BUN. Alokasi Anggaran KL dirinci menurut klasifikasi anggaran. Sedangkan Alokasi Anggaran BUN dirinci menurut: a. Kebutuhan Pemerintah Pusat; dan b. Transfer kepada daerah. 7. Pemerintah menetapkan Alokasi Anggaran KL dan Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Angka yang tercantum dalam Alokasi Anggaran adalah angka yang tertuang dalam berita acara hasil kesepakatan pembahasan RUU APBN, penyesuaian angka dasar jika diperlukan lagi, ditambah dengan inisiatif baru pada kesempatan ke-3 yang diakomodirdisetujui Selanjutnya Menteripimpinan Lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran dengan berpedoman pada alokasi anggaran yang telah ditetapkan dalam Keppres RABPP, dan kemudian disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk - 17 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA disahkan. Menteri Keuangan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran paling lambat tanggal 31 Desember. Dalam bentuk gambar, proses penetapan alokasi anggaran diatas dapat diilustrasikan sebagai berikut: Gambar 1.3. Penyusunan Alokasi Anggaran 11 Penyusunan Alokasi Anggaran KL d.h. Pagu Definitif KL BUN Penyesuaian RKA-KL DPR RUU APBN KL Kemenkeu Keppres Alokasi Anggaran Dirinci menurut Klasifikasi Anggaran Dirinci menurut : 1. Kebutuhan Pemerintah Pusat; 2. Transfer ke daerah. 1. Berita Acara Hasil Kesepakatan Pembahasan RUU APBN, 2. Penyesuaian Angka Dasar 3. Inisiatif Baru kesempatan ke-3 4. Alokasi Anggaran KL Alokasi Anggaran KL 2 3 4 1 Tahap selanjutnya adalah Menteri Keuangan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh MenteriPimpinan Lembaga paling lambat tanggal 31 Desember.

1.4 RDP-Bendahara Umum Negara dan Proses

RDP-Bendahara Umum Negara merupakan dokumen penganggaran yang khusus disusun oleh Menteri Keuangan sebagai pengelola fiskal dan secara operasional dilaksanakan oleh unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan sebagai Pembantu Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara. Penyusunan RDP-Bendahara Umum Negara juga menggunakan pendekatan penyusunan anggaran dan klasifikasi anggaran sebagaimana digunakan dalam penyusunan RKA-KL dengan beberapa pengecualiankekhususan. Pengecualiankekhususan ini berkenaan dengan klasifikasi anggaran, terutama klasifikasi organisasi dan fungsi. - 18 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Berkenaan dengan klasifikasi organisasi, BA BUN yang terdapat dalam dokumen RDP-Bendahara Umum Negara dibagi dalam bagian-bagian anggaran. Penanggung jawab masing-masing BA tersebut di atas disebut Pembantu Pengguna Anggaran PPA yang merupakan unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan sesuai dengan tugas-fungsinya. Sedangkan satuan kerja pada masing- masing PPA adalah satker baik di kantor pusat maupun kantor daerah atau satuan kerja yang memperoleh penugasan dari PPA sebagai kepanjangan tangan Menteri Keuangan. Suatu PPA dalam rangka pengelolaan anggaran dapat mengusulkan satker baru sebagai KPA untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan anggaran yang berasal dari BA BUN apabila terdapat penugasan secara khusus dari PPA. PPA dapat mengusulkan adanya satker baru dalam rangka pengelolaan RDP- Bendahara Umum Negara kepada Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat Anggaran III. Selanjutnya Direktorat Jenderal Anggaran memberitahukan persetujuanpenolakan atas usulan dimaksud kepada PPA yang bersangkutan. Berkenaan dengan klasifikasi fungsi, penerapan fungsi dan subfungsi dalam kerangka RDP-Bendahara Umum Negara mengacu pada tugas-fungsi Kementerian Keuangan: fungsi 01 pelayanan umum dan subfungsi 0101 Lembaga Eksekutif dan Legislatif, Masalah Keuangan dan Fiskal, serta Urusan Luar Negeri. Dalam proses penyusunan RDP-Bendahara Umum Negara, penerapan fungsi dan sub- fungsi dimaksud dihubungkan dengan kegiatan. Proses penganggaran RDP-Bendahara Umum Negara dimulai satu tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan, tepatnya pada awal tahun. Alur proses penganggarannya meliputi 5 lima tahap utama: 1. Penyusunan Indikasi Kebutuhan Dana Pengeluaran Bendahara Umum Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara dapat berkoordinasi dengan MenteriPimpinan Lembaga atau pihak lain terkait menyusun indikasi kebutuhan dana pengeluaran Bendahara Umum Negara untuk tahun anggaran yang direncanakan dengan memperhatikan prakiraan maju dan rencana strategis yang telah disusun. Indikasi kebutuhan dana merupakan indikasi dana dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah yang penganggarannya hanya ditampung pada Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Kementerian Keuangan. Kebutuhan dana pengeluaran Bendahara Umum Negara dimaksud antara lain: a. transfer ke daerah; b. bunga utang; c. subsidi; d. hibah dan penerusan hibah; e. kontribusi sosial; f. dana daruratpenanggulangan bencana alam; g. kebutuhan mendesak emergency,