4
tindakan yang diketahui, tindakan yang dikehendakidisengaja, dengan maksud yang baik. Tindakan bermoral memiliki pengertian
sama dengan tindakan manusiawi dalam arti yang luas.
a. Kesadaran Pribadi
Saya tahu apa yang harus saya perbuat dan saya tahu perbuatan saya. Tindakan bermoral mengandaikan adanya pertimbangan. Dan
pertimbangan itu datang dari diri sendiri, bukan pertimbangan orang lain. Dengan pertimbangan itu orang menjadi tahu, sadar
akan apa yang diperbuat dan apa yang harus diperbuat Kieser, 1991:18. Sebagai gambaran: Ketika Yesus, ditanyai Pilatus mengenai
apakah Dia benar raja Yahudi, Yesus bertanya balik: “Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain
yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?” Yoh 18:34. Kata ‘dari hatimu sendiri’ mau mengungkapkan apakah Pilatus sadar
tahu akan apa yang ditanyakan itu, ataukah hal itu datang dari orang lain. Pertanyaan Yesus menantang kesadaran Pilatus.
Hati merupakan simbol dari jati diri atau inti kepribadian seseorang, maka kalau orang mengungkapkan sesuatu atau
bertindak dari hati berarti ada kesadaran penuh atas apa yang diungkapkan atau dilakukan. Seberapa penuh kesadaran yang
menyertai tindakan seseorang itulah yang menunjukkan seberapa penuh pula moralitas yang ada. Tindakan-tindakan spontan-
reaktif cenderung kurang disadari. Maka ketika, terjadi resiko atas tindakan reaktifnya orang lalu kaget dan bingung.
b. Kehendak Bebas
Saya sengaja melakukan, siapa lagi kalau bukan saya? Selain kesadaran, unsur tindakan bermoral yang lain adalah
kehendak bebas, artinya subjek tindakan menghendaki tindakan itu secara bebas. Subjek tindakan dengan sengaja melakukan tindakan
5
itu. Subjek bertindak atas kemauan sendiri, bukan atas paksaan atau pengaruh dari pihak lain Kieser, 1991:19. Sebuah tindakan
bernilai moral tinggi jika tindakan itu dilakukan atas kehendak sendiri. Jika orang bertindak baik karena terpaksa akan memiliki
nilai kebaikan yang lebih rendah dari tindakan yang dilakukan atas kemauan sendiri. Orang yang bertindak atas kemauan sendiri
berarti ia menjadi orang yang proaktif bertanggung jawab, menjadi tuan, atas tindakannya. Sehubungan dengan itu, dalam
kutipan Yohanes di atas Yesus berkata pada Pilatus ‘Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.’ Orang
yang menyerahkan Yesus adalah orang yang atas kemauannya sendiri menyerahkan Yesus kepada Pilatus. Adapun Pilatus,
yang sebenarnya tidak menghendaki menghukum Yesus, atas desakan orang-orang Yahudi terpaksa menghukum Yesus. Karena
itu orang-orang yang menyerahkan Yesus kepada Pilatus lebih besar dosanya daripada Pilatus. Kalau orang terpaksa berbuat
baik, nilai kebaikannya kurang daripada kalau ia memaui sendiri tindakan itu, begitu juga kalau orang terpaksa bertindak kurang
baik karena disuruh, maka nilai kurangbaiknya juga berkurang. Yang menanggung kekurangbaikan yang lebih besar adalah yang
menyuruh. Maka yang menyuruhlah yang lebih bertanggung jawab atas risiko yang ditimbulkan dari perbuatan itu, daripada
orang yang disuruh. Maka yang menyerahkan Yesus lebih besar dosanya daripada Pilatus.
c. Motivasi Luhur