Latar Belakang Institut sekular ``Maun-Alin Iha Kristu`` di Keuskupan Dili Timor Leste tahun 1989-2009.
1981-1983; dan menjabat sebagai uskup Administrator Apostolok 1983-2002. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” lahir dan berkembang dibawah naungan keuskupan setempat, di
Dioses Dili. Sekarang menjadi berkembang dan bertambah di dua keuskupan lain Baucau dan Maliana. Kini ISMAIK berkarya dan berkembang di ketiga keuskupan ini. Fokusnya
keprihatinan iman umat yang menjadi tantangan zaman sekarang. Sebagai Institut pribumi yang baru di bawah naungan keuskupan setempat, ikut menyumbangkan kepada Gereja
pembaharuan iman dalam pelayanan. Institut sekular bukanlah biara, karena hidupnya di tengah dunia menjadi terang dan saksi Kristus. Dengan segala usaha yang dibangun menjadi
milik bersama, dalam persaudaraan fasilitas sarana dan prasarana tidak menjadi persoalan dan halangan dalam pelayanan. Berbeda dengan institut religius lainnya segala fasilitas sarana
dan prasarana disediakan oleh komunitas. Skripsi ini secara singkat akan mengkisahkan panggilan Mana Lu. Pendiri Institut
Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Gereja Timor Leste. Panggilannya begitu khas, karena sejak umur-umur belas tahun sudah ingin masuk suster Dominican, tetapi Mana Lu sendiri
tidak tahu caranya. Ia merasa diri tidak setara dengan suster-suster yang asal Barat ini, namun ingin sekali menjadi suster. Dalam hatinya selalu dihantui oleh perasaan takut, minder dan
sebagainya. Suatu ketika, ia memberanikan diri untuk bertemu dengan Romo Jose Barbosa, basal Portugal mau menyampaikan cita-citanya. Keinginannya mau masuk biara Dominican.
Dia hanya bertahan sementara karena merasa panggilannya bukan di Dominikan. Akhirnya dia kembali ke rumah orang tuanya, merasa panggilannya bukan di Dominikan demikian
jawabnya. Ada beberapa biara yang Mana Lu masuk namun tidak menemukan jawaban yang tepat dan pasti dalam panggilannya. Semakin hari semakin bingung dengan pilihannya.
Namun ada solusi untuk memberi jalan keluar. Mgr. Martinho, sering ungkapkan jadilah seorang ibu yang baik demi banyak orang. Mau jadi suster tiga tahun sudah dapat pakaian
putih? Itu tidak. Tetapi mau tahu, Timor sekarang berjuang untuk merdeka sendiri, jadilah ibu
yang baik pada situasi riil ini. Jangan lupa banyak perempuan yang menunggu siapa yang berani berdiri di depan untuk memotivasikan mereka. Dalam kata-kata dari Mgr. Martinho,
Lourdes Espirito Santo Roh Kudus memberikan Kharisma yang secara Khusus dan sangat spesial; jangan tanamkan dalam biara. Oleh karena itu, kembangkan talenta dan jadilah
pemimpin yang baik kepada sesama yang menantikan. Dengan kata-kata ini, Mana Lu semakin jelas dengan pilihannya.
Pada tahun 1970-an politik di Timor Loro Sa’e tidak dapat dipahami karena para politikus dan liurai raja selalu bekerja sama dalam hal politik. Pada zaman itu, Maria
Lourdes saksi mata tentang situasi aktual dan kekerasan yang dialami rakyat. Betapa sulitnya untuk dipahami. Menurutnya ia akan berbuat sesuatu untuk menolong rakyat yang menjadi
korban politik ini. Cita-citanya ingin mempersatukan rakyat yang sekarang ini tercerai-berai karena situasi politik. Dia ingin menyumbangkan pikiran dan tenaga sesuai dengan cita-
citanya, namun belum mampu karena masih merasa seorang diri. Ia membutuhkan teman- teman yang mempunyai cita-cita dan keinginan yang sama untuk saling membantu dan
menolong. Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan kader-kader generasi penerus
untuk memperjuangkan nasib kaum kecil sampai akhirnya, di Negara Timor-Leste lahirlah Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”. Tujuannya mau merespon persoalan yang dihadapi
oleh rakyat dalam penindasan terutama rakyat jelata dan fakir miskin yang tak berdaya. Rakyat menjadi salah satu obyek para politikus. Di mana situasi aktual memasuki era dunia
politik yaitu era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan demikian maka pemerintah Portugal dan Indonesia menguasai Timor Loro Sa’e dalam dunia politik. Tentu
saja dalam pemerintahan Timor Loro Sa’e mengalami pasang-surut karena penindasan dan kekerasan politik.
Kondisi ini sangat mempengaruhi proses kekerasan dan penindasan dikalangan masyarakat. Dengan kekerasan membentuk watak orang Timor menjadi keras, dalam hal ini
di dunia politik. Meskipun demikian selalu ada respon di saat-saat kekerasan itu muncul, karena ISMAIK, sebagai salah satu komunitas pribumi yang bisa memahami situasi dan
kondisi masyarakat setempat. Banyak komunitas yang masuk di Timor Loro Sa’e dan berkarya dengan bermacam-macam ragam pelayanan, namun tidak memberi jawaban yang
memuaskan kepada rakyat. Rakyat merasa ditinggalkan ketika mengalami penderitaan dalam kekerasan politik. Pada tahun 1975, banyak komunitas yang mengungsi ke NTT dan
Australia. Dan pada tahun 1999, Timor Loro Sae memisahkan diri dari Indonesia. Timor Loro Sa’e berdiri sendiri sebagai Negara baru dengan nama Timor Leste. Hal ini sangat
penting dan perlu ditinjau situasi politik memberi semangat dan inspirasi untuk bertindak dan mau menjawab persoalan rakyat dalam sejarah Timor Leste. Institut Sekular sendiri lahir dan
berkembang sesuai dengan sejarah Timor Leste yang masih mengalami banyak kendala baik dari fihak internal maupun external.
