Institut sekular ``Maun-Alin Iha Kristu`` di Keuskupan Dili Timor Leste tahun 1989-2009.

(1)

vii

INSTITUT SEKULAR

MAUN ALIN IHA KRISTU

DI DIOSES DILI TIMOR LESTE

TAHUN 1989-2009

Oleh : Filomena I. Ximenes

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu di Dioses Dili

tahun 1989-2009. Topik ini dipilih untuk dibahas karena disadari bahwa sampai saat ini tulisan mengenai Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu belum pernah ditulis secara lengkap. Padahal

penulisan sejarah Institut itu penting dan bermanfaat untuk membantu kongregasi memberi inspirasi penting bila kehilangan arah dalam menyikapi pelayanan pastoral, dan sekaligus sebagai bahan masukan bagi para calon Institut Sekular yang ingin menggabungkan diri.

Permasalahan yang muncul dalam skripsi ini ada tiga yaitu pertama, latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu, kedua dinamika ISMAIK dan berperan dalam

Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga Institut terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah pertama, untuk menjelaskan tentang latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu, yang kedua dinamika ISMAIK dan berperan

dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga untuk menjelaskan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian sejarah. Karena metode penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui jalan inkulturasi-religius untuk mempermudah penulisan ini.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa untuk mengenal sejarah lahirnya dan perkembangan Institut di Gereja Timor Leste. Perlu mengenal situasi aktual masyarakat Timor Leste, yang mendorong lahirnya Institut di Timor. Pendiri kongregasi yaitu Mana Lu beserta

karisma dan spiritualitasnya, telah mendorong para anggota untuk bergerak di bidang pelayanan di pedesaan. Para anggota berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat setempat, dan mencoba untuk masuk dalam alam di daerah pedesaan Timor Leste, sehingga dalam kerasulannya tidak mendapat kesulitan, dan diterima oleh lingkungan masyarakat.

Setelah Pendiri dan para anggota, calon Institut berkarya di Gereja Timor selama 9 tahun, maka pihak Gereja yang berwenang yakni uskup setempat mengesahkan menjadi lembaga awam hidup bakti di dalam Gereja setempat. Demikianlah sejarah agar Gereja setempat di Dioses Dili telah lahir lembaga awam hidup bakti ”Maun Alin Iha Kristu, sebagai kongregasi pribumi.

Inilah kongregasi pribumi yang tahu dan memahami situasi aktual masyarakat setempat untuk bergerak dalam hal berbagai bidang, untuk menjawab kebutuhan masyarakat melalui pendalaman iman, pelayanan kesehatan dan pendampingan pendidikan non formal melalui asrama.


(2)

viii

SECULAR INSTITUTE OF

MAUN ALIN IHA

KRISTU

AT DIOSES DILI TIMOR LESTE

IN 1989-2009

By: Filomena I. Ximenes

ABSTRACT

This thesis discusses about Secular Institute of “Maun Alin Iha Kristu at Dioses Dili on

1989-2009. This topic is chosen to discuss due to the fact that the history about Secular Institute of “Maun Alin Iha Kristu has never been written completely while it is important and beneficial

to support congregation give important inspiration if they loose the way in taking minister service. It also becomes an input for the secular institute candidate who are going to join in it.

This thesis discusses three problems. First is the background of the secular institute of

Maun Alin Iha Kristu”. Second is the dynamic of ISMAIK which has role for the church and

the society of Timor Leste. Third is participation of the institute to realize the faith in the church.

The aims of writing the thesis are: first, to explain the background of secular institute of

Maun Alin Iha kristu, second is to describe the dynamic of ISMAIK which has role for the

church and the society of Timor Leste, third is to explain the participation of the institute to realize the faith in the church.

This thesis applies investigation history method it is the scientific way to gather data with the certain purpose and benefit through the religion-enculturation way to conduct this writing.

The result proves that to recognize the history and the development of the institute in Timor Leste church, it is important to know the actual situation of Timor Leste society that engages the institute in Timor Leste. The pioneer of the congregation is Mana Lu with her

charisma and spiritual motivated the members of the institution to move to the village. The members attempted to adapt the society’s situation and try to enter into the village, so that their apostleship is easy and acceptable to the society.

After the candidate pioneers of the institute worked for nine years, the bishop of the church declared it being the lay institution of consecrated life of the church. This is aimed that the church can recognize if there is a lay institution of consecrated life in Dioses Dili. The secular institute of “Maun Alin Iha Kristu also can receive their vows as indigenous

congregation. As indigenous congregation, they know and understand the actual situation of the community in many aspects to fulfill what the community needs through deepening faith, healthy service, and assisting informal education in dormitory.


(3)

(4)

(5)

(6)

iv

MOTTO

™ Ya Allah berilah aku buah kasih yang mendalam. Tolonglah aku ingat akan kata-kata kasih-Mu hari ini, karena Engkaulah sumber segala-galaNya bagi hidupku. Berikanlah aku sedetik lagi, jangan melewatkan sedetik itu untuk berbuat kasih.


(7)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

¾ Kongregasi Institut Sekular Maun Alin Iha Kristu, sebagai salah satu dokumen tertulis dalam sejarah.


(8)

(9)

(10)

vii

INSTITUT SEKULAR

MAUN ALIN IHA KRISTU

DI DIOSES DILI TIMOR LESTE

TAHUN 1989-2009

Oleh : Filomena I. Ximenes

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu di Dioses Dili

tahun 1989-2009. Topik ini dipilih untuk dibahas karena disadari bahwa sampai saat ini tulisan

mengenai Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu belum pernah ditulis secara lengkap. Padahal

penulisan sejarah Institut itu penting dan bermanfaat untuk membantu kongregasi memberi inspirasi penting bila kehilangan arah dalam menyikapi pelayanan pastoral, dan sekaligus sebagai bahan masukan bagi para calon Institut Sekular yang ingin menggabungkan diri.

Permasalahan yang muncul dalam skripsi ini ada tiga yaitu pertama, latar belakang

lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu, kedua dinamika ISMAIK dan berperan dalam

Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga Institut terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah pertama, untuk menjelaskan tentang latar belakang

lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu, yang kedua dinamika ISMAIK dan berperan

dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga untuk menjelaskan Institut Sekular “Maun

Alin Iha Kristu terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian sejarah. Karena metode penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui jalan inkulturasi-religius untuk mempermudah penulisan ini.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa untuk mengenal sejarah lahirnya dan perkembangan Institut di Gereja Timor Leste. Perlu mengenal situasi aktual masyarakat Timor

Leste, yang mendorong lahirnya Institut di Timor. Pendiri kongregasi yaitu Mana Lu beserta

karisma dan spiritualitasnya, telah mendorong para anggota untuk bergerak di bidang pelayanan di pedesaan. Para anggota berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat setempat, dan mencoba untuk masuk dalam alam di daerah pedesaan Timor Leste, sehingga dalam kerasulannya tidak mendapat kesulitan, dan diterima oleh lingkungan masyarakat.

Setelah Pendiri dan para anggota, calon Institut berkarya di Gereja Timor selama 9 tahun, maka pihak Gereja yang berwenang yakni uskup setempat mengesahkan menjadi lembaga awam hidup bakti di dalam Gereja setempat. Demikianlah sejarah agar Gereja setempat di Dioses Dili

telah lahir lembaga awam hidup bakti ”Maun Alin Iha Kristu, sebagai kongregasi pribumi.

Inilah kongregasi pribumi yang tahu dan memahami situasi aktual masyarakat setempat untuk bergerak dalam hal berbagai bidang, untuk menjawab kebutuhan masyarakat melalui pendalaman iman, pelayanan kesehatan dan pendampingan pendidikan non formal melalui asrama.


(11)

viii

SECULAR INSTITUTE OF

MAUN ALIN IHA

KRISTU

AT DIOSES DILI TIMOR LESTE

IN 1989-2009

By: Filomena I. Ximenes

ABSTRACT

This thesis discusses about Secular Institute of “Maun Alin Iha Kristu at Dioses Dili on

1989-2009. This topic is chosen to discuss due to the fact that the history about Secular Institute

of “Maun Alin Iha Kristu has never been written completely while it is important and beneficial

to support congregation give important inspiration if they loose the way in taking minister service. It also becomes an input for the secular institute candidate who are going to join in it.

This thesis discusses three problems. First is the background of the secular institute of

Maun Alin Iha Kristu”. Second is the dynamic of ISMAIK which has role for the church and

the society of Timor Leste. Third is participation of the institute to realize the faith in the

church.

The aims of writing the thesis are: first, to explain the background of secular institute of “Maun Alin Iha kristu, second is to describe the dynamic of ISMAIK which has role for the

church and the society of Timor Leste, third is to explain the participation of the institute to realize the faith in the church.

This thesis applies investigation history method it is the scientific way to gather data

with the certain purpose and benefit through the religion-enculturation way to conduct this writing.

The result proves that to recognize the history and the development of the institute in Timor Leste church, it is important to know the actual situation of Timor Leste society that

engages the institute in Timor Leste. The pioneer of the congregation is Mana Lu with her

charisma and spiritual motivated the members of the institution to move to the village. The

members attempted to adapt the society’s situation and try to enter into the village, so that their

apostleship is easy and acceptable to the society.

After the candidate pioneers of the institute worked for nine years, the bishop of the church declared it being the lay institution of consecrated life of the church. This is aimed that the church can recognize if there is a lay institution of consecrated life in Dioses Dili. The

secular institute of “Maun Alin Iha Kristu also can receive their vows as indigenous

congregation. As indigenous congregation, they know and understand the actual situation of the community in many aspects to fulfill what the community needs through deepening faith, healthy service, and assisting informal education in dormitory.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala cinta kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, di Universitas Sanata Dharma.

Kelancaran dalam penyusunan skripsi ini berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.

2. Ketua Program Studi Ilmu Sejarah.

3. Romo Dr. Gregorius Budi Subanar SJ, sebagai pembimbing yang telah bersedia

membimbing mengarahkan dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.

4. Bapak Drs. Igs. Sandiwan Suharso, yang rela mendampingi dan mengarahkan hingga skripsi

ini selesai.

5. Bapak Drs. Herbertus Hery Santosa, M. Hum, sebagai pembimbing akademik.

6. Ira. Maria de Lourdes Martins Cruz, sebagai Pendiri Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu

di Timor Leste dan para anggota, yang telah mendukung dan mendorong penulis untuk menulis skripsi ini.


(13)

x

7. Semua dosen Ilmu Sejarah yang telah membagikan ilmu selama ini sebagai pengetahuan dan

pengalaman akan masa depan.

8. Padre Francisco Dos Santos Fatima Barreto Pr, Dokter Daniel, Fr. Yan Koppens, Bapak

Geraldo da Cruz, mana Maria Fatima, Bapa Marcus Ximenes, Maun Francisco dos Santos,

Maun Jose Maia, Maun Jose Dias, “Mana Lu, Mana Maria Roza de Araujo, Bruder Carlos

Mendonca, yang telah rela diwawancarai untuk mendapatkan data-data penelitian skripsi ini.

9. Keluarga Besar Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu, yang dengan setia dan penuh

perhatian memberi dukungan baik materil maupun moril hingga penulisan skripsi ini selesai.

10. Keluarga Besar Ayah, Ibu serta kakak, adik dan sanak saudara yang telah mendukung

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Romo Albert Rutten SJ, yang telah memberi masukan, dukungan dan doa dalam penulisan

ini hingga selesai.

