Tahap-tahap Model Quantum Teaching.

Dalam mengubah segala detail, guru menyiapkan konteks tempat siswa belajar secara positif, mendukung dan mengundang selera, tempat meningkatkan kesadaran, daya dengar, partisipasi, umpan balik dan pertumbuhan inilah tempat emosi dihargai. Dalam hal ini, kelas dapat menjadi “rumah” tempat siswa terbuka terhadap umpak balik dan mempercayainya, tempat mereka belajar mengakui dan mendukung orang lain, tempat mereka mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar dan tumbuh.Terdiri dari 4 bagian yaitu: a. Suasana, suasana yang menggembirakan membawa kegembiraan pula dalam belajar. b. Landasan kerangka kerja, meliputi tujuan keyakinan, keepakatan kebijakan, prosedur, dan aturan-aturan yang memberi pedoman untuk belajar dalam komunitas belajar. c. Lingkungan, semua hal yang mendukung proses belajar seperti : pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi dan lain-lain. d. Rancangan, adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang dapat menumbuhkan minat siswa, mendalami makna dan memperbaiki proses tukar menukar informasi. 2. Mengorkestrasikan Suasana yang Menggairahkan. Bahan-bahan kunci untuk membangun suasana yang bagus adalah niat, hubungan, kegembiraan dan ketakjuban, pengambilan resiko, rasa saling memiliki dan keteladanan. a. Niat Membuat niat positif yang benar-benar mapu diterima oleh siswa, sehingga siswa termotivasi untuk menjalani kegiatan belajar mengajar dengan menyenangkan. b. Hubungan Membuat sebuah suasana hubungan yang kuat antara Guru dengan siswa, sehingga siswa terkait dengan Guru secara emosional. c. Kegembiraan dan ketakjuban Membangun suasana kelas yang menggembirakan, riang, dan sebisa mungkin belum pernah ditemui oleh siswa, sehingga siswa akan merasa takjub melihat keadaan tersebut. d. Pengambilan Resiko Siswa didekatkan pada peristiwa dimana siswa harus mampu mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, ataupun kelompok. e. Rasa saling memiliki Membangun kerjasama dalam kelompok, dan penghargaan pada keberhasilan kelompok atau individu lain, sehingga timbul rasa saling menghargai dan memiliki. f. Keteladanan Memberikan sebuah contoh nyata, sebuah sikap yang patut dicontoh oleh siswa. 3. Mengorkestrasikan Landasan yang Kukuh Dapat dilakukan dengan menggariskan parameter dan pedoman yang jelas yang diikuti siswa antara lain : tujuan, prinsip-prinsip, keyakinan, prosedur, kebijkan, peraturan dan kesepakatan bersama. Parameter-parameter ini harus jelas bagi siswa dan mereka harus berkomitmen untuk mengikutinya. a. Tujuan Siswa diajak untuk mengerti tujuan pembelajaran yang akan dicapai, agar dalam proses kegiatan belajar siswa mampu mengerti arah kegiatan pembelajaran yang berlangsung. b. Prinsip-prinsip Prinsip-prinsip yang akan dicapai di jabarkan kepada siswa baik secara langsung, ataupun tidak langsung. c. Keyakinan Siswa diajak untuk masuk dalam suasana yakin, akan kegiatan pembelajaran yang sedang dia ikuti, dan proses belajar yang sedang dia alami. d. Prosedur Prosedur pembelajaran harus jelas, sehingga siswa tidak terlalu lebar dalam menerima konsep kegiatan pembelajaran. e. Kebijakan Banyak hal yang dibuat didalam kelas, guna kepentingan bersama. Melibatkan siswa dan Guru. Keputusan-keputusan tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dan kebijakan Guru. f. Peraturan dan kesepakatan bersama Siswa dan Guru menyepakati sebuah aturan bersama, yang digunakan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Semisal aturan- aturan kecil di dalam kelompok dan cara bermain. 