Maka semangat Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, menjalin relasi dengan para pendukung terus berlanjut. Baik dalam Negeri maupun luar Negeri, saling
mendukung dan memperhatikan. Institut Sekular bekerja sama dengan berbagai instansi demi memperlancar karya misi di Timor Leste maupun di Timor Barat.
36
Maka tokoh- tokoh yang sebutkan diatas ini sangat berpengaruh dan berperan penting dalam pribadi
Mana Lu.
B. Faktor Eksternal
Gambaran umum untuk mendiskripsikan faktor eksternal pertama-tama harus merincikan pembahasan secara eksplisit mengenai faktor ini.
1. Situasi Geografis Dili
Distrik kabupaten Dili terletak disepanjang pantai Utara pulau Timor Loro Sa’e, sekitar 60 km kearah Timor dari perbatasan dengan Barat. Secara geografis Distrik Dili
beraneka ragam. Disamping jalan pesisir dan pantainya. Distrik ini menjangkau sampai daerah bergunung-gunung yang tidak datar. Distrik Dili seluas sekitar 170 km persegi.
Distrik Dili mencakup pulau Atauro, yang sekitar 30 km ke arah utara pantai Kota Dili. Pada arah selatan Dili berbatasan dengan Distrik Aileu, ke arah barat, Distrik Liquica dan
ke arah timur, Distrik Manatuto. Menurut data terakhir dari bagian sensus dan statistik, Distrik Dili mempunyai
jumlah penduduk pada saat ini sebanyak 137.879 dan jumlah kepala keluarga sebanyak 26.785. Jumlah penduduk orang perempuan sebanyak 65.225 dan jumlah penduduk orang
laki-laki sebanyak 72.133. Daerah yang paling terpadat penduduk di Distrik Dili adalah Zona Dom Aleixo, Zona Cristo Rei dan Zona Vera Cruz, di mana jumlah penduduknya
36
. Wawancara dengan Fransisco dos Santos, tanggal 22 Agustus 2012, di Klinik Bairopite, Dili Timor Leste.
antara 30.000 dan 40.000 orang. Jumlah pendatang baru yang dilaporkan oleh para chefe dos suco kepala desa di Distrik Dili sekitar beberapa ribu, yang mayoritasnya
ditempatkan kembali di zona Don Aleixo. Hal ini sebagian besar disebabkan kenyataan bahwa jumlah rumah yang dibakar dan dihancurkan lebih rendah daripada di zona yang
lain. CNRT dan pemimpin setempat menyebut keberadaan pendatang baru sebagai salah satu faktor yang menyumbang kepada kegoncangan stabilitas di Dili. Jumlah pengungsi
dalam negeri IDP di Dili merupakan persoalan besar dan memerlukan tindakan terkoordinasi pada tingkat nasional dan distrik.
37
Distrik Dili adalah salah satu distrik terbesar di Timor Loro Sa’e. Ada enam sub- distrik kecamatan yang terdiri atas 48 suco desa dan 243 aldeia kampung. Utara,
Atauro ada 5 socu, Selatan, Vera Cruz 11 suco, Timur, Cristo Rei 10 suco dan Metinaro 3 suco, Barat, Dom Aleixo 10 suco, Kota Dili, Nain Feto 9 suco.
1.1.Letak Suco Dare
Situasi geografis dan secara khusus pusat pembinaan ISMAIK. Letak rumah pusat pembinaan ISMAIK di pegunungan Dare di sebelah selatan ibu kota Dili, dalam wilayah
Kabupaten Dili, sub-distrik Selatan Vera Cruz dengan jarak 14 km dari kota. Rumah pusat pembinaan ini dibangun dalam wilayah satu Paroki, dan mempunyai dua stasi. Yang
pertama terletak di Laulara, 4 km di sebelah selatan paroki Dare. Stasi yang kedua adalah Besilau, kecamatan Laulara, 18 km di sebelah utara di wilayah paroki Dare.
Pembagian stasi dan wilayah paroki Dare mengikuti pembagian dua Distrik yaitu distrik kabupaten Dili dan Aileu. Oleh karena itu masing-masing stasi seperti
halnya paroki Dare, mempunyai beberapa wilayah berdasarkan desa-desa yang ada. Rumah pusat pembinaan sendiri termasuk desa Dare, dan masih terbagi lagi delapan aldeia
37
. http:id.wikipedia.orgwikiSejarah_Timor_Leste, diakses, tanggal 27 November 2012.