12. Terima Kasih kepada semua pihak baik teman sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu namun turut mendukung dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan sumber-sumber data, terutama tentang manuskrip Institut. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima sumbangan pemikiran maupun saran yang membangun. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Penulis


(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii

HALAMAN MOTTO ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………... v

PERYATAAN KEASLIAN ……… vi

ABSTRAK ……….... vii

ABSTRACT ……….. viii

KATA PENGANTAR ……….. ix

DAFTAR ISI………... xi

BAB I: PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Balakang ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 11

C. Rumusan Masalah ………. 12

D. Tujuan Penelitian ……….. 13

E. Manfaat penulisan ………. 14

F. Tinjauan Pustaka ………... 15

G. Landasan Teori ………. 17

H . Metode Penelitian ……… 20


(15)

xii

Bab II. MENGURAIKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG UNTUK

MERINTIS ISMAIK DI GEREJA TIMOR LESTE .……... 24

A. Faktor Internal……… 25

B. Faktor Eksternal ……… 34

Bab III. DINAMIKA ISMAIK DI GEREJA TIMOR LESTE DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKATNYA ……….. 50

A. Tugas Perutusan Mana LuYang Pertama ………... 55

B. Persiapan Program Pembinaan Simpatisan Institut Sekular ………... 64

C. Anggota Pertama Yang Menerima Kaul ………. 71

D. Tahap Perkembangan Karya Pelayanan Institut Sekular di Gereja Timor ………. 74

Bab IV. KELANJUTAN KARYA KERASULAN INSTITUT SEKULAR DI GEREJA TIMOR LESTE ……… 88

A. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, Baru di Dioses Dili …………... 88

B. Panggilan Sekuler ……… 93

C. Pengembangan Pelayanan ………... 99

Bab V. KESIMPULAN ……….. 103 A. Kesimpulan ………..….. 103

B. Saran ……… 104


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 1970-an situasi di Timor Loro Sa’e sangat rumit. Pada waktu itu masyarakat terombang-ambing dengan pilihan hidupnya, wajah-wajah yang penuh dengan ketakutan dan kecemasan karena kekerasan politik yang menguasai kehidupan mereka. Masyarakat selalu mengungsi dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari ketenangan hidup. Namun impian itu tidak terwujud karena tempat-tempat pengungsian sudah dijangkau oleh penguasa. Masyarakat yang miskin yang semakin tidak berdaya dan hanya pasrah. Sementara itu, keluarga yang berada selalu ada solusi untuk mencari ketenangan dan kenyamanan dalam hidup. Inilah situasi sosial-politik yang terjadi di Timor Loro Sa’e.

Situasi kekerasan politik di Timor Loro Sa’e memberi inspirasi dan motivasi Kepada Pendiri Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”,1 Maria de Lourdes Martins Cruz. Nama panggilannya Mana Lu.2 Dalam segala kemampuan dan sikap pelayanan, Mana Lu memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan keprihatinan terhadap sesama yang menderita. Inilah pengalaman mendorong dan memotivasikan Pendiri untuk merintis ISMAIK. Awal itu muncul ketika berpastoral bersama seorang Pater asal Portugal, Pe.Carlos Pereira Pr, di salah satu desa Leorema, di Timor Leste. Kegiatan utama adalah katekese dan mendengarkan jeritan-jeritan anak-anak yang menderita. Suatu ketika selesai berkatekese, ada seorang anak kecil mendekati Mana Lu, dan katanya tinggallah bersama kami di sini. Kami sangat

1

. Kata “Maun Alin Iha Kristu” sangat identik dengan mana persaudaraan dalam tradisi Timor Leste. Nama unidade (kesatuan) Dan dalam Kristus kita bersaudara, karena Kristuslah yang mempersatukan persaudaraan.

2

. Mana dalam arti kakak perempuan. Mengapa dipanggil mana? Karena panggilan nama mana merasa lebih akrab, dalam tradisi Timor.


(17)

merindukan kasih sayangmu yang tulus, dan membuat kami selalu teringat akan ibu dan ayah yang kini telah pergi “meninggal”. Kami merindukan seorang sepertimu yang bisa membuat kami selalu bahagia untuk menghadapi hidup. Kata-katanya itu membuat Mana Lu, dalam hatinya tergerak oleh belas kasihan Allah untuk membangun Gereja dari bawah. Kehadiran itu membawa inspirasi kepada saudara-saudari yang menderita ini bisa bangun kembali. Mulai saat itu, Mana Lu memikirkan dengan cara bagaimana agar bisa menolong saudara-saudari yang menderita ini. Kata-kata yang sering muncul dalam hati dan pikiran Mana Lu Na’I Saida mak Ita Bo’ot Hakarak hosi Ami?” (Tuhan apa yang Engkau Kehendaki dari kami?). Untuk menolong, mendampingi dan memberi motivasi kepada sesama yang menderita. Kekerasan yang merajalela, tanpa politik dalam keluarga, masyarakat, sesama saudaranya sendiri saling membunuh, tanpa memikirkan apapun resikonya. Situasi Timor Loro Sa’e pada saat itu memang sangat sulit dipahami, karena masing-masing partai politik mempertahankan partainya dan kepentingan-kepentingan masing-masing.

Latar belakang ini sebenarnya tidak membahas soal situasi politik di Timor Loro Sa’e, tetapi situasilah yang menjadi gambaran awal dari sejarah ISMAIK. Situasi politik di Timor Loro Sa’e mengaris bawahi sejarah lahirnya ISMAIK dan ingin menolong dan membangun komunitas basis. Ada faktor-faktor yang mendorong dan mempengaruhi Pendiri, merasa tergerak dan dipanggil untuk merespon persoalan yang terjadi di Timor Loro Sa’e. Mana Lu terinspirasi untuk mendirikan ISMAIK karena peristiwa-peristiwa yang dialami masyarakat Timor Loro Sa’e, yang selalu dihina, bodoh, miskin, tersingkir dan tertindas. Di sinilah awal ide untuk mendirikan ISMAIK. Pendiri merasa terpanggil untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh rakyat jelata dan fakir miskin yang tak berdaya ini. Kerjasama dengan rakyat jelata yang tak berdaya ini, untuk mengejar kebodohan, kemiskinan dan kelemahan dirombak menjadi suatu kekuatan daya energi dan bisa mengejar ketinggalan sebagai bangsa yang tertindas.


(18)

Pendiri menggunakan kata “Maun-Alin”3 untuk munculkan nama kongregasi ISMAIK. Kelompok saling mempercayai sebagai saudara-saudari dalam Kristus, dan saling menolong untuk mempersiapkan diri menuju masa depan yang damai, tenteram dan harapan masa yang akan datang dan tidak diperbodoh lagi oleh kaum penguasa. Ada makna tersendiri dalam hidup bersama sebagai “maun-alin”. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” mau memperjuangkan hidup bersama dengan membina dan mempererat persaudaraan. Setelah sekian lama terjadi permusuhan antara sesama saudara dan diperbodohkan oleh para elit politik. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, mau membangun kembali kesadaran dan persaudaraan lewat komunitas basis, dan pendampingan iman umat di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Berjuang dan kerjasama yang baik untuk membagun kesejahteraan hidup masyarakat meskipun tidak seberapa nilainya, namun berarti dan bernilai

bagi yang membutuhkannya.

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan suatu asosiasi kaum awam yang hendak menghayati bersama penyerahan diri kepada Allah dalam kelompok persaudaraan, di dalam dunia. Cara hidup ini disahkan, diakui dan dilembagakan sesuai kitab hukum Gereja, can. 714. Setelah didirikan serta disahkan, ISMAIK memperoleh personalitas yuridis yang khas. Ada sejumlah orang dan benda dalam ISMAIK. Dalam Gereja Katolik, ada Institut Religius dan Institut Sekulares. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” (ISMAIK), dalam ambil bagian dalam “vida konsagrada Laikal”, karena para anggota juga mengikrarkan atau mengucapkan ketiga Nasehat Injili sama seperti Institut Religius lainnya. Di tandai mengucapkan kaul seperti kaul ketaatan, kemiskinan, keperawanan dan taat kepada konstitusi.4 Anggota ISMAIK, terlibat dalam kegiatan kerasulan dan kesaksian hidup di

3

. Nama maundalam arti kakak laki-laki dan alin sama dengan adik. Dalam Kristus kita bersaudara dan Kristuslah yang mempersatukan maun-alin.

4

. Tom JacobsHidup Membiara Makna dan Tantangannya”, Kanisius, Yogyakarta. 1987. hlm. 24-26.


(19)

tengah dunia. Hidup dan berkarya dalam dunia, dari dunia dan di tengah dunia dengan penuh kesetiaan terhadap pembaktian diri secara total bagi pengembangan dan kesejahteraan hidup kaum kecil.

Di tengah dunia, para anggota dan kolaborator tidak memiliki suatu tanda lahiriah apapun. Orang akan mengenal mereka lewat kesaksian hidup. Dengan karya, kesaksian pelayanan orang akan mengenal siapakah mereka ditengah dunia ini. Dirumuskan dalam pernyataan hidup “serbisu, hahalok ho lia fuan” (tindakan konkret dan kenyataan).5 Dalam karya ingin menjiwai semangat Injili yang hidup, sikap pelayanan dan kepedulian terhadap fakir miskin, kiak, ki’ik, beik (miskin, kecil, dan bodoh) menjadi fokus utama dalam pelayanan ISMAIK, karena merekalah menjadi harta benda Institut.

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan lembaga hidup bakti. Hidup di tengah dunia sebagai garam dan terang dunia. Lembaga hidup bakti di bawah keuskupan setempat. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, lembaga hidup bakti yang pertama lahir di Dioses Dili. Pendirinya pribumi, Maria de Lourdes Martins Cruz. Sejarahnya ditandai ketika mulai mengumpulkan adik-adiknya atau para pengikut pertama yang disebut ‘simpatisantes’ yang masih pelajar SMP dan SMA, lewat surat-menyurat dan pendekatan orang tua mulai tahun 1989. Beberapa bulan kemudian memutuskan untuk tinggal bersama di rumah omnya yang ditinggalkan ketika kerusuhan Timor Loro Sa’e tahun 1975. ‘Simpatisantes’ yang masih pelajar ini, merasa diri dipanggil dari keluarga yang sederhana, ingin dibentuk dan dididik supaya mampu memanusiakan manusia menjadi manusia. Harapannya mampu berinteraksi dengan diri sendiri, sesama dalam kelompok persaudaraan, terhadap sosial masyarakat. Dengan antusias yang tinggi untuk berkumpul bersama dalam kelompok persaudaraan,

simpatisantes’ dipanggil untuk mendampingi dan melayani sesamanya yang menderita.

5

. “Serbisu, hahalok ho lia fuan” dalam hal ini mau menjelaskan bahwa lewat


(20)

Menderita dalam banyak hal secara fisik, mental dan rohani, karena kekerasan bukan hanya secara fisik saja melainkan secara batiniah dan rohaniah. Unsur-unsur penting mencakup nilai-nilai humanis, memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas-asas perikemanusiaan. Selama beberapa tahun yang silam rakyat merasa harkat dan martabat manusia yang hina dan tersimpan dalam memori hidup masyarakat Timor Loro Sa’e.

