Pengertian tentang OPTIO FUNDAMENTALIS

25

G. OPTIO FUNDAMENTALIS

1. Pengertian tentang

Optio Fundamentalis Hidup yang hanya sekali ini mau saya apakan? Mau menjadi siapakah aku ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjuk pada pilihan dasar karena menyangkut hidup dan jati diri. Itulah yang dimaksudkan dengan optio fundamentalis, yakni pilihan dasar atau sikap dasar. Pilihan dan sikap dasar ini akan menjadi arah hidup moral seseorang. Tindakan sehari-hari seseorang dapat merupakan uangkapan, peneguhan, pengembangan dan pengawetan optio fundamentalis, jika tindakan sehari-hari tersebut searah dengan pilihan dasarnya. Sebaliknya jika tindakan sehari- hari tidak sejalan dengan optio fundamentalis, tindakan tersebut akan memperlemah dan mematikan optio fundamentalis. Baik- buruknya tindakan seseorang tidak dapat dilepaskan dari pilihan dasar tersebut. Penilaian moral atas tindakan manusiawi perlu melibatkan dan dihubungkan dengan optio fundamentalis Chang, 2001:73-74. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang senantisa dituntut mengambil pilihan dalam berbagai hal. Misalnya, soal makan, pakaian, perlengkapan kerja dan sebagainya. Pilihan-pilihan keseharian itu biasanya berdasar atas pilihan yang lebih mendasar. Misalnya, Si A mengambil pilihan yang agak dasar, yakni untuk hidup sederhana. Pilihan hidup sederhana tersebut akan mempengaruhi pilihan-pilihan lanjutan, seperti pilihan makanan, pakaian, dan lain-lain. Si A merasa cukup makan dengan lauk tahu tempe di warung sederhana, meskipun ia mampu membeli makanan di restoran mewah. Jika dirunut semakin dalam hingga dasar, akhirnya manusia dihadapkan hanya pada dua pilihan yakni memilih mengabdi Tuhan atau ciptaan. Pilihan dasar ini, entah mengabdi Tuhan atau ciptaan akan berpengaruh pada seluruh hidup seseorang. Pilihan dasar ini menjadi semacam janji untuk hidup dengan cara tertentu. 26 Bagi yang mengambil pilihan dasar mengabdi Tuhan, maka ia akan berkomitmen dan mengambil tanggung jawab moral sejalan dengan perintah Tuhan. Dengan itu pilihan dasar merupakan perwujudan kebebasan pribadi. Pilihan dasar ini sebaiknya ditempatkan pada awal hidup moral seseorang, agar hidup moral seseorang sejalan dengan pilihan dasarnya. Optio fundamentalis seseorang dapat berubah. Orang yang semula memiliki optio fundamentalis mengabdi Tuhan, oleh karena tindakan sehari-harinya banyak yang jahat akhirnya optio fundamentalis mengabdi Tuhan itu tidak ada artinya. Dapat terjadi juga hal yang sebaliknya. Semula orang tidak peduli akan Tuhan dan agama, namun karena akibat-akibat negatif yang dia terima sebagai buah tindakannya orang itu pun berubah. ia tidak mau menerima akibat buruk, akhirnya ia bertindak baik agar berbuah baik. Sehubungan dengan itu optio fundamentalis berhubungan dengan rahmat juga. Relasi manusia dengan Tuhan berperan penting dalam menjelaskan optio fundamentalis. Sebagaimana pribadi manusia selalu dalam proses menjadi, demikian juga optio fundamentalis bukan sesuatu yang sekali jadi dan tetap. Optio fundamentalis dapat berubah dan berkembang. Secara psikologis optio fundamentalis sebagai keputusan pribadi yang menyeluruh dapat dibenarkan apabila diambil pada taraf kedewasaan yang memadai. Namun demikian optio ini dipersiapkan sejak masa kanak-kanak dengan tindakan-tindakannya yang mengacu pada moralitas.

2. Pembentukan Optio Fundamentalis