tahun 1991, cabang dari Dili, Bairo-Pite. Di Dare sendiri menampung duapuluh tujuh anak, mereka ini datang dari berbagai distrik, kecamatan dan desa yang sulit dijangkau. Ide ini
muncul ketika aspiran Institut angkatan pertama mengalami sendiri dipedesaan, pengelaman pelayanan pastoral.
102
Disinilah para anggota ditantang sebagai seorang ibu yang baik untuk mengasuh anak-anaknya. Dan karya yang lain, menolong Paroki dan sekitarnya. Inilah karya
yang dikembangkan di pusat pembinaan Dare.
2. Pembentukan di Culu-Hun, Dili dan Karyanya
Melalui Praktek Pelayanan Pastoral, diwilayah Aileu, Same, Viqueque, Liquica, Dare, para calon aspiran diutus sendiri maupun ada yang ditugaskan dua orang. Di situlah
dilatih kepekaan hati untuk melihat situasi aktual di pedesaan. Kebutuhan apa yang ditemukan dalam pelayanan terhadap sesama, dan apa keprihatinan terhadap situasi aktual
tersebut. Pada tahun 1998, ada seorang anggota Institut Sekular Maria Roza de Araujo dengan idenya mau merawat orang sakit di pedesaan yang jauh dari puskesmas dan hanya
tinggal pasrah, karena kurangnya obat, dan tidak mendapatkan perawatan dengan baik dan perhatiannya yang tidak memadai. Persoalan ini ketika dijumpai di wilayah pedesaan karena
mengadakan kunjungan pastoral keluarga.
103
Dengan pengalaman dan keprihatinan ini ISMAIK mau mempersembahkan kepada rakyat rumah Culu-Hun sebagai tempat penginapan orang-orang sakit, supaya
mendapatkan perawatan khusus dari medis. Rumah ini dibeli dengan harga limabelas juta rupiah, mendapat sumbangan dari Kongregasi CMM dan Romo Tom Jacobs SJ, yang di
102
. Praktek Pelayanan Pastoral, Aspiran Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, tanpa penerbit, dirumuskan Tahun 1994. hlm. 8.
103
. Wawancara dengan seorang anggota ISMAIK Maria Roza Araujo,7 Februari 2011 Perumnas, Dili. Timor Leste.
sumbangkan kepada rakyat yang menderita di Timor Leste, melalui misi Institut yang menampung orang-orang sakit. Pada tahun-tahun itu juga situasi politik sangatlah kejam.
Maka mengakibatkan banyak orang menderita karena kena peluru, katana ho samurai parang dan kris mengalami penderitaan luka-luka. Setelah funu perang, pemisahan
Indonesia dengan Timor tahun 1999, rakyat banyak mengalami sakit paru-paru TBC akibat pukulan atau kroyok, dan udaranya juga tidak sehat akibat bakaran dimana-mana.
Institut menjalin kerjasama dengan seorang dokter yang asal Amerika untuk memulai sebuah klinik baru di Bairo-pite, Dili tahun 2000-2001, bekas klinik militer
Indonesia angkatan Udara, yang sekarang dikenal dengan nama Bairo-pite Clinik. Culu-Hun tidak bisa menampung pasien 30-an keatas karena tempat dan kondisinya tidak memadai.
Maka pada tahun 2004-2005 dari sosial memberikan bekas rumah dinas sosial di Tibar, dengan bantuan dana dari Cooperacao Portuquesa Portugal, untuk merenovasi kembali
rumah-rumah tersebut untuk menampung para pasien TBC yang menginap enam sampai delapan bulan, kurang gizi, draumatis dan lain-lain. Inilah proses misi pelayanan ISMAIK di
bagian kesehatan, Culu-Hun, Bairo-pite Clinik, dan Tibar.
104
Prinsip dokter dalam karirnya ingin melawan TBC yang berkembang di Timor Leste. Pada tahun 2006-2007 Culu-Hun direnovasi untuk tempat tinggal mahasiswa baik dari
anggota maupun kolaborator. Mahasiswa-mahasiswi yang tinggal di asrama Culu-Hun berjumlah delapan orang, dan satu lagi di Perumnas, Dili untuk mahasiswa-mahasiswi
dengan jumlah sepuluh orang dan satu orang anggota. Maka Culu-Hun dan Perumnas diberinama tetun “Recidensia Universitario, Culu-Hun dan Perumnas”. Karyanya tidak
sebanding apa karena mahasiwa-mahasiswi, pelayanannya di Klinik, mengatasi masalah yang
104
. Wawancara dengan Dokter Daniel, 24 Agustus 2012, di Bairo-pite Clinik, Dili. Timor Leste
.
terjadi di kota, seperti menagani kasus-kasus perceraian, menikah dibawah umur, dan lain- lain yang terjadi di kota.
3. Perkembangan Rumah Aileu dan Karyanya
Pada tahun 1991 sekitar bulan Juli-november, mulailah mendirikan rumah ‘simpatisantes’ di Aileu. Dengan dana yang diperoleh dari Pe. Jose Barboza, seorang Romo
asal Portugal yang pernah tinggal di Timor. Tempat ini cabang dari Bairo-Pite dibagun dengan tujuan untuk mendidik para ‘simpatisantes’ yang ingin selesai studi di bangku SMA,
akan melanjutkan ke Dare. Awal-awal membangunannya dibantu oleh seorang katekis, yang bernama Maria Fatima, dan ditangani langsung oleh Mana Lu, sendiri. Ketika Pusat
pembinaan sudah didirikan tahun 1992-1993, Aileu dan Bairo-Pite hanya dipercayakan pada ketua asrama. Mana Lu hanya kontrol saja, karena harus berfokus pada pembinaan dan
pendampingan para calon Institut. Para ‘simpatisantes’ ini, dididik dan dilatih untuk bertanggungjawab di Paroki Aileu, melalui tugas-tugas sederhana, mulai dari menyapu,
menata bunga di altar, liturgi, koor, lector, putra-putri altar dan lain sebagaiaya.
105
Pada tahun 1994, sudah mulai ada pendamping asrama, tetapi tidak menetap karena para calon ini masih dalam tahap formasio. Pada tahun 1997 baru ada pendamping, untuk
mendampingi para ‘simpatisantes’. Disitulah berkarya Institut dikembangkan dalam rangka mempertajam misi-misi yang sudah dijalani. Paroki mempercayakan wilayah-wilayah yang
jauh dari Paroki kepada Institut, adanya kelompok basis, biasa disebut “comunidade base”. Juga menolong pastor paroki dibidang pelayanan pastoral di pedesaan, karena tahu bahwa
paroki Aileu memiliki tiga stasi dengan luas wilayahnya 426 Km, dengan total umat katolik 16.505
106
sesuai data diperoleh bulan Januari 1999.
105
.Wawancara dengan Mana Maria Fatima de Araujo, 23 Agustus 2012. di asrama Culu-Hun, Dili Timor Leste.
106
. Boletim Eclesiastica-Diocese de Dili-20.04.2010-No.6. hlm. 97.