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, berbeda dengan Institut religius lainnya. Letak perbedaannya pada cara hidup, tidak berseragam, dan pelayanan yang dikembangkan masing-masing sesuai dengan semangat hidup Pendiri, dan semangat Pendiri menjadi semangat hidup kongregasi. Cara hidup Institut Sekular bisa memilih hidup sendiri, dalam keluarga dan kelompok persaudaraan. Namun ISMAIK memilih hidup dalam kelompok persaudaraan, berbeda dengan cara hidup religius.6 Institut religius harus tinggal bersama dalam satu atap yang sama dan aturan yang menjadi patokan hidup. Letak persamaannya ISMAIK dan institut religius pada kaul-kaul yang diucapkan.

Institut Sekulares dalam hal ini ISMAIK, mau memfokuskan diri pada kesejahteraan masyarakat lewat pelayanan dan pendampingan, tanpa memikirkan untung dan ruginya melainkan mencita-citakan kesejahteraan masyarakat dan hidup bersama dalam persaudaraan. Maka para anggota dan kolaborator diutus kapan dan dimana saja dengan hati yang siap sedia dalam tugas perutusan dan pelayanan. Mampu melepaskan diri untuk mengabdi, disinilah imanmu ditantang dan diuji menjadi saksi-Nya.

Di dalam Gereja lokal yang menjadi kepala tertinggi adalah Uskup. Mgr. Martinho da Costa Lopes menjabat sebagai Administrator Apostolik di Timor Loro Sa’e tahun 1977-1981. Dan yang menggantikannya Pe.Carlos Filipe Ximenes Belo, SDB, Administrator Apostolik

6

. Hidup persaudaraan dalam komunitas mempunyai arti biblis dari dahulu kala,


(21)

1981-1983; dan menjabat sebagai uskup Administrator Apostolok 1983-2002. Institut Sekular

Maun Alin Iha Kristu” lahir dan berkembang dibawah naungan keuskupan setempat, di

Dioses Dili. Sekarang menjadi berkembang dan bertambah di dua keuskupan lain Baucau dan Maliana. Kini ISMAIK berkarya dan berkembang di ketiga keuskupan ini. Fokusnya keprihatinan iman umat yang menjadi tantangan zaman sekarang. Sebagai Institut pribumi yang baru di bawah naungan keuskupan setempat, ikut menyumbangkan kepada Gereja pembaharuan iman dalam pelayanan. Institut sekular bukanlah biara, karena hidupnya di tengah dunia menjadi terang dan saksi Kristus. Dengan segala usaha yang dibangun menjadi milik bersama, dalam persaudaraan fasilitas sarana dan prasarana tidak menjadi persoalan dan halangan dalam pelayanan. Berbeda dengan institut religius lainnya segala fasilitas sarana dan prasarana disediakan oleh komunitas.

Skripsi ini secara singkat akan mengkisahkan panggilan Mana Lu. Pendiri Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Gereja Timor Leste. Panggilannya begitu khas, karena sejak umur-umur belas tahun sudah ingin masuk suster Dominican, tetapi Mana Lu sendiri tidak tahu caranya. Ia merasa diri tidak setara dengan suster-suster yang asal Barat ini, namun ingin sekali menjadi suster. Dalam hatinya selalu dihantui oleh perasaan takut, minder dan sebagainya. Suatu ketika, ia memberanikan diri untuk bertemu dengan Romo Jose Barbosa, basal Portugal mau menyampaikan cita-citanya. Keinginannya mau masuk biara Dominican. Dia hanya bertahan sementara karena merasa panggilannya bukan di Dominikan. Akhirnya dia kembali ke rumah orang tuanya, merasa panggilannya bukan di Dominikan demikian jawabnya. Ada beberapa biara yang Mana Lu masuk namun tidak menemukan jawaban yang tepat dan pasti dalam panggilannya. Semakin hari semakin bingung dengan pilihannya. Namun ada solusi untuk memberi jalan keluar. Mgr. Martinho, sering ungkapkan jadilah seorang ibu yang baik demi banyak orang. Mau jadi suster tiga tahun sudah dapat pakaian putih? Itu tidak. Tetapi mau tahu, Timor sekarang berjuang untuk merdeka sendiri, jadilah ibu


(22)

yang baik pada situasi riil ini. Jangan lupa banyak perempuan yang menunggu siapa yang berani berdiri di depan untuk memotivasikan mereka. Dalam kata-kata dari Mgr. Martinho, Lourdes Espirito Santo (Roh Kudus) memberikan Kharisma yang secara Khusus dan sangat spesial; jangan tanamkan dalam biara. Oleh karena itu, kembangkan talenta dan jadilah pemimpin yang baik kepada sesama yang menantikan. Dengan kata-kata ini, Mana Lu semakin jelas dengan pilihannya.

Pada tahun 1970-an politik di Timor Loro Sa’e tidak dapat dipahami karena para politikus dan liurai (raja) selalu bekerja sama dalam hal politik. Pada zaman itu, Maria Lourdes saksi mata tentang situasi aktual dan kekerasan yang dialami rakyat. Betapa sulitnya untuk dipahami. Menurutnya ia akan berbuat sesuatu untuk menolong rakyat yang menjadi korban politik ini. Cita-citanya ingin mempersatukan rakyat yang sekarang ini tercerai-berai karena situasi politik. Dia ingin menyumbangkan pikiran dan tenaga sesuai dengan cita-citanya, namun belum mampu karena masih merasa seorang diri. Ia membutuhkan teman-teman yang mempunyai cita-cita dan keinginan yang sama untuk saling membantu dan menolong.

Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan kader-kader generasi penerus untuk memperjuangkan nasib kaum kecil sampai akhirnya, di Negara Timor-Leste lahirlah Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”. Tujuannya mau merespon persoalan yang dihadapi oleh rakyat dalam penindasan terutama rakyat jelata dan fakir miskin yang tak berdaya. Rakyat menjadi salah satu obyek para politikus. Di mana situasi aktual memasuki era dunia politik yaitu era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan demikian maka pemerintah Portugal dan Indonesia menguasai Timor Loro Sa’e dalam dunia politik. Tentu saja dalam pemerintahan Timor Loro Sa’e mengalami pasang-surut karena penindasan dan kekerasan politik.


(23)

Kondisi ini sangat mempengaruhi proses kekerasan dan penindasan dikalangan masyarakat. Dengan kekerasan membentuk watak orang Timor menjadi keras, dalam hal ini di dunia politik. Meskipun demikian selalu ada respon di saat-saat kekerasan itu muncul, karena ISMAIK, sebagai salah satu komunitas pribumi yang bisa memahami situasi dan kondisi masyarakat setempat. Banyak komunitas yang masuk di Timor Loro Sa’e dan berkarya dengan bermacam-macam ragam pelayanan, namun tidak memberi jawaban yang memuaskan kepada rakyat. Rakyat merasa ditinggalkan ketika mengalami penderitaan dalam kekerasan politik. Pada tahun 1975, banyak komunitas yang mengungsi ke NTT dan Australia. Dan pada tahun 1999, Timor Loro Sa'e memisahkan diri dari Indonesia. Timor Loro Sa’e berdiri sendiri sebagai Negara baru dengan nama Timor Leste. Hal ini sangat penting dan perlu ditinjau situasi politik memberi semangat dan inspirasi untuk bertindak dan mau menjawab persoalan rakyat dalam sejarah Timor Leste. Institut Sekular sendiri lahir dan berkembang sesuai dengan sejarah Timor Leste yang masih mengalami banyak kendala baik dari fihak internal maupun external.

Realitas hidup masyarakat Timor Leste, yang hidupnya masih sederhana dengan keterbelakangan sebagai bangsa yang tertindas di dunia politik. Namun masih berusaha untuk mengejar kebebasan untuk merdeka dan ketinggalan di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Institut Sekular hidup ditengah masyarakat yang tak berdaya ini, untuk berjuang dan maju bersama dalam mengejar ketinggalan baik dibidang sosial maupun dibidang espirituil. Menjadi masalah ketika mengejar ketinggalan selalu mengalami kemunduran karena tidak tercapai apa yang diharapkan oleh masyarakat. Tetapi Institut hadir sebagai garam dan terang dunia, selalu terus berjuang dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat yang dilayani.

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, lahir dan berkembang selama sepuluh tahun sebelum Timor Leste menjadi Negara. Selama masa persiapan untuk menanti kemerdekaan


(24)

Bangsa, Pendiri Institut Sekular ingin mempersembahkan hidupnya untuk memotivasi rakyat yang tak berdaya terus berjuang dan meraih cita-cita kemerdekaan bangsa. Dengan semangat dan idealisme yang menjadi suatu kenyataan hidup, maka dengan impian tersebut menjadi suatu bukti yang nyata dalam tindakan konkrit pendampingan dalam karya pelayanan pastoral. Meskipun tidak sebanding berapa nilainya, yang terpenting dalam karya pelayanan bisa menjawab persoalan rakyat dan mewakili suara rakyat untuk menuntut hak kebebasan.

Kedatangan bangsa Portugis dan Indonesia di Timor Leste untuk memenuhi kepentingan politik dan ekonomi pada kenyataannya menjadikan masyarakat di sana tak berdaya dan korban eksploitasi. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat Timor Leste sangat sulit dipahami, karena para penguasa politik memperalat liurai (raja) untuk mempengaruhi rakyat kecil dengan kekerasan dan saling membunuh antara sesama saudara. Permasalahan yang dilalui oleh masyarakat Timor Leste membawa suatu gambaran yang jelas dengan cita-cita perjuangan kemedekaan bangsa. Dengan berbagai macam masalah dan kekurangan hidup yang dihadapinya, baik dibidang moral, spiritual dan material, namun secara berlahan-lahan dalam persiapan pejuang-pejuang rakyat untuk membela keadilan Bangsa Timor Leste. Seperti Xanana, Ramos Hortta, Uskup Belo dan masih banyak lagi yang tersembunyi dibalik “kaca”.

Gaya hidup ISMAIK, sangat berbeda dengan yang lainnya, karena menjadi salah satu gaya hidup orang Timor yang tidak terlepas dari kekhasan budayanya. Mengutamakan solidaritas dan bela rasa dalam persaudaraan. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, kongregasi pribumi dan mengalami banyak tantangan dari fihak Gereja maupun non-Gereja. Selalu dianggap aliran sesaat, merebut kekuasaan kaum laki-laki, hanya sementara dan tidak bertahan lama dalam perjuangan.

Mau menyumbangkan ide dalam skripsi ini, sebagai realita hidup dalam ISMAIK. Menjadi kenyataan dalam karya pelayanannya, terbukti dengan kehadiran para anggota.