Realitas hidup masyarakat Timor Leste, yang hidupnya masih sederhana dengan keterbelakangan sebagai bangsa yang tertindas di dunia politik. Namun masih berusaha untuk
mengejar kebebasan untuk merdeka dan ketinggalan di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Institut Sekular hidup ditengah masyarakat yang tak berdaya ini, untuk berjuang
dan maju bersama dalam mengejar ketinggalan baik dibidang sosial maupun dibidang espirituil. Menjadi masalah ketika mengejar ketinggalan selalu mengalami kemunduran
karena tidak tercapai apa yang diharapkan oleh masyarakat. Tetapi Institut hadir sebagai garam dan terang dunia, selalu terus berjuang dan memberikan yang terbaik kepada
masyarakat yang dilayani. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, lahir dan berkembang selama sepuluh tahun
sebelum Timor Leste menjadi Negara. Selama masa persiapan untuk menanti kemerdekaan
Bangsa, Pendiri Institut Sekular ingin mempersembahkan hidupnya untuk memotivasi rakyat yang tak berdaya terus berjuang dan meraih cita-cita kemerdekaan bangsa. Dengan semangat
dan idealisme yang menjadi suatu kenyataan hidup, maka dengan impian tersebut menjadi suatu bukti yang nyata dalam tindakan konkrit pendampingan dalam karya pelayanan
pastoral. Meskipun tidak sebanding berapa nilainya, yang terpenting dalam karya pelayanan bisa menjawab persoalan rakyat dan mewakili suara rakyat untuk menuntut hak kebebasan.
Kedatangan bangsa Portugis dan Indonesia di Timor Leste untuk memenuhi kepentingan politik dan ekonomi pada kenyataannya menjadikan masyarakat di sana tak
berdaya dan korban eksploitasi. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat Timor Leste sangat sulit dipahami, karena para penguasa politik memperalat liurai raja untuk mempengaruhi
rakyat kecil dengan kekerasan dan saling membunuh antara sesama saudara. Permasalahan yang dilalui oleh masyarakat Timor Leste membawa suatu gambaran yang jelas dengan cita-
cita perjuangan kemedekaan bangsa. Dengan berbagai macam masalah dan kekurangan hidup yang dihadapinya, baik dibidang moral, spiritual dan material, namun secara berlahan-lahan
dalam persiapan pejuang-pejuang rakyat untuk membela keadilan Bangsa Timor Leste. Seperti Xanana, Ramos Hortta, Uskup Belo dan masih banyak lagi yang tersembunyi dibalik
“kaca”. Gaya hidup ISMAIK, sangat berbeda dengan yang lainnya, karena menjadi salah satu
gaya hidup orang Timor yang tidak terlepas dari kekhasan budayanya. Mengutamakan solidaritas dan bela rasa dalam persaudaraan. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”,
kongregasi pribumi dan mengalami banyak tantangan dari fihak Gereja maupun non-Gereja. Selalu dianggap aliran sesaat, merebut kekuasaan kaum laki-laki, hanya sementara dan tidak
bertahan lama dalam perjuangan. Mau menyumbangkan ide dalam skripsi ini, sebagai realita hidup dalam ISMAIK.
Menjadi kenyataan dalam karya pelayanannya, terbukti dengan kehadiran para anggota.
Situasi kapan dan di manapun akan terjadi sesuatu hal yang baru dalam sejarah manusia, berdasarkan latar belakang manusia itu hidup. Sampai saat ini, permasalahan ini belum ada
yang meneliti dan menulis sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, ISMAIK dan semangat dalam pelayanannya. Sehubungan dengan kenyataan ini, skripsi ini mau
mengupas dan menulis sejarah dan perkembangan pelayanan ISMAIK, dalam komunitas yang memberi pelayanan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Sebab cita-cita Institut Sekular sangat searah dengan pastoral. Institut Sekular dilihat sebagai tanda keberadaan Gereja dalam dunia, sesuai dengan aspek-aspek berikut ini; sebagai
bagian dari dunia, dipanggil untuk mengabdikan diri kepada dunia, menjadi jiwa dan ragi bagi dunia, karena menerima panggilan khusus, untuk menyucikan dan mengarahkan dunia,
khususnya dengan meningkatkan nilai-nilai seperti keadilan, cinta kasih, dan perdamaian.
7
Para anggota Institut Sekular ingin hidup di tengah masyarakat dan bersama-sama rakyat, secara khusus yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang
masih terbelakang dalam segala segi kehidupan. Tujuannya adalah membantu dan mendampingi mereka, baik dalam penghayatan dan pengembangan iman, maupun secara
fisik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sampai taraf yang lebih layak dan harmonis. Dengan cita-cita inilah para anggota Institut Sekular mau mengejar tujuan hidupnya, yaitu
menyelamatkan dunia dari dalam dunia sendiri dan melalui dunia.
8
Cara hidup itu dimaksudkan menjelaskan kata sekular itu sendiri.
9
7
. S. Congr. Para os Religiosos e Institutos Seculares, “Identidade de Missao dos Institutos Seculares”, hlm. 36.
8
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan HAK dan Sahe Institut for Liberation: Dili, Timor Leste. 2001. hlm. 76-77.
9
. Kata Sekular mengandung arti yang luas: berabad-abad, berjutaan tahun, sangat tua, kontinuitas, bertahan dalam masa lampau,sekarang dan masa yang akan datang; secara
simbolis sekular berarti kekal abadi, adanya sesuatu tanpa awal dan akhir.