4. Mengorkestrasikan Lingkungan yang Mendukung Dalam hal ini terdiri dari 4 hal yaitu : a. Lingkungan sekitar Pandangan sekeliling dapat membantu daya ingat. Sebuah gambar dapat lebih berarti dari seribu kata. Jika kita menggunakan gambar sebagai alat peraga dalam situasi belajar, akan dapat modalitas visual dan menjalankan jalur saraf kesadaran. b. Alat bantu Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan. c. Pengaturan bangku Guru dapat mengajar dengan bangku-bangku yang berubah-ubah untuk memaksimalkan momen belajar. d. Tumbuhan, aroma, hewan peliharaan dan unsur organik lainnya Tumbuhan hijau membangkitkan asosiasi yang indah, hewan memberi rasa penyayang. Musik menata suasana hati. 5. Pengajaran yang Dinamis Mengorkestrasikan Perancangan Dapat dilakukan dengan cara : a. Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia mereka ke dunia kita adalah kemampuan untuk menjembatani jurang antara dunia guru dan dunia siswa. b. Modalitas V-A-K 1 Visual : mengakses citra visual yang diciptakan maupun yang diingat. 2 Audiovisual : mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat. 3 Kinestik : mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. c. Model kesuksesan Quantum Teaching memberikan kesempatan kepada kita untuk membawa siswa meraih kesuksesan setiap saat. d. Kerangka perancangan Quantum Teaching Kerangka Quantum Teaching disebut “TANDUR” yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. e. Kecerdasan berganda bertemu SLIM-N-BIL 1 Special-Visual : berpikir dalam citra gambar. 2 Linguistic-verbal : berpikir dan berkata-kata. 3 Interpersonal : berpikir lewat komunikasi dengan orang lain. 4 Musical-ritmik : berpikir dalam irama dan melodi 5 Naturalis : berpikir dengan acuan alam. 6 Badan kinestic : berpikir melalui sensasi dan gerakan tubuh. 7 Logis-matematis : berpikir dengan penalaran. 6. Mengorkestrasikan Presentasi Prima Yaitu cara untuk memanfaatkan suara, wajah, tubuh dan kata-kata untuk memanfaatkan keefektifan berbicara. Dalam bahasa lisan, bahasa tubuh benar- benar dimanfaatkan untuk mengintegrasikan sebuah makna kepada siswa, semisal dalam konteks guru menjelaskan beberapa tokoh, masing-masing tokoh yang dijelaskan dapan disampaikan dengan gaya dan penyampaina suara, wajah, dan bentuk bahasa tubuh yang berbeda-beda. 7. Mengoreksi Fasilitas Elegan Memfasilitasi yaitu memudahkan tingkat parsitipasi yang diinginkan. Dapat dilakukan dengan cara : a. Ingat prinsip KEG Know it ketahui hasilnya Explain it jelaskan hasilnya Get it and give feedback dapatkan hasil dan berkan umpan balik b. Modal kesuksesan dari sudut pandang fasilitator 1 Pengulangan yang sering 2 Gambaran keseluruhan c. Mempengaruhi perilaku dengan tindakan 1 Gerak tubuh 2 Jeda d. Menciptakan strategi 1 Lontarkan pertanyaan 2 Gerakkan pertanyaan hinggan beroleh jawaban e. Tanya jawab belajar 1 Apa yang terjadi 2 Apa yang kita pelajari 3 Bagaimana cara menerapkan apa yang telah kalian pelajari 8. Mengorkestrasikan Keterampilan Belajar Ada lima keterampilan yang merangsang belajar yaitu : a. Konsentrasi terfokus b. Cara mencatat c. Organisasai dan persiapan tes d. Membaca cepat e. Teknik mengingat Kelima hal tersebut merangsang proses belajar karena ketrampilan tersebut menjadi langkah dan modal awal bagi siswa untuk lebih mudah melakukan kegiatan belajar. 9. Mengorkestrasikan Keterampilan Hidup a. Hidup dengan penuh tanggung jawab, pilihan, solusi, kebebasan dan keamanan. b. Komunikasi yang jernih dengan observasi, pikiran, perasaan dan keinginan. c. Membina hubungan, baik dengan guru, siswa, pegawai dan wali murid. 10. Mengorkestrasikan Kesuksesan melalui Praktek Untuk mempraktikan apa yang kita ketahui dengan tentang segala sesuatu pengetahuan yang sudah kita terima dapat dilakukan dengan cara : meringkas bab, melakukan beberapa langkah dalam belajar, raih kesempatan dan persahabatan. Quantum teaching adalah sebuah paket model pembelajaran yang mengaitkan banyak unsur dalam proses pembelajaran. Dalam quantum teaching terdapat banyak hal yang sangat membantu terciptanya sebuah pembelajaran yang ideal, baik itu dari segi tempat, cara dan metode penyampaian, pengemasan bahan ajar, strategi pengakuan dan perayaan keberhasilan siswa, serta penguatan setelah proses pembelajaran berlangsung.