(25)

Situasi kapan dan di manapun akan terjadi sesuatu hal yang baru dalam sejarah manusia, berdasarkan latar belakang manusia itu hidup. Sampai saat ini, permasalahan ini belum ada yang meneliti dan menulis sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, ISMAIK dan semangat dalam pelayanannya. Sehubungan dengan kenyataan ini, skripsi ini mau mengupas dan menulis sejarah dan perkembangan pelayanan ISMAIK, dalam komunitas yang memberi pelayanan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Sebab cita-cita Institut Sekular sangat searah dengan pastoral. Institut Sekular dilihat sebagai tanda keberadaan Gereja dalam dunia, sesuai dengan aspek-aspek berikut ini; sebagai bagian dari dunia, dipanggil untuk mengabdikan diri kepada dunia, menjadi jiwa dan ragi bagi dunia, karena menerima panggilan khusus, untuk menyucikan dan mengarahkan dunia, khususnya dengan meningkatkan nilai-nilai seperti keadilan, cinta kasih, dan perdamaian.7

Para anggota Institut Sekular ingin hidup di tengah masyarakat dan bersama-sama rakyat, secara khusus yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang masih terbelakang dalam segala segi kehidupan. Tujuannya adalah membantu dan mendampingi mereka, baik dalam penghayatan dan pengembangan iman, maupun secara fisik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sampai taraf yang lebih layak dan harmonis. Dengan cita-cita inilah para anggota Institut Sekular mau mengejar tujuan hidupnya, yaitu menyelamatkan dunia dari dalam dunia sendiri dan melalui dunia.8 Cara hidup itu dimaksudkan menjelaskan kata sekular itu sendiri.9

7

. S. Congr. Para os Religiosos e Institutos Seculares, “Identidade de Missao dos Institutos Seculares”, hlm. 36.

8

. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan HAK dan Sahe Institut for Liberation: Dili, Timor Leste. 2001. hlm. 76-77.

9

. Kata Sekular mengandung arti yang luas: berabad-abad, berjutaan tahun, sangat tua, kontinuitas, bertahan dalam masa lampau,sekarang dan masa yang akan datang; secara simbolis sekular berarti kekal abadi, adanya sesuatu tanpa awal dan akhir.


(26)

B. Identifikasi Masalah

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan salah satu kongregasi pribumi di Gereja Timor Leste dengan kekhasanya sendiri. Pada awalnya hanya semangat pelayanannya difokuskan pada hal-hal tertentu saja. Kini menjadi berkembang karena sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Pemberian nama ISMAIK mengacu pada nama kesatuan dalam persaudaraan. Nama Maun-Alin juga mempunyai peranan penting dalam sejarah bangsa Timor Leste.10 Salah satunya turut berperan dalam sejarah kemerdekaan. Komunitas ISMAIK ini, pernah menjadi markas besar penampungan pengungsi dalam sejarah perjuangan bangsa tahun 1999. Tidak hanya mengandalkan nama ISMAIKnya saja melainkan ada hubungannya dengan keprihatinan dan kebutuhan hidup masyarakat yang dikembangkan.

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari pendukung-pendukung baik secara rohani maupun secara fisik. Karya ISMAIK ini banyak orang yang ikut memberi motivasi dan dorongan yang kuat dalam pelaksanaannya. Dan cita-cita ini terlaksana tetapi masih banyak kendala yang perlu diperhatikan, dalam hal ini perlu meninjau lebih lanjut:

1. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” berperan penting dalam bangsa Timor Leste. Keterlibatan ISMAIK dalam situasi dan kondisi masyarakat. Di mana masyarakat merasa

terhimpit oleh situasi politik maupun non-politik, kehadiran ISMAIK untuk mendampingi,

mengarahkan dan menolong meskipun kecil, sederhana, strategis, sesuai dengan misi yang

10

. Nama “Maun Alin” itu sendiri bukan hanya sebutan dalam keluarga kandung saja melainkan menjadi umum digunakan di Timor Leste, karena ada makna untuk persatuan bangsa.


(27)

dikembangkan.

2. Proses perubahan yang berlangsung saat ini. Misi populer “kepedulian dan pelayanan” merupakan ciri khas karya kerasulan ISMAIK, yang sejak semula dijalankan dengan

sukses oleh Pendiri. Suatu giat pastoral yang membangun komunitas basis, terutama dari dalam terjun ke tengah umat untuk mengenal secara langsung keluarga-keluarga dengan masalah-masalahnya. Kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi karena jarang mendapat kesempatan untuk bertatap muka dengan imam. Biasanya suatu paroki mempunyai banyak stasi, oleh sebab itu satu bulan sebelum Paskah dan Natal, Pastor paroki yang bekerjasama dengan ISMAIK. Kerja sama dalam tim pastoral sebagai salah satu pelayanan dalam keprihatinan ISMAIK untuk merespon persoalan iman umat. Sering terjun di berbagai wilayah-wilayah pedalaman untuk memberi retret dan pendalaman iman kepada umat.

C. Rumusan Masalah

Bedasarkan dengan identifikasi masalah yang dipaparkan dalam latar belakang ini, dengan pembatasan permasalahan itu memunculkan tiga pertanyaan. Permasalahan ini, sebagai suatu rangkaian yang akan dibahas dalam penelitian yang dirinci sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, ISMAIK di Timor-Leste?

2. Bagaimana dinamika ISMAIK berperan dalam Gereja dan masyarakat Timor-Leste 1989-2009?


(28)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan tentang sajarah dan perkembangan ISMAIK di Gereja Timor Leste, 1989-2009 adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Akademis

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang berdirinya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” di Timor Leste. Penelitian ini juga ingin menguraikan fenomena dan perkembangan yang terjadi dalam ISMAIK di Timor Leste. Bagaimana ISMAIK tersebut mengalami pasang surut dalam perkembangan, yang sangat signifikan dalam kurung waktu 1989-2009. Untuk mendeskripsikan sejarah dan perkembangan ISMAIK dan membangun pengaruhnya dalam persaudaraan masyarakat Timor Leste.

2. Tujuan Praktis

Perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam ISMAIK, termasuk berbagai faktor baik yang menghambat maupun yang memperlancar perubahan tersebut, setidaknya dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam bidang kesejarahan di dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste. Penulisan sejarah dan perkembangan ISMAIK di Gereja Timor Leste, tujuan yang ingin dicapai adalah ikut menyumbang dan mempersembahkan kepada komunitas dan masyarakat yang dilayani. Di harapkan dapat menambah pemahaman akan sejarah ISMAIK serta menambah dokumen tertulis untuk generasi mendatang. Sejarah dan perkembangan ISMAIK sebagai sejarah lokal yang bermanfaat, perlu dikembangkan melalui tindakan nyata dalam hal-hal praktis dalam bidang keilmuan.


(29)

E. Manfaat penulisan

Hasil penelitian harap memberikan manfaat bagi para pembaca secara teoritis dan praktis, dan akan menguraikan sebagai berikut:

1. Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang sejarah lahirnya ISMAIK serta perkembangannya di Gereja Timor Leste. Di harapkan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan karya misi ISMAIK dimasa yang akan datang. Bagi ilmu sejarah dengan penulisan ini diharapkan dapat menambah nilai-nilai Kristiani dalam sejarah ISMAIK dalam pelayanannya. Orang yang membaca karya ilmiah ini, diharap dapat membantu memberikan informasi tentang peristiwa sejarah, khususnya tentang sejarah Gereja lokal.

Pengembangan sejarah Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, dimaksudkan sebagai salah satu karya ilmiah. Untuk mendiskripsikan tentang sejarah lahirnya dan perkembangan ISMAIK dalam pelayanan yang diterima di Gereja lokal di Timor Leste. Dimaksudkan juga untuk mendiskripsikan dan mengembangkan pelayanan pastoral integral sejak berdirinya hingga tahun 2009.

2. Praktis

Manfaat praktis berdasarkan kenyataan ini, antara lain memberikan pemahaman dan pengertian tentang sejarah dan perkembangan dalam membangun komunitas lokal. Dari hasil penulisan ini diharapkan bahwa nantinya dapat memberikan masukan tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh komunitas terutama dalam bidang pelayanan. Dan bagi masyarakat umum dengan penulisan ini diharapkan dapat lebih mengenal kehadiran ISMAIK di tengah-tengah masyarakat, khususnya masyarakat yang tak berdaya. Bagi ISMAIK dengan penulisan ini diharapkan dapat menambah pemahaman akan sejarah dan


(30)

perkembangan serta dapat menambah dokumen-dokumen yang tertulis dalam sejarah untuk generasi mendatang.

Manuskrip

Sumber yang digunakan dalam skripsi ini ada dua macam yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan ini adalah sumber tertulis dan sumber lisan. Sumber primer dalam bentuk buku dan arsip.

Sumber primer dalam bentuk buku: Kelompok Gerejani Basis, ditulis oleh Maria de Lourdes Martins, diterbitkan Yayasan HAK dan Sahe Institute for Liberation 2001, Timor Leste. Buku membahas tentang keterlibatan ISMAIK dalam praksis pastoral kelompok gerejani basis, sumber ini berguna untuk menjelaskan sejarah lahirnya ISMAIK. Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, 1998, berisi tentang Visi dan Misi dengan tujuan memanusiakan manusia yang tak berdaya, terutama fakir miskin, dan menjelaskan tentang tahap-tahap persiapan menjadi anggota serta cara hidup dalam ISMAIK. Teks, agenda-agenda harian, tentang sejarah lahirnya ISMAIK dan perkembangannya. Sumber-sumber ini digunakan untuk memperjelaskan sejarah lahir dan perkembangan karya pelayanan di pedesaan Timor Leste, serta proses pengesahan lembaga. Sumber-sumber ini diarsip di pusat pembinaan Dare, Dili, Timor Leste.

Sumber primer yang memberikan keterangan secara lisan dalam penelitian ini, yaitu Pendiri ISMAIK sendiri serta para anggota perintis yang memberikan kesaksian tentang lahirnya dan perkembangan ISMAIK dari tahun 1989-2009.

F. Tinjauan Pustaka

Beberapa sumber sekunder yang dalam bentuk wawancara dan buku yaitu: Pertama, Perang Tersembunyi, ditulis oleh John G. Taylor, diterbitkan Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur, 1998, Jakarta. Buku ini membahas tentang keterlibatan Gereja dalam situasi politik di Timor Leste dan pengaruh pendidikan. Sumber ini berguna untuk


(31)

menjelaskan keterlibatan Gereja dan perkembangan sejarah politik yang terjadi dan ikut mempengaruhi lahirnya ISMAIK di Timor Leste.

Kedua, Hari-hari Terakhir Timor Timur, ditulis oleh Zacky Anwar Makarim, dkk, diterbitkan PT. Sportif Media Informasindo, 2003, Jakarta. Buku ini membahas tentang pengaruh politik serta membawa perubahan dalam pembagian wilayah Timor Timur dengan Timor Barat. Sedangkan sebelumnya kedua wilayah ini mempunyai hubungan sangat erat, dan sangat berpengaruh dalam hubungan persaudaraan. Sumber ini sangat berguna untuk mengetahui dasar dari persaudaraan itu sendiri dan muncul perang saudara di Timor.

Ketiga, Dua Kali Merdeka Timor Leste, ditulis oleh Avelino M. Coelho, diterbitkan Djaman Boroe, 2012, Yogyakarta. Buku ini membahas tentang Partai-partai politik yang ada di Timor Leste, serta berperan penting untuk perjuangan meraih kemerdekaan bangsa. Sumber ini untuk mengetahui gerakan-gerakan partai yang berjuang untuk mempertahankan nasib kaum kecil di Timor Leste.

Keempat, Chega, Buku ini membahas tentang laporan-laporan kekerasan politik yang terjadi di Timor Leste. Sumber ini memberi informasi tentang bagaimana menyuarakan suara rakyat yang selama dua puluh empat tahum ini yang dibungkamkan. Untuk mengetahui perkembangan masyarakat di Timor Leste.

Kelima, Hidup Membiara, ditulis oleh Tom Jacobs, diterbitkan Kanisius, 1987, Yogyakarta. Buku ini berisi makna dan tantangannya dalam hidup membiara. Sumber ini berguna untuk membahas ketiga nasehat Injil dalam hidup berbakti.