RT, yaitu aldeia Kasnafar, Lelaus, Laulara, Sukalau, Fila be Matua, Fatunaba, Lumarana, Nahaek. Jarak dari satu aldeia ke aldeia lain bisa dicapai dengan jalan kaki selama satu
sampai tiga jam. Tinggalnya berdekatan melainkan hidup di kampung-kampung yang jauh dan terpencar. Penduduknya tinggal diwilayah-wilayahnya sendiri sesuai dengan tanah
yang dimiliki.
1.2. Keadaan Alam dan Geografis
Wilayah Dare sucu desa ini, terletak di atas lereng-lereng gunung, namun alamnya sangat subur penuh dengan hutan rimba. Tetapi dibeberapa lereng itu juga sangat
gundul dan ada jurang yang memperlihatkan kecenderungan untuk erosi, ketika musim hujan. Pergantian musimnya dua kali dalam setahun musim panas dan hujan, biasanya
musim panas mulai dari bulan Mei-November dan musim hujan hujan Desember-April.
38
Situasi alam dan musim seperti inilah menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat untuk beraktivitas.
1.3. Matapencaharian.
Alam yang ditempati penduduk ikut menentukan matapencaharian dan kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Yang ditempati itu daerah lereng dan
pengunungan, maka matapencaharian utama terdapat bidang pertanian seperti; penanaman kopi, jagung, ubi-ubian, sayur-sayuran, dan pemeliharaan ternak sapi, kambing, babi dan
ayam. Dan sebagai tambahan produksi arak dengan cara yang tradisional. Sebagian kecil dari masyarakat setempat menjadi pegawai pemerintah dan buruh.
Berhasil tidaknya kehidupan ekonomi masyarakat tergantung pada musim.
38
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institut for Liberation, Dili,
2001, hlm. 10.
Musim kemarau atau musim kering masyarakat sulit untuk mendapatkan air dan tanah menjadi gersang dimana-mana. Ketika jatuh musim hujan lumpur, sumber mata air juga
banyak. Kehidupan ekonomi juga tergantung dari musim, bila musimnya baik kehidupannya dikatakan baik juga. Tetapi musimnya tidak baik seperti hujan yang tidak
teratur, datangnya badai merusak tanaman sepanjang tahun bisa menderita. Salah satu untuk mengatasi masalah tersebut mencari bantuan dari daerah-daerah tetangga lain,
dengan cara menjual ternak peliharaannya berupa uang atau makanan, dan juga sistem barter.
39
Masyarakatnya tinggal di pedesaan yang sangat sulit dengan perdagangan, karena sulit dijangkau oleh angkot. Kendalanya kurang alat tranportasi dan jalan raya yang
menghubungkan antara desa dan kota berhubung dengan pasar. Barang-barang yang harus dijual diangkut sesuai dengan tenaga manusia.
40
Faktor kemiskinan yang tak teratasi menjadi pintu masuk lahirnya beragam persoalan sosial lainnya yang sulit diurai.
Kemiskinan masih ada dan menjadi sumber masalah bagi masyarakat Timor Leste. Apakah kemiskinan lahir dari diri sendiri, oleh kemalasannya? Atau ada sesuatu yang
diluar dirinya yang menciptakan kondisi sehingga masyarakat tidak mengubah pola kehidupan? Ada banyak pihak meyakini kemiskinan yang lahir akibat yang datang dari
luar, karena situasi politik yang datang silih berganti. Dalam sejarahnya para penguasa tidak memberikan kesempatan kepada orang pribumi untuk mengali potensi yang ada.
Menciptakan lapangan kerja hanya sebatas buruh kasar, dan bergerak diruang lingkup yang dibatasi.
41
39
. Berdasarkan pengamatan dan pengelaman peneliti atas situasi masyarakat.
40
. wawancara dengan Bapak Jose Maia, tanggal 26 Juli 2010, di Pasar Halilaran, Dili Timor Leste.
41
.
George
J. Aditjondro “Menyongsong Matahari Terbit Di Puncak Ramelau” Yayasan Hak dan Fortilos. Dili Timor Loro Sa’e. tahun 2000. hlm. 179.