2.1.2. Karakteristik Siswa kelas V dan Tahap Perkembangan anak

Siswa merupakan anak-anak yang mengikuti pelajaran dalam satuan pendidikan. Siswa memiliki tingkat perkembangan dan tugas perkembangan yang berbeda-beda sesuai dengan usianya. Siswa kelas V SD adalah anak yang berada pada usia 11 tahun yang memiliki tahap perkembangan dan tugas perkembangan sesuai usianya, yaitu antara periode operasional konkret dan periode operasional formal.

2.1.2.1. Tahap Perkembangan Anak Menurut Piaget

Menurut Piaget dalam Thalib, 2010: 29 tahap perkembangan kognitif anak dibagi menjadi empat bagian, yaitu periode sensorimotor usia 0 –2 tahun, periode praoperasional usia 2 –7 tahun, periode operasional konkret usia 7–11 tahun, periode operasional formal usia 11 – 15 tahun. Berdasar tahap perkembangan tersebut siswa kelas V SD berada pada tahap operasional konkret di mana anak sudah memiliki kemampuan membentuk berbagai operasi mental, dan berfikir secara konkret.

2.1.2.2. Tahap Perkembangan Anak Menurut Erikson

Menurut Erikson dalam Thalib, 2010: 25, perkembangan manusia dibagi dalam delapan tahap, yaitu bayi 0 – 1 tahun, masa kanak-kanak 1 – 2 tahun, masa pra sekolah 2 – 6 tahun, masa sekolah 6 – 12 tahun, masa remaja 12 – 18 tahun, masa dewasa awal 19 – 40 tahun, masa dewasa 40 – 65 tahun, masa dewasa akhir 65 tahun. Berdasar tahap perkembangan di atas anak kelas V SD termasuk dalam tahap masa sekolah di mana anak belajar membuat keputusan, memperoleh keterampilan untuk bidang pendidikan, serta perkembangan potensi dasar anak. Berdasarkan tahap perkembangan tersebut, anak kelas V SD sangat potensial sekali untuk melakukan kegiatan pembelajaran quantum teaching. Tahap operasianal konkret pada anak kelas V SD dimana anak telah mampu membentuk operasi mental, dan berfikir secara konkret sangat sesuai dengan tujuan dari quantum teaching. Dalam quantum teaching kegiatan pembelajaran bertujuan untuk memadukan unsur fisik, psikis dan emosi siswa. Anak kelas V SD yang berada dalam tahap belajar membuat keputusan, memperoleh ketrampilan, serta perkembangan potensi anak, dapat termaksimaklkan proses belajarnya dengan quantum teaching dikarenakan dalam metode pembelajaran ini sangat berkaitan erat dengan pengembangan potensi-potensi yang ada dalam kegiatan pembelajaran dan unsur-unsur didalamnya, termasuk diri siswa itu sendiri yang secara langsung terkait dalam proses kegiatan pembelajaran.

2.1.3. Hakikat IPS

2.1.3.1. Pengertian IPS

Somantri berpendapat dalam Sapriya, 2009: 11 pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ada dua jenis, yaitu pendidikan IPS untuk persekolahan dan pendidikan IPS untuk perguruan tinggi. P engertian pendidikan IPS untuk persekolahan adalah “penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan” dalam Sapriya, 2009: 11. Sedangkan pengertian pendidikan IPS untuk perguruan tinggi adalah “seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan ” dalam Sapriya, 2009: 11. Dari dua pengertian tersebut terlihat ada perbedaan istilah yaitu penyerderhanaan pada pengertiaan pendidikan IPS untuk persekolahan, dan pengertian pendidikan IPS untuk perguruan tinggi. Menurut Somantri “istilah perbedaan istilah penyerderhanaan dan seleksi mempunyai maksud untuk menunjukkan tingkat kesukaran bahan yang diberikan” dalam Sapriya, 2009: 12. Adanya pembedaan bahan ajar tersebut merupakan penyesuaian tingkat