Keenam, Gereja menurut Vatikan II, ditulis oleh Tom Jacobs, diterbitkan Kanisius, 1987, Yogyakarta. Buku ini membahas semangat pembaharuan konsili vatikan II, sangat membawa pengaruh bagi kehidupan Gereja. Sumber ini berguna untuk membahas Gereja


(32)

dan dunia, dalam pelayanan pengungkapan iman dan perwujudan. Bukan membawakan iman kepada orang, melainkan membantu orang menyadari iman yang sudah ada.

Sumber sekunder dalam bentuk lisan, sumber yang diperoleh melalui hasil wawancara, yang memberikan informasi tentang lahir dan perkembangan sejarah Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Timor Leste serta perkembangan misi pelayanan di pedesaan. Sumber ini untuk memperkuat atau memberikan kesaksian dalam mendiskripsi penulisan sejarah ISMAIK di Gereja Timor Leste.

G. Landasan Teori

Penggunaan landasan teori dalam penelitian sejarah menjadi hal yang utama dalam mendekati pokok permasalahan. Sejarah politik sangatlah menonjol di Timor Leste, dan sangat mempengaruhi Pendiri untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste. Terkait dengan masalah di atas, maka tulisan ini juga menggunakan pendekatan dari ilmu sosial. Untuk memperjelas tulisan ini, sejarah tidak hanya semata-mata bertujuan untuk menceritakan kejadian tetapi bermaksud menerangkan kejadian yang telah terjadi dan lebih mendalam hendak diadakan analisis. Membuat analisis sejarah ialah menyediakan suatu kerangka pemikir atau kerangka referensi yang mencakup pelbagai konsep dan teori yang akan dipakai dalam membuat analitis itu.11 Yang mau dianalisis dalam skripsi ini adalah sejarah lahir dan perkembangan pelayanan Institut Sekular “Maun Alin Iha

Kristu” di Gereja Timor Leste, dan faktor yang menghambat dan yang mendukung

pelayanan di pedesaan dan sumbangan nyata Institut dalam masyarakat.

Peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Serjono Soekanto,

11

. Sartono Kartodirojo “Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah”, PT Gramedia, Jakarta, 1992, hlm. 5.


(33)

sebagai berikut: Peranan adalah sesuatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.12

Menurut Biddle dan Thomas:

Peran adalah rangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, penilaian, sangsi dan lain-lain. Istilah “peran” kerap diucapkan banyak orang. Sering mendengar kata peran dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang, atau “peran” dikaitkan dengan “apa yang dimainkan” aktor.13

Kerangka kerja dalam pelayanan sosial yang dikembangkan cukup besar perlu kerangka yang sistematis, terorganisir dalam berkesinambungan. Permasalahan tidak begitu mudah dengan tujuan pelayanan dalam masyarakat dari kepercayaan lama menuju iman yang baru, serta kepercayaan agama merupakan sesuatu yang mendasar sehingga tidak dapat dilakukan.

Sebelum masuk pada pembahasan permasalahan perlu dijelaskan konsep tentang Institut Sekular itu sendiri. Secara historis, Institut Sekular timbul sejak era Kristus, zaman para rasul, abad Gereja primitif.14 Atas undangan Yesus, para rasul meninggalkan hidup sekularnya.15

12

. Serjono Soekanto “Sosiologi Suatu Pengantar” Jakarta. Rajawali Press. 1982. hlm. 238

13

. Bdk W. J. Poewadarainta “Kamus Basar Bahasa Indonesia” Jakarta. PN Balai Pustaka. 1985. hlm. 735.

14

. Yesus dalam misteri inkarnasi menjalani suatu kehidupan sekuler, secara tersembunyi selamat tigapuluh tahun di Nazaret (Lc. 2;23, 39-52)

15

. Para rasul sebagai buruh dan nelayan, saudara-saudari, orang tua, istri dan anak mengikutinya sambil mengendalikan dorongan seksuil secara suka rela (Mat, 19;10-12)


(34)

Dokumen-dokumen resmi paling penting yang memberikan definisi secara tepat tentang Institut Sekular adalah Konstitusi Apostolik Provida Mater Ecclesia (2 Februari1947).16 Motuproprio Primo Feliciter (12 Maret 1948).17 Kedua dokumen ini, dari Paus Pius XII. Kedua konstitusi ini menguraikan secara spesifik tentang ciri khas kepada eksistensi Institut Sekular dalam Gereja, sebagai organisasi orang-orang Kristiani, baik klerus maupun awam, pria atau wanita penyempurnaan kehidupan Kristiani, pengikraran nasihat-nasihat Injili, penyerahan diri kepada Allah dan sekularitas.

Pengembangan misi pelayanan di Gereja Timor Leste, penyelenggaraan pendidikan non-formal merupakan salah satu bentuk pelayanan sosial kepada masyarakat yang paling dinamis dilaksanakan. Perkembangannya, pelayanan dilihat dari berbagai unsur yang nampak dalam masyarakat. Pelayanan yang tidak berfokus pada hal-hal tertentu saja melainkan, tergantung pada kondisi dan keberadaan masyarakatnya, kapan dan saat mana saja yang membutuhkan uluran tangan. Oleh sebab itu, Institut Sekular lahir, dan berkembang dalam dunia merupakan bagian dari komunitas Kristiani Gereja setempat. Institut Sekular merupakan keluarga rohani yang hidup dan bekerja dalam hubungan erat dengan lembaga hidup bakti lain yang ada dalam Gereja lokal. Institut Sekular merupakan suatu bentuk hidup baru dalam Gereja, suatu asosiasi orang-orang beriman yang mempunyai Kharisma dan Spiritualitas yang khas.

Pendekatan ilmu-ilmu sosial lainnya dibutuhkan dalam pendekatan untuk penulisan sejarah. Penulisan sejarah dengan pendekatan-pendekatan yang digunakan oleh sejarah sosiologis, mengamati objek manusia dalam realitasnya sebagai masyarakat, yang terbentuk dari struktur sosial dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya.

16

. EnchVC (cf. nt. 7), 2043. 17


(35)

Pendekatan antropologis, mengamati manusia atau masyarakat dari aspek fungsi dan nilai yang terbentuk menjadi perilaku bersama (perilaku sosial) sinkronik. Pendekatan historis (sejarah) mengamati manusia atau masyarakat dari aspek struktur, fungsi dan nilai sosial dan perubahannya dalam dimensi waktu (diakronis). Oleh karena sosiologi lahir dalam suatu lingkungan sosial dan intelektual, maka tidaklah mengejutkan.18 Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur sosial masyarakat. Menurut Hans Garth dan C. Wright Mills; Perubahan sosial adalah apapun yang terjadi (baik itu kemunculan, perkembangan ataupun kemunduran), dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur sosial.

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk menulis sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun

Alin Iha Kristu” serta perkembangan pelayanan di Gereja Timor Leste adalah metode

sejarah. Ditempuh dengan studi kasus dan menelaah cacatan harian dari Pendiri kongregasi sendiri. Karena Pendiri sebagai sumber utama dalam sejarah ISMAIK, maka sepenuhnya mengandalkan sumber-sumber primer yang ada baik dari dalam komunitas maupun dari luar komunitas. Pengumpulan data dan proses seleksi dengan kacamata yang dipakai sejarah Gereja, dilakukan dengan mewawancari atau mencari sumber-sumber yang terkait baik berupa buku-buku, catatan harian barupa teks dan genda-agenda harian, laporan dari hasil penelitian ataupun bentuk tulisan yang terkait dengan topik yang akan dibahas. Dalam studi kasus ini sumber yang akan dicari sumber primer dan saksi mata yang ikut membagun dan mengembangkan karya misi ini. Sumber primer adalah Pendiri Institut sendiri dan para anggota yang dapat menerangkan dinamika

18 . Dr

. Soerjono Soekanto “Fungsionalisme dan teori konflik dalam perkembangan sosiologi”, Sinar Grafika. tahun 1988. hlm, 20.


(36)

sejarah lahir dan perkembangan pelayanan ISMAIK, dan ikut mempertanggungjawabkan sejarahnya.

Metodologi penelitian sangat perlu untuk menentukan, tahap awal suatu pengajian, peneliti perlu menetapkan bagaimana hendak mendekati objek studinya; hendaknya menentukan pendekatan yang akan diterapkan. Sehubungan dengan itu peneliti harus dilengkapi dengan alat-alat analitis, konseptual dan teoritis. Metodologi sejarah, seperangkat alat analitis dan prosedur penalaran yang digunakan untuk mendapatkan kebenaran objek sejarah.

Menurut Surachmad:

Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah menyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan. Tahap paling awal adalah pengumpulan sumber sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Perbaikan draft tulisan sudah barang tentu juga diarahkan pada persoalan-persoalan ketajaman analisis data.19

Teknik pengumpulan data

Ada macam-macam pengumpulan data, tetapi penulis hanya menggunakan dua teknik saja dalam pengumpulan data tersebut. Sugiyono: menjelaskan bahwa, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.20 Oleh karena itu, untuk memperoleh data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menggunakan ‘dua teknik’ yaitu: telaah dokumen dan wawancara.

19

. Arief Subyantoro dan FX. Suwarto “Metode Teknik Penelitian Sosail” Penerbit ANDI Yogyakarta. tahun 2006. hlm. 26-27.


(37)

Historiografi berasal dari kata latin history, historia, yang berarti sejarah. Historiografi sebagai sebuah gajian dalam ilmu sejarah merupakan salah satu metode yang digunakan oleh sejarawan dalam menganalisasi data dan fakta sejarah yang ada menjadi produk sejarah yang sempurna. Memfokuskan sebuah peristiwa sejarah, sejarawan akan menggunakan beberapa ilmu bantu yang digunakan untuk merekonstruksi peristiwa sejarah.

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan dan hasil penelitian ini direncanakan akan dibuat dalam 5 Bab, yang detilnya adalah sebagai berikut:

Dalam bab I, berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang

permasalahan, identifikasi masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, daftar pustaka. Bab II, akan menguraikan faktor-faktor yang mendorong untuk merintisnya

Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” di Dioses Dili. Dalam memahami faktor-faktor itu, bertitik tolak pada kisah tentang berdirinya Institut Sekular. Tentu saja hal ini tidak dapat dipisahkan dari karisma khusus yang dianugerahkan Tuhan kepada Mana Lu sebagai Pendiri kongregasi. Ini ternyata memberi inspirasi kepada para pengikutnya yang juga ikut ambil bagian dalam karisma Pendiri dan menempuh jalan yang telah ditempuhnya.

Dalam bab III, akan dijelaskan tentang dinamika ISMAIK di Gereja Timor Leste dan perubahan sosial masyarakatnya. Perjuangan ISMAIK yang ternyata tidak terlepas dari situasi aktual masyarakat setempat, dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” berkembang berkat kejelihan Pendiri dan para perintis yang ingin merespon situasi aktual yang muncul. Pendiri dan para perintis itu dengan tekun dan penuh kepercayaan kepada penyelenggara Ilahi, membawa semangat


(38)

persaudaraan dan karisma melaksanakan perutusannya. Situasi politik ikut mempengaruhi perubahan sosial masyarakat di Timor Leste.

Dalam bab IV, akan menyajikan tentang pengembangan lebih lanjut karya

kerasulan Institut di Gereja Timor Leste. Usaha ISMAIK dalam menanggapi kebutuhan masyarakat Timor sekaligus kebutuhan kongregasi di dalam mengembangkan karyanya. Maka ini ditandai oleh kepekaan Institut terhadap tuntutan masyarakat serta usaha menanggapi kebutuhan jaman yaitu mutu dan kualitas sebagai anggota dan kolaborator dalam ISMAIK. Juga menguraikan tentang panggilan menjadi sekuler dalam Gereja yang sudah berkembang. Dan semangat persaudaraan yang dikembangkan menjadi suatu inspirasi bagi masyarakat, sehingga persaudaraan tetap maju dan berkembang dengan baik.

Bab V, penutup berisi kesimpulan dan yang merupakan jawaban dari


(39)

BAB II

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG

UNTUK MERINTIS ISMAIK

Pada bagian Bab II ini akan membahas faktor-faktor yang mendorong untuk mendirikan ISMAIK di Gereja Timor Leste, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi Pendiri. Maka faktor-faktor ini dimengerti sebagai sesuatu hal, keadaan peristiwa dan sebagainya yang ikut menyebabkan atau ikut mempengaruhi terjadinya sesuatu. Penulisan skripsi ini lebih terarah, maka akan diberikan suatu batasan dalam penulisan, sesuai dengan teori dan konsep-konsep yang diperoleh untuk merespon permasalahan yang diangkat. Berdasarkan teori yang didapatkan dan dijadikan sebagai suatu landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Agar lebih jelasnya bahwa, pada awal merintis ISMAIK selalu berupaya untuk menumbuhkan Gereja dari bawah, maksudnya para anggota ingin hidup di tengah masyarakat dan bersama-sama masyarakat, khususnya di antara mereka yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah dirumuskan dalam Konstitusi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas masyarakat yang tak berdaya ini melalui jalur pengembangan dalam bidang pendidikan non formal, dan ingin menolong dan membagun komunitas basis. Hal ini sesuai dengan ruang lingkup batasan penelitian sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang penelitian. Oleh sebab itu, peneliti akan menggunakan manuskrip-manuskrip dan teori-teori yang ada, dan yang berkaitan dengan konsep-konsep berikut sebagai landasan untuk menjawab pertanyaan yang ada.


(40)

A. Faktor Internal

1. Panggilan Pendiri dengan Jejak-Jejaknya

Pendiri merasa dipanggil yang secara khusus oleh Allah karena kepedulian terhadap masalah kehidupan rakyat Timor Timur yang terlantar. Kehadiran ISMAIK sebagai pendamping dan pengerak pada bidang pendidikan non-formal dan pelayanan pastoral untuk mendampingi iman umat di pedesaan. Dalam peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat melalui tahap pelayanan yang sederhana, seperti pendampingan iman umat sebagai kebutuhan hidup masyarakat setempat.

Berbicara tentang Pendiri tidak terlepas dari riwayat hidup dengan jejaknya, maka sedikit memasukan dalam bagian ini biografi Pendiri Institut Sarekular “Maun Alin Iha Kristu”.

1.1. Riwayat Hidup

Maria de Lourdes Martins Cruz, dilahirkan salah satu desa Aco-Mano, Kabupaten Liquica terletak di Region Centro/Region Tengah sesuai dengan pembagian wilayah secara Militer.21 Tempat dan tanggal kelahiran Aco-Mano 28 Februari 1963. Ayahnya bernama Geraldo da Cruz dan Ibunya bernama Fernanda Martins, kedua orang tuanya berasal dari keluarga petani, namun petani yang terpandang karena mempunyai lahan atau kebun kopi yang luas. Maria Lourdes anak kedua dari delapan bersaudara, semuanya bisa mendapatkan pendidikan yang layak karena dari penghasilan kopi sendiri. Pada tahun 1969, keluarga mendaftarkannya di salah satu sekolah SD yang disebut escola primaria

Colegio Dominicanas, di Ermera.22 Disitulah Maria Lourdes dipertemukan dengan

suster-suster Dominican, yang berasal dari Portugis, Spanyol, Italia, karena para misionaris ini

21

. Avelino M. Coelho “Dua kali Merdeka Esei Sejarah Politik” Djaman Boroe. Yogyakarta. tahun 2012. hlm.69.

22

. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan oleh Pendiri, (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 1.


(41)

bekerja di Timor Loro Sa’e yang datang berdampingan dengan penguasa politik. Maria Lourdes dibesarkan dalam keluarga Kristiani sejati.

Orang tuanya sangat menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga mereka di tengah-tengah situasi kemerosotan politik pada waktu itu. Mereka tidak jenuh memberi teladan yang baik kepada anak-anaknya. Bagi kedua orang tuanya memberi teladan yang baik terutama faktor yang penting dalam pendidikan. Orang tuanya yang sangat saleh itu, sungguh berpengaruh dalam menumbuh, mengembangkan pemahaman dan penghayatan hidup rohani Maria Lourdes. Sikap saleh ini ditanamkan oleh ayahnya yang dengan setia menceritakan riwayat orang kudus, dan berdevosi kepada Bunda Maria. Menceritakan riwayat orang-orang kudus kepada anak-anaknya ketika berkumpul pada malam hari. Keluarganya diperkaya dengan bacaan-bacaan rohani.23

Ketika Indonesia menyerbu Timor kedua orang tuanya berpisah karena situasi politik, dalam hal berpisah karena ayahnya Fretilin yang dikejar-kejar oleh Militer. Ayahnya membeli tanah di Dare pada tahun 1970, dengan beberapa hektar lahan kebun kopi dan ibunya tinggal di Liquica dengan belasan hektar kebun kopi juga. Proses perjuangan Maria Lourdes lahir pada situasi politik yang kejam ini, maka ia memberanikan diri menolong ibunya karena ayahnya sudah berpisah dari mereka. Ayahnya seorang Fretilin yang radikal, yang dikejar-kejar oleh Militer Indonesia. Maka Maria Lourdes ingin berjuang dengan ibunya untuk menolong adik-adiknya di bidang pendidikan. Meskipun demikian, Maria Lourdes tidak pernah patah semangat dan pantang menyerah untuk berjuang dan terus berusaha yang terbaik dan melangkah. Taat dan berbakti kepada keluarganya. Inilah riwayat singkat Pendiri ISMAIK dalam keluarganya.

23

. Wawancara dengan Bapa Geraldo da Cruz, ayahnya tanggal 17 Agustus 2011. di rumah Dare, Dili Timor Leste.


(42)

1.2. Panggilan Menjadi Fundadora (Pendiri) ISMAIK

Pendiri pada umumnya dalam Gereja Katolik, hidupnya tidak terlepas dari Doa dalam hidup. Hubungan intim dengan Allah. Seperti pendiri PRR Bapak Uskup Gabriel Manek SVD, asal Timor Lahurus baginya berdoa Rosario adalah segala-galanya.24 Pergulatan pribadi lewat Doa, menjadi kekuatan dan motivasi hidup yang diwujudnyatakan lewat tindakan kongrit para Pendiri. Situasi masyarakat setempat dimana para Pendiri berada menjadi tolok ukur atau motivasi dasar dalam panggilannya, karena situasi setempat yang menginspirasikan para Pendiri untuk bertindak. Kendala-kendala yang muncul dari masyarakat setempat dengan tantangan dan persoalan yang muncul dalam kehidupan masyarakat.

Dalam sharingnya bahwa hidupnya dipanggil secara khusus oleh Allah

dengan maksud dan tujuan tertentu karena keprihatinannya terhadap rakyat setempat. Dengan beberapa biara yang berkarya di Timor Leste, sebagai komunitas tertua dan berkembang seperti; Dominican, Kanosian, Carmelitas, Salesian, Fransiscan, SSPS, CB dan lain-lain di Timor. Namun, tidak ada satu biara pun yang cocok atau untuk merespon panggilannya, dengan menguji coba dalam mengikuti berbagai kegiatan kebiaraan. Muncul dalam pikiran dan ingatan Pendiri, penderitaan rakyat dipedesaan yang tak tertolong dan diperbodohkan oleh kaum elit. Maka penderitaan rakyat menjadi motivator yang tergerak dan mendorong untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste.25

24

. Putri Reinha Rosari “Remah-Remah Kenangan syukur 50 Tahun Kaul

Kebiaraan” Jakarta. tahun 2012. hlm. 31. 25

. Sharing pengelaman dari Maria Lourdes, Pendiri ISMAIK, tanggal 25 Juni 1996, di Dare Dili.


(43)

2. Panggilan Pendiri Dengan Tantangannya

Panggilan Pendiri menjadi panggilan komunitas. Meskipun sesederhana apapun menjadi suatu kekuatan awal dalam panggilan komunitas. Institut Sekular “

Maun-Alin Iha Kristu” masih baru diakui oleh Gereja, namun kini keterlibatan ISMAIK didalam

Gereja dan Negara sangat jelas biarpun kecil dan sederhana.26 Partisipasi ISMAIK sebagai garam dan terang dunia. Upaya menumbuhkan Gereja dari bawah, seperti yang tertuang dalam buku Kelompok Gerejani Basis, karangan Maria Lourdes sendiri.

2.1. TantanganDan Pemaknaan

Pada awal merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste, yang menjadi kendala bagi Pendiri adalah Gereja setempat yang tidak mendukung dan mendorong eksistensi ISMAIK. Dalam wawancara dengan seorang Romo mengatakan bahwa:

Saya bertemu dengan Mana Lu, pada tahun 1987 di Kota Baru Yogyakarta, ketika saya berkuliah di Malang. Bertemu dengan Mana Lu, sharingkan pengalamannya kepada saya tentang mimpinya, ingin merintis komunitas baru di Timor ketika selesai studi di STFK. Sebagai pribadi Imam Projo, sangat mendukung dengan idealisme mau membangun atau merintis sebuah kelompok kecil di Gereja setempat. Dengan kelompok kecil ini untuk melatih dirimu menjadi seorang Leader (Pemimpin) di generasi mendatang. Tetapi satu hal yang perlu diketahui bahwa tantangan yang pertama menantang dirimu adalah Gereja. Maka janganlah putus asa dan patah semangat dalam hal ini membangun dan merealisasikan impianmu dalam karya nyata. Mulai dari sekarang siaplah batin dan mental untuk menerima konsekuensinya yang akan muncul kapan dan dimana saja.27

26

. wawancara dengan Romo Fransisco dos Santos Fatima Barreto Pr. Tanggal 1 Juli 2010. di pusat pembinaan ISMAIK Dare Dili, Timor Leste.

27

. wawancara dengan Romo Fransisco dos Santos Fatima Barreto Pr. Tanggal 24 Agustus 2012. di Rumah Becusi Atas Dili, Timor Leste.


