Syarat-syarat Diterima Sebagai Calon Institut Sekular

Pemikiran Dasar: Orang yang peka terhadap situasi adalah orang yang dalam hidupnya tidak bisa tenang, kalau belum berbuat sesuatu bagi orang lain. Sikap kepekaan sosial sangat diharapkan supaya memiliki oleh para anggota Institut Sekular. Maka dari itu program ini, merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap kepekaan dalam diri para penggerak masyarakat Aspiran dan Simpatisan Institut Sekular. Tujuan Umum: Melalui program latihan kepekaan sosial, selama satu tahun diharapkan peserta mampu menanggapi dan peka terhadap situasi masyarakat dan bersama masyarakat mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi atau dialami. Tujuan Khusus: Melalui program latihan kepekaan sosial diharapkan para aspiran dan simpatisan dapat; Mampu mengembangkan sikap, tanggapan terhadap desa binaannya. Mampu mengenal dan memahami masalah-masalah sosial. Mampu mengkomunikasikan sikap dan tanggapannya terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya lewat laporan tertulis. Mempu mencari jalan keluar untuk membantu masyarakat mengatasi permasalahannya. Peka terhadap dorongan Roh Kudus dalam mengambil keputusan yang baik dan benar. Strategi Pembinaan: Untuk mencapai tujuan tersebut di atas ditempuh dengan cara sebagai berikut: Latihan kepekaan sosial untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepekaan peserta terhadap situasi kongrit yang dihadapi dan mencari pemecahannya. Latihan teoritis kepekaan sosial diadakan di kelas, sedangkan yang praktis di desa binaan masing-masing. Masalah sosial yang ditemukan diuraikan dalam bentuk laporan tertulis. Pembahasan masalah dibahas bersama staf Pembina di tempat latihan. Metode pembinaan: Studi kasus: refleksi dan laporan tertulis. Diskusi kelompok: Ceramah. Dinamika kelompok: Tanya jawab. Tempat Pembinaan: 1. Aileu paroki 2.Tempat sasaran: Desa-desa sekitar kabupaten Aileu. 3. Staf Pembina: Suster-suster Merykknol dan Pendamping Simpatisan.

C. Anggota Pertama Yang Menerima Kaul

Setelah menempuh tahap di atas para calon akan menerima kaul sebagai anggota Institut. Awal yang sangat sederhana, yang tak punya kekuatan manusiawi, tetapi telah nyata dan terjadi pada pendiri dan para anggota di dalam ISMAIK, yaitu bahwa Institut Sekular ini diresmikan berdirinya melalui kehadiran calon-calon anggota ISMAIK yang pertama. Mereka ini adalah Maria Lina Soares, Fransisca Rangel, Helena Alves Ximenes, dari paroki Viqueque. Maria Roza Araujo, Maria da Silva, Miranda da Silva, dari paroki Same. Maria Leque Misquita, Izabel de Araujo dari paroki Aileu. Ermelida Soares dari paroki Bobonaro. 93 Mereka ini telah mengukir sejarah lahirnya atau hidupnya ISMAIK, dengan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan, berani mengikrarkan kaul sebagai ikatan keanggotaan suatu komunitas. Banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Para perintis inilah yang meletakan dasar bangunan ISMAIK bersama Pendiri untuk menunjukan panggilan hidupnya. Sebagai generasi awal dan peletak-peletak dasar hidup ISMAIK, namun tetap sadar bahwa tanpa kekuatan dari Tuhan mereka tidak berbuat apa-apa. Inilah yang terjadi pada tanggal 2 dan 3 Pebruari 1998 di Katedral Dili dan paroki Dare. Penyerahan diri para anggota Institut Sekular tidak nampak melalui tanda-tanda lahiriah, melainkan melalui kesaksian hidupnya di tengah masyarakat tanpa memisahkan diri dari kehidupan sekular. Itu tidak berarti bahwa masing-masing anggota bebas mengikuti 93 . Diambil dari cacatan harian “Pendiri Agenda” tahun 1997. kehendaknya sendiri, sebab konsekwensi dari penyerahan, ialah bahwa setiap anggota taat kepada pemimpin dan norma-norma Institut. Sebagai awam yang berbakti mengandaikan sesuatu kesedian hati untuk hidup di tengah dunia, bersama dunia dan bagi dunia sebagai saksi, lewat pekerjaan, pewartaan, dan tingkah laku. 94 Maka panggilan menjadi sekular tidak menjauhi dari dunia, melainkan awam hidup bakti.

1. Anggota Yang Mengundurkan Diri di Tahun 2002

Sebelum pengesahan lembaga dan para anggota pertama, mengucapkan profesinya pada tanggal 3 Pebruari 1998 di paroki Dare Dioses Dili, dan pada bulan Juli 1997 Pendiri mengutus dua orang calon pertama yaitu; Maria Lina Soares dan Francisca Rangel, melanjutkan studi di STFK Yogyakarta. Dengan tujuan untuk dipersiapkan sebagai staf pengajar dalam komunitas yang akan diresmikan oleh Gereja sebagai suatu institusi di Gereja lokal. Setelah satu semester kemudian kedua calon ini, kembali lagi ke Timor untuk dipersiapkan bersama tujuh orang teman lainnya selama sebulan untuk menerima kaul pertama. Dan tepat pada tanggal 3 Pebruari 1998 di Paroki Dare, Sembilan orang anggota mengucapkan profesi yang pertama dihadapan pimpinan Gereja lokal Mgr. Basilio do Nacimento Pr. dan Mana Lu sebagai Pendiri dan pimpinan umum Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, menerima kaul dari sembilan orang anggota yang pertama. 95 Setelah itu Pendiri mengutus dua orang lagi yaitu; Ermelinda Soares dan Izabel dos Santos, menjadi empat orang yang studi di Yogyakarta tahun 1998, dengan jurusan yang berbeda namun tujuannya sama, untuk membentuk tim pengajar. Pada tahun 2000, mengirim satu orang anggota lagi yaitu Inez Monis, mengambil jurusan menajemen perkantoran. Kader-kader ini yang dipersiapkan 94 . Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, tahun 1998. hlm. 13. 95 . Diambil dari tulisan Pendiri “ISMAIK Vocacao Foun ba Igreja no RDTL” tanpa penerbit tahun 2004. hlm. 2.