“Dalam laporan sejarah bahwa perkembangan ekonomi sesudah perang dunia II, Timor Leste itu dimasukan kedalam Imperio Portugal dan ke dalam “Espaco
Economico Nacional” yang diciptakan oleh Salazar. Hal itu berarti mendukung dan mempermudah perdagangan antara anggota Imperio Portugal itu meskipun letak jauh satu
sama lain dan mempersulit perdagangan dengan daerah-daerah yang sesungguhnya dekat dan lebih mudah dihubungi. Tetapi karena daerah-daerah itu tidak termasuk Imperio
Portugal dan tidak memakai bahasa Portugis, maka perdagangan dengan mereka dipersulit karena ekonomi yang lemah dan bahasa yang digunakan.. Perkembangan ekonomi dalam
Espaco Economico Nasional itu terhambat karena kedudukan ekonomis Portugal yang sangat lemah dalam lingkungannya di Eropa. Di Eropa Portugal menjadi Negara
pinggiran. Hal ini membawa akibat bagi Timor Leste, ialah bahwa kemampuan ekonominya kurang dapat berkembang”.
42
2. Situasi Politik
Situasi politik yang muncul dengan pertentangan ideologi. Partai-partai politik yang ada atau elit politik tertentu di Timor Timur mulai mendirikan perhimpunan politik
tetap menjadi privinsi Portugal pilih Uni Demoktatik Timor. Uniao Democratica Timorense UDT bergabung dengan Indonesia pilihannya, Asociacao popular
Democratica Timorense Apodete dan mereka 100 pilih Frente Revolucionara do Timor Leste Independente Fretilin ingin merdeka sendiri.
43
Partai UDT, Kota dan Apodete kalah dalam militer dan politik maka ketiga partai ini meninggalkan wilayah
Teritorial Timor Leste. Dengan begitu, Fretilin tinggal satu-satunya kekuatan yang sah dan
42
.
Albert
Rutten, “Curso da Historia de Timor Leste” tanpa penerbit tahun 2006. hlm. 46.
43
. Avelino M. Coelho Shalar Kosi FF, “Dua Kali Merdeka Esei Sejarah Politik Timor Leste” Djaman Baroe,
Yogyakarta
. tahun 2012. hlm. 2-3.
ril. Diambil dari kata pengantar Max Lane dalam buku Dua Kali Merdeka Esei Sejarah politik.
2.1. Persoalan Politik
Perselisihan politik yang terjadi di Timor Timur menjadi awal dari kehancuran ideologi yang dibentuk oleh masing-masing partai politik. Perubahan yang paling
mendasar terjadi dalam tubuh ASDT. Selama bulan Juni dan Agustus 1974, ASDT telah bekerja penuh di daerah-daerah. Meskipun tidak menjadi partai paling besar, tetapi ASDT
berhasil meraih dukungan dikalangan Liurai raja yang menguasai wilayah-wilayah yang lebih strategis. Di Timor Leste para Liurai raja memiliki wewenang atau kekuasaan yang
tinggi, dan sangat dijunjung dan hormati dimana-mana. Dukungan ini disimbolkan dengan bertemunya para pemimpin partai dengan Dom Boaventura, seorang Liurai raja
pemimpin pemberontakan tahun 1912. Selama berkampanye, ASDT berulang kali menghadapi tuntutan untuk mewujudkan transisi ke kemerdekaan lebih jauh ketimbang
yang lebih disebut dalam programnya. Keadaan ini membuat anggota ASDT merasa perlu mengubah struktur organisasi dan sasarannya. Hal ini dilakukan dalam sebuah konfrensi di
Dili pada tanggal 12 September 1974. ASDT berubah menjadi organisasi politik baru, bernama Fretilin. Perubahan itu untuk mempertahankan gagasan mengenai hak
menentukan nasib sendiri; sedang Fretilin dibentuk untuk memperjuangkan kemerdekaan.
44
Perang saudara terjadi pada tahun 1975, pada saat itu terdapat dua kelompok yang bersengketa, yaitu Fretilin di satu pihak, dan kelompok gabungan Apodete, UDT, Kota
dan Trabalhista di pihak lain. Fretilin mempunyai aliran yang radikal memilih untuk merdeka sendiri, sedangkan kelompok Apodete, UDT, Trabalhista, dan Kota mendukung
44
. John G. Taylor, “
Perang
Tersembunyi“ Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan, Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur. Jakarta. tahun 1998. hlm. 59-60.