7. Distrito kabupaten AinaroSub-Distrito Hatu-Builico
Misi pelayanan ISMAIK di Hatu-Builico dimulai pada bulan Februari 2001. Institut tidak memiliki rumah, hanya menumpang di residensia kapel Hatu-Builico untuk
mendampingi umat setempat. Wilayah Ainaro dengan luas 466.3 km2 dan jumlah umat Katolik 20.000 jiwa. Wilayah ini dipegunungan juga sulit dijangkau dari satu desa ke desa
yang lain, karena sangat kejauhan dan berbukit-bukit. Dengan demikian membutuhkan waktu untuk berjalan kaki ketika berpastoral dan mengadakan kunjungan keluarga. Institut hanya
memfokuskan pada pelayanan pastoral, pembinaan dan pendampingan iman umat, tidak ada anak asrama yang mengikat misi pelayanan ini.
Dalam pengembangan Misi di antara orang-orang Timor, suatu kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan pengelaman dan mengelolah potensi pribadi
sebagai suatu kekuatan yang mau berkembang. Keinginan ISMAIK hadir di tengah umat untuk melibatkan masyarakat dalam mengembangkan ketrampilan dan pola berpikir sebagai
kaum kecil yang tak berdaya di pedesaan. Seperti sudah di jelaskan di depan bahwa mau mengejar ketinggalan sebagai rakyat yang ditindas oleh rejim Indonesia yang datang. Institut
mau mewujudkan Karisma lewat tindakan kongrit hidup di tengah masyarakat. Maka misi Institut itu berfokus pada masyarakat yang tak berdaya di pedesaan dan pendidikan non
formal melalui asrama-asrama yang dibentuk, dan pelayanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Penjelasan yang telah diuraikan pada bab ini, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa; faktor yang mendorong lahirnya Institut di Gereja Timor Leste adalah pengaruh
politik yang terjadi di Timor Timur. Penderitaan rakyat yang terus berlangsung selama dua puluh empat tahun dari tahun 1975 hingga tahun 1999. Sejak jajak pendapat di Timor Timur,
dan kerusuhan terjadi dimana-mana dan banyak aksi pro dan kontra. Sorotan sejarah yang silih berganti di Timor ini memberi inspirasi kepada Pendiri untuk merintis Institut Sekular
“Maun Alin Iha Kristu” di Gereja Timor Leste. Penulis mau menggambarkan bahwa ISMAIK itu lahir karena ada latar belakang situasi masyarakat. Latar belakang sejarah Timor yang
mengariswahi sejarah lahirnya Institut. Maka Institut hadir di tengah dunia sebagai garam dan terang dunia. Meskipun Timor Leste sudah merdeka sendiri tetapi masih ada kendala-kendala
yang perlu diperhatikan, karena masih kurang adanya usaha pelayanan yang dari bawah untuk meningkatkan pelayanan integral, meningkatkan penghayatan iman umat, katekese
dan lain-lain untuk menunjang kebutuhan masyarakat. Dengan demikian umat menantikan segala hal dari atas. Maka Institut ingin mengembangkan pelayanan pastoral di daerah
pedesaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Institut juga mengembangkan misi pelayanan atau pendampingan para pengungsi
yang masih tersebar di Timor Barat. Institut mau mengambil bagian dalam penderitaan rakyat, hadir ditengah mereka sebagai garam dan terang dunia. Suatu pelayanan yang tidak
gampang yaitu misi pelayanan di Timor Barat, dengan cara mau mempertemukan kedua kelompok pro dan kontra ini, tetapi Institut berusaha dan kerja sama dengan pihak pemerintah
bagaimana memecahkan masalah dan mencari solusinya. Namun belum ada solusi yang efektif untuk mempertemukan kedua belah pihak ini, karena masing-masing masih
mempertahankan komitmennya. Inilah kendala dalam pelayanan Institut di Timor Barat, membutuhkan suatu proses perjuangan. Keterlibatan Institut dalam pelayanan tidak
sebanding berapa, akan tetapi terus berjuang melalui kehadiran di tengah masyarakat dengan tindakkan konkret.