(44)

2.2. Pengalaman Dan Inspirasi

Dalam setiap pengalaman menjadi guru yang hidup, yang tak bisa dilupakan. Maka memunculkan pengalaman menjadi inspirasi dalam setiap langkah-langkah hidup. Liu hosi sofremento oi-oin hodi hahu Instituto moris iha Diosece Dili, hare ba Maria nia atetude pronto hamamuk-an hatan nafatin ba Maromak Nia bolu. Hare ba Maria nia

vocasaun sai mos Mana Lu nian hodi hari Instituto. Atetude hanesan Maria nian, sai

exemplo diak hodi hanoin fila fali historia tempo uluk nebe liu iha familia bo’ot ISMAIK. (Dengan berbagai pengelaman merintis Institut di Dioses Dili, Pendiri merenungkan panggilan Bunda Maria berani melepaskan diri untuk menjawab panggilan Allah. Panggilan Bunda Maria menjadi inspirasi bagi Mana Lu untuk merintis Institut. Pengalaman Maria sebagai contoh yang hidup untuk mengingatkan kembali sejarah keluarga besar ISMAIK yang telah dilalui bersama).28

Maka cinta selibat sebetulnya dengan sendirinya merupakan dasar yang kuat sekali untuk pembangunan komunitas. Sebab gerakan cinta yang menuju ke persatuan yang ada. Dan keterbukaannya dapat mempersatukan banyak orang dalam satu gerakan cinta itu. Kesatuannya adalah kesatuan semangat religius: saling mendukung dan saling memberi inspirasi.29

3. Tokoh-Tokoh Yang Terlibat Dalam Sejarah ISMAIK

Pertama-tama orang yang menjadi pendukung utama dalam panggilan Mana Lu adalah kedua orang tua dan keluarganya. Meskipun belum mengetahui dengan arah dan

28

. Hasil rekolesi dari mana Maria da Costa dan mana Maria Rosa Araujo, anggota ISMAIK, Tanggal 12 Desember 2008, di Pusat Pembinaan Dare, Dili, di ambil dari teks rangkuman reflexi (tanpa tahun penerbit, 2008), hlm. 2.

29

. Tom Jacobs “Hidup Membiara Makna dan Tantangannya” Kanisius,


(45)

tujuan yang jelas dalam hidupnya, tetapi keluarga sangat mendukung dan mendorong panggilannya. Lewat dukungan dalam hal ini Doa, kata-kata yang menyemangati dan dalam hal lain materi yang disumbangkan dari keluarga. Ketika mulai berkumpul dalam hidup bersama di dalam kelompok persaudaraan.

Dalam berpengaruh dan terlibat langsung dengan karya nyata dalam ISMAIK adalah para pendukung baik awam maupun religius dalam hal ini pembimbing Rohani. Ikut mengembangkan karya misi dengan keterlibatan dan dukungan secara langsung dan tak langsung. Secara langsung berupa materi yang disumbangkan untuk memperlancar karya misi di pedesaan. Seperti materi yang berupa uang, makanan, pakaian bekas yang layak digunakan. Secara tidak langsung dalam hal ini, dukungan moral, doa dan semangat dorongan lewat kata-kata yang berinisiatif untuk karya pelayanan di mana saja ISMAIK berada, suatu kekuatan tak terbanding nilainya.

3.1. Tokoh Yang Berpengaruh Pada Pribadi Mana Lu

Pendukung atau orang-orang yang berpengaruh dan berperan penting dalam hidupnya, para pendidik baik formal maupun non formal. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu guru SD dengan kata-katanya yang masih teringat hingga sekarang, Sr. Celeste guru agama SD, tahun 1971. “To’os bo’ot ema laiha atu kaer” (Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit)30 dalam hal ini di Gereja Timor Loro Sa’e, masih banyak rakyat yang hidupnya terlantar tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Maka pendidikan itu bukan hanya dapat disekolah formal saja melainkan fokus pendidikan yang non formal. Dampingilah anak-anak miskin dan terlantar dari keluarga yang tidak mampu membiayainya, terutama yang tinggal dipedesaan. Pendidikan itu sangat dibutuhkan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini orang-orang yang mendukung

30

. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 1.


(46)

dalam panggilannya. Sangat berpengaruh pembimbing rohani dengan kata-kata yang memberi inspirasi dan motivasi, membangkitkan semangatnya dalam perjuangan untuk merintis Institut.

Pada tahun 1977, Padre Jose Barboza pastor paroki Ermera, dalam kata-katanya; keta ancia sai Madre ho idade ki’ik foin 14 anos, O nia idade ne’e sei estuda. Ami Padre sira fo batismo ba ema barak, percisa Madre ho katekista barak acompanha hodi educa nafatin kristaun sira nia fiar. Hau lakohi hare O sai

Madre sulan deit iha uma laran. (Janganlah terburu-buru mau masuk suster

dengan umur 14 tahun ini, umurmu masih usia sekolah. Kami para Imam-imam membaptis banyak orang menjadi Katolik, namun sangat membutuhkan para suster dan katekis supaya melibatkan diri dalam pelayanan dan mendampingi iman umat).31

Pengalaman pertama yang dialami oleh Mana Lu, mempersiapkan 10.000 orang calon Krisma di paroki Liquica pada bulan September 1982. Pada peristiwa ini Uskup Martinho dan Uskup Carlos mengagumi persiapan dan pelayanan yang dijalankan oleh

Mana Lu di paroki Liquica. Perkataan; Uskup Martinho profisiat. Kapan jadi suster?

Jawabnya masih satu setegah tahun lagi.

Bispo husu O hakarak tebes sai Madre? Ya. O hatene saida mak sai Madre? Sai

Madre ne’e sai Inan ba ema barak. Atu sai Inan ba ema barak ne’e percisa tempo la’os de’it tinan tolu, hatais mutin sai Madre ona. Lourdes, Espirito Santo fo ba O Karisma especial. O keta hakoi Don ne’e iha konvento. Desemvolve O nia capasidades tomak nu’udar feto hodi halo diak liu tan ba feto maluk sira. Diak liu kontinua estudus iha Kateketik iha Yogyakarta. Kontinua estudus hodi nakloke liu tan hili dalan ne’ebe O sente diak liu hodi realize O nia hanoin. (Tanya Uskup kamu mau jadi suster? Ya. Kamu tahu apa itu suster? Jadi suster, jadilah ibu yang baik bagi banyak orang. Mau jadi ibu bagi banyak orang membutuhkan waktu bukan hanya ditargetkan tiga tahun saja sudah menggunakan seragam putih. Lourdes Roh Kudus memberikan kepadamu Karisma Khusus. Jangan menyembunyikan Karisma ini dibiara. Kembangkan talentamu sebagai perempuan yang berguna untuk memperjuangkan nasip kaum kecil. Lebih baik melanjutkan kuliah Kateketik di Yogyakarta. Melanjutkan studi untuk

31. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008.

hlm. 2.


(47)

mengembangkan talentamu dan memilih jalan yang terbaik dalam mengembangkan pemikiranmu). 32

Pendukung yang berwewenang dalam Gereja lokal adalah Uskup. Pada tahun 1985 percakapan Uskup Belo dengan Padre Monteiro, Mana Lu tepatnya di residencia Paroki Becora Dili. Padre Monteiro setelah mendengar perkataan Mana Lu yang ingin memperjuangkan masa depan rakyat kecil. Dalam ingatan Padre Monteiro Irmans

Diosesanas nia serbisu iha area barak, (misi Institut Sekular di berbagai bidang). Maka

Gereja Timor Loro Sa’e mengharapkan dan membutuhkan Institut pribumi. Padre Silvester OCSO, dengan semangat membimbing Mana Lu dalam ret-retnya mengatakan bahwa apakah kamu percaya pada Allah? Selama ini meragukan dirimu? Kaget dengan kata-kata Romo, ya. Memang sangat meragukan dengan apa yang akan diperjuangkan untuk mewujudkan impian yang ingin menolong rakyat di Timor.

Kini umat Katolik menjadi bertambah jumlahnya, tetapi banyak yang terlantar lahetan assistencia pastoral, tan falta asentes pastorais (tidak mendapatkan pastoral yang baik, karena kekurangan pewarta) baik dari imam maupun dari biarawan-biaraawati. Apakah bisa di Dioses Dili mendirikan sebuah Institut Sekular? Kata Padre Monteiro asal India kepada Uskup Carlos, jawabnya kita hanya menabur saja benih, bila benih itu jatuh ditanah yang subur akan menghasilkan buah. Dengan kata-kata ini membangkitkan semangat bagaimana merespon persoalan pastoral yang dihadapi oleh Gereja Timor. Saatnya untuk berpikir mulailah sesuatu yang baru di Gereja Timor, kata uskup: Suka jadi suster ikut-ikutan?33

32

. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 13.

33. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan oleh pendiri (Tanpa penerbit) tahun


(48)

Para pendukung hanya memberikan motivasi dasar dan suport saja, ia sendirilah yang mengelolah, menelaah dan menata bagaimana selanjutnya kehendak Allah terlaksana. Salah satu hal utama adalah kedekatan dengan penyerahan Doa, karena Doa menjadi sumber kekuatan dalam segala-galanya. Sebab tentu saja Doa merupakan bagian integral dari seluruh hidup rohani, dan ditentukan oleh semangat khusus masing-masing kelompok kebiaraan.34 Karisma adalah anugerah dari Roh yang menjadi daya penggerak untuk mengabdi tetapi juga menjadi daya kekuatan hidup. Karisma yang dianugerahkan oleh Allah kepada seseorang sangat ditentukan oleh kerinduan, situasi yang dihadapi, juga jeritan-jeritan suara yang terdengar.

3.2. Hubungan ISMAIK Dengan Para Pendukung

Kekhasan hidup di dalam ISMAIK menjiwai tradisi Timor. Tidak jauh berbeda dengan apa yang menjadi lisan (tradisi) Timor. Lisan Timor membawa corak warna tersendiri dalam hidup bersama yang dimiliki oleh ema (orang) Timor, baik dalam komunitas maupun dalam keluarga. Relasi dengan sesama tidak sehubungan darah pun menjadi akrab ketika sudah saling mengenal. Keakraban yang di tanamkan dalam hidup persaudaraan, dan saling mendukung baik secara moril, materil, dan spiritual dapat dirasakan dan dinikmati bersama. Karena tidak ada perbedaan dalam ISMAIK, semuanya menjadi saudara. Dalam tradisi para nenek moyang orang Timor yang dulu dikenal dengan

Maun-Alin hemu Ran35 (persahabatan dengan sumpah minum darah), menjalin keakrapan

dengan orang yang bukan hubungan keluarga dalam persahabatan. Lisan (tradisi) ini menjadi dasar hidup kristiani yang memiliki daya kekuatan, persaudaraan dalam Kristus.

34. Tom Jacobs “Hidup Membiara Makna dan Tantangannya”, Kanisius, Yogyakarta. 1987.

hlm. 77. 35

. Wawancara dengan Bapak Marcus Ximenes, tanggal 25 Juni 2010, di Rumah Bei-aek, Balibo Timor Leste.


(49)

Maka semangat Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, menjalin relasi dengan para pendukung terus berlanjut. Baik dalam Negeri maupun luar Negeri, saling mendukung dan memperhatikan. Institut Sekular bekerja sama dengan berbagai instansi demi memperlancar karya misi di Timor Leste maupun di Timor Barat.36 Maka tokoh-tokoh yang sebutkan diatas ini sangat berpengaruh dan berperan penting dalam pribadi Mana Lu.

B. Faktor Eksternal

Gambaran umum untuk mendiskripsikan faktor eksternal pertama-tama harus merincikan pembahasan secara eksplisit mengenai faktor ini.

1. Situasi Geografis Dili

Distrik (kabupaten) Dili terletak disepanjang pantai Utara pulau Timor Loro Sa’e, sekitar 60 km kearah Timor dari perbatasan dengan Barat. Secara geografis Distrik Dili beraneka ragam. Disamping jalan pesisir dan pantainya. Distrik ini menjangkau sampai daerah bergunung-gunung yang tidak datar. Distrik Dili seluas sekitar 170 km persegi. Distrik Dili mencakup pulau Atauro, yang sekitar 30 km ke arah utara pantai Kota Dili. Pada arah selatan Dili berbatasan dengan Distrik Aileu, ke arah barat, Distrik Liquica dan ke arah timur, Distrik Manatuto.

Menurut data terakhir dari bagian sensus dan statistik, Distrik Dili mempunyai jumlah penduduk pada saat ini sebanyak 137.879 dan jumlah kepala keluarga sebanyak 26.785. Jumlah penduduk orang perempuan sebanyak 65.225 dan jumlah penduduk orang laki-laki sebanyak 72.133. Daerah yang paling terpadat penduduk di Distrik Dili adalah Zona Dom Aleixo, Zona Cristo Rei dan Zona Vera Cruz, di mana jumlah penduduknya

36

. Wawancara dengan Fransisco dos Santos, tanggal 22 Agustus 2012, di Klinik Bairopite, Dili Timor Leste.


(1)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pokok-pokok pembahasan dalam skripsi ini, maka pada bab II, III, dan bab IV dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Timor Leste dari tahun 1989-2009, harus mengetahui sejarahnya lebih dahulu. Untuk mengenal sejarah perlu mengenal Pendirinya yaitu Maria de Lourdes Martins Cruz, beserta karisma dan spiritualitasnya. Karena dan spiritualitas kongregasi ISMAIK itu bersumber pada Pendiri. Kendati demikian diharapkan supaya para anggota tetap mempertahankan ciri khas Sekular dari dunia di dalam dunia, melalui profesi dan karisma masing-masing, melalui kegiatan-kegiatan dan kesaksian hidup, agar dengan demikian sungguh menjadi ragi dan terang bagi dunia.

Dengan mengenali sejarah dalam pelayanan kongregasi ISMAIK, akan lebih mudah untuk mengetahui bagaimana kongregasi ISMAIK lahir di Timor Leste. Pendiri ingin menolong dan membangun komunitas basis untuk pengabdiannya. Karisma dan Spiritualitas itu diwujudkan dalam karya pelayanan sehari-hari.

Lahirnya ISMAIK di Gereja Timor Leste, pada dasarnya karena adanya situasi Gereja di Timor saat itu, khususnya kaum kecil yang sangat membutuhkan tenaga untuk karya pewartaan dan pendampingan iman umat di daerah-daerah yang terpencil di Timor Leste. Akhirnya dari pihak Gereja mengakui dan mengesahkan ISMAIK sebagai kongregasi pribumi dibawah naungan uskup setempat. Untuk dapat berkarya terutama mengerakkan Gereja dari bawah, para anggota mencoba untuk mengenal karakter orang di masing-masing tempat dimana ISMAIK berkarya. Sehingga memperlancar komunikasi dan dapat diterima dan juga dapat melayani mereka dengan baik, bahkan dapat bekerja sama dengan baik.


(2)

Setelah 10 tahun kongregasi ISMAIK berkarya di Timor Leste terutama di daerah yang jauh dari kota, dan melihat bahwa partisipasi dalam masyarakat, dan merasa bahwa menjawab kebutuhan mereka, serta memungkinkan untuk menerima ISMAIK sebagai tempat sandaran masyarakat.

Demi perkembangan pelayanan, maka ISMAIK dengan tekun berusaha mengembangkan yang terbaik demi melayani sesama di pedesaan. Dengan berbagai cara yang telah diusahakan, walaupun mengalami beberapa kendala. Namun kendala-kendala yang ada juga dapat diatasi dengan baik berkat kejelihan Pendiri dan para anggota dalam menanggapi situasi masyarakat. Semuanya ini berkat usaha dan kerja sama dalam persaudaraan ISMAIK sehingga misi pelayanan berjalan dengan lancar. Dengan demikian ISMAIK di Gereja Timor Leste sejak merintisnya sampai tahun 2009 dapat dikatakan maju dan berkembang dengan baik.

B. Saran

1. Semoga Nama Tuhan semakin dimuliakan dan semakin diabadikan. Dengan adanya penulisan skripsi tentang Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, ini semoga dapat membantu kongregasi ISMAIK untuk semakin lebih mengutamakan dan memperhatikan pelayanan terhadap sesama yang membutuhkan pertolongan dari ISMAIK. Dengan mengetahui sejarah awal merintisnya ini semoga kongregasi ISMAIK dapat mengambil maknanya untuk mendidik dan dapat berkembang juga menghasilkan buah yang lebih baik pula.

2. Dalam pelayanan di ISMAIK hendaknya semakin banyak diperkenalkan dengan Mana Lu sebagai Pendiri kongregasi ISMAIK, dan memahami tentang spiritualitas kongregasi ISMAIK, sehingga mereka dapat meresapkan dan akhirnya menjadikan miliknya sendiri yang akan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.


(3)

3. Dalam pelayanan di ISMAIK hendaknya selalu ditekankan untuk menyadari betapa berharganya Pendiri dan para perintis atau pendahulu, karena merekalah yang telah berjuang dalam kongregasi ISMAIK. Dari mereka dapat diambil teladanya dalam menghidupi Spiritualitas dalam persaudaraan, solidaritas, kegembiraan dan kesederhanaan.

4. Semoga dengan tulisan ini dapat membantu para Mana dan Maun, dan semua yang ada di ISMAIK untuk semakin merefleksikan diri dalam keanggotaannya sebagai bagian dari ISMAIK. Dengan demikian akan tergeraklah hatinya untuk semakin menghidupi Karisma dan Spiritualitas ISMAIK yang diwujudkan dalam karya perutusannya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

Anton Haryono. (2009) Awal Mulanya adalah Muntilan. Yogyakat: Kanisius.

Arief Subyantoro dan FX. (2006) Metode Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta: ANDI. Aditjondro, George J. (2000) Menyongsong Matahari Terbit di Puncak Ramelau. Dili Timor Loro Sa’e: Yayasan Hak dan FORTILOS.

Coelho,Avelino M. (Shalar Kosi FF). (2012) Dua Kali Merdeka: Esai Sejarah Politik Timor Leste. Djaman Baroe, Yogyakarta.

Chega. (2005) Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi Timor Leste (CAVR).

Durand Frederic. (2002) Istoria Timor Leste Nian. LIDEL.

Soerjono Soekanto. (1988) Fungsionalisme dan Teori Konflik Dalam Perkembangan Sosiologi. Sinar Grafika.

Gunn C. Geoffrey. (2005) 500 Tahun Tomor Loro Sa’e, Sa’he Institute for Liberation: (SIL) dan Nagasaki University.

Jacobs, Tom, SJ. (1987) Hidup Membiara Makna dan Tantangannya..Yogyakarta: Kanisius.

_____________(1987) Gereja Menurut Vatikan II, Yogyakarta : Kanisius.

Mgr. V. Kartosiswoyo dan Mgr. Ign. Suharyo, (2009) Kitab Hukum Kanonnik. Konfrensi

Waligereja Indonesia, Jakarta.

Maria de Lourdes Martins, (2001) Kelompak Gereja Basis. Yayasan HAK dan Sahe Institut for Liberti: Dili.

Nevins, Joseph. (2008) Pembantaian Timor-Timur Horor Masyarakat Internasional. Yogyakarta: Galangpress.

N.n, Remah-Remah Kenangan (2012) Syukur 50 Tahun Kaul Kebiaraan Suster Putri ReinhaRosari. Jakarta.

Robinson, Geoffrey, (2003) Timor-Timur 1999: Kejahatan Terhadap Umat Manusia perkumpulan Hak dan ELSAM Dili dan Jakarta. ???????

Sartono Kartodirdjo. (1992) Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT. Gramedia.

Soerjono Soekanto. (1982) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Taylor, John G. (1998) Perang Tersembunyi Sejarah Timor-Timur Yang Dilupakan.


(5)

Forum Solidaritas Untuk Rakyat Timor-Timur Jakarta.

Zacky Anwar Makarim, Glenny Kairupan, Andreas Sugiyanto, Ibnu Fatah. (2003) Hari- Hari Terakhir Timor-Timur. PT. Sportif Media Informasindo, Jakarta.

B. Majalah

Irmans Franciscanas Divina Providencia, Seara 50 tahun Diosis Dili, 2006.

SEARA. Boletim Eclesiastico da Diocese de Dili Timor oriental 50 Tahun (1949-1999) AA. No. 759. Ex.1. +87.12.05. Hml. 54.

SEARA. Boletim Eclesiastica-Diocese de Dili-20.04.2010-No.6.

Majalah Misi Rosario, edisi IV tahun I Oktober-Desember 2012. Gembala yang baik menyerahkan nyawa bagi Domba-dombanya, susteran PRR St. Fransiskus Asisi Depok Jawa-Barat Tahun. 2012.

C. Arsip/ Dokumen Agenda-agendanya Pendiri

Rutten Albert, S.J. Curso da Historia de Timor Leste, Dili, 2006 Film “Dalan ba Dame” CAVR.

Diambil dari Historia Vocasaun ISMAIK, tulisan Pendiri, (Tanpa penerbit) tahun 2008. Dalam sharing Pendiri Institut, lewat materi pendalaman Institut, Pusat pembinaan Dare. tanggal 24 juli 2009.

Praktek Pelayanan Pastoral, Aspiran Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, (tanpa penerbit), dirumuskan Tahun 1994.

S. Congregasi. Para os Religiosos e Institutos Seculares, “Identidade de Missao dos Institutos Seculares.

D. Internet


(6)

E. SUMBER LISAN/ DATA RESPONDEN

No Nama TTL

Pekerjaan Alamat

Dulu Sekarang Dulu Sekarang

1. Maria de Lourdes Martins Cruz (Pendiri ISMAIK)

Aco-Mano/ Liqueca 28 Pebruari 1963

Pendiri/ Pemimpin umum

Pendiri/ Pemimpin

umum Dili Dare

2. Francisco dos Santos Fatima Barreto (Pastor)

Fohorem/ Suai-Covalima 7

September 1955 Pastor Paroki

Staf Seminari Minor

balide Aileu Dili

3. Yan Coppens (CMM) Belanda 15 Maret 1943 Pimimpin provinsi Indonesia

Pemimpin provinsi

Belanda Yogyakarta Belanda 4. Dokter Daniel Amerika 23 September

1943 Dokter Dokter

Bairo-Pite/

Klinik Dili 5. Geraldo da Cruz (ayahnya

Mana Lu) Liqueca 5 Pebruari 1932 Tropa (Militer) Tani Dili Dare 6. Marcus Ximenes Bei-Aek/ Boalib 14 April

1947 Tani Tani

Bei-Aek/

Balibo Balibo 7. Fransisco dos santos Dili 7 Juni 1971 Guru Guru Dili Dili 8. Jose Maia Hatu-Builico 3 Mei 1970 Tani Dagang Hatu-Buliko Dili 9. Maria Fatima de Araujo Saboria 24 September 1964 Anggota DPR Katekis Saboria/

Aileu

Saboria/ Aileu 10. Maria Roza Araujo

(Anggota) Same 2 Pebruari 1966

Penanggung jawab asrama

Penanggung jawab

asrama Dare

Betano/ Same 11. Carlos